APPRECIATIVE INQUIRY KODE ETIK PSIKOLOGI : STRENGTH, OPPORTUNITY, APPRECIATIVE DAN RESULT (SOAR)
ANALISIS STRENGTH,
OPPORTUNITY, APPRECIATIVE DAN RESULT (SOAR)
SOAR sebagai strategic planning framework sudah mulai
dikenal khalayak. Beberapa orang sudah membicarakan, mencari tahu, dan bahkan
mungkin mempelajari. Pendekatan SOAR terhadap rencana strategis memiliki
beberapa keuntungan dibandingkan dengan model tradisional. Analisis SOAR
memungkinkan anggota organisasi menciptakan masa depan yang mereka inginkan sendiri
dalam keseluruhan proses dengan cara melakukan penyelidikan, imajinasi,
inovasi, dan inspirasi. Fokus internal SOAR adalah kekuatan organisasi. SOAR
juga digunakan untuk analisis eksternal, misalnya analisis mengenai pemasok dan
pelanggan. Keuntungan lainnya berkaitan dengan partisipasi. Pada banyak
organisasi, perencanaan strategis hanya melibatkan orang-orang pada tingkatan
tertinggi serta sekelompok stakeholder. Namun dalam kerangka kerja SOAR,
sebanyak mungkin stakeholder dilibatkan, yang didasarkan pada integritas para
anggotanya. Masalah integritas menjadi sangat penting karena para stakeholder
harus menyadari asumsi-asumsi yang menjadi dasar penggerak bagi para pemimpin
organisasi.
1. Strength
(S)
Hal-hal
yang menjadi kekuatan serta aset terbesar yang dimiliki
diungkapkan, baik aset yang berwujud
maupun aset yang tidak berwujud. Tujuan pengungkapan
ini adalah untuk memberikan penghargaan terhadap segala hal-hal positif yang
dimiliki, yang pasti akan selalu dimiliki baik oleh individu maupun organisasi.
Kekuatan inilah yang akan terus dikembangkan demi
kemajuan organisasi maupun individu di masa depan.
2. Opportunities
(O)
Berarti dilakukannya analisis
terhadap lingkungan eksternal guna mengidentifikasi peluang terbaik yang dimiliki
serta dapat dimanfaatkan oleh organisasi Lingkungan eksternal adalah
sebuah wilayah yang penuh dengan berbagai macam
kemungkinan dan peluang. Salah satu syarat bagi keberhasilan suatu
perusahaan adalah kemampuannya memaksimalkan peluang yang dimiliki. Hal ini
mensyaratkan adanya cara pandang yang positif dalam memandang lingkungan
eksternal yang berubah dengan sangat cepat
3. Aspirations
(A)
Para anggota
organisasi berbagi aspirasi dan merancang kondisi
masa depan yang mereka impikan, yang
dapat menimbulkan rasa percaya diri dan kebanggaan baik terhadap
diri sendiri, pekerjaan, departemen, maupun organisasi secara keseluruhan.
Saling berbagi aspirasi ini menjadi hal yang sangat penting guna menciptakan
visi, misi serta nilai yang disepakati bersama, yang menjadi panduan bagi
perjalanan organisasi menuju masa depan.
4. Results
(R)
Berarti menentukan ukuran dari
hasil-hasil yang ingin dicapai (measurable results) dalam perencanaan
strategis, guna mengetahui sejauh mana pencapaian dari
tujuan yang telah disepakati bersama. Agar para
anggota organisasi merasa termotivasi dalam usaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan ini,
maka perlu dirancang sistem pengakuan (recognition) dan reward yang
menarik.
Dalam analisis SOAR, psikolog
dituntut untuk memiliki kompetensi
yang tinggi dalam melaksanaakan seluruh bentuk jasa, bertanggung jawab, jujur,
batasan kompetensi objektif, integritas. Psikolog dapat
belajar untuk mengidentifikasi inti positif (positive core) yang dimiliki,
memperoleh kejelasan (clarity) terhadap nilai, visi, misi, untuk kemudian
diselaraskan dengan strategi, inisiatif, dan rencana aksi yang disusun.
Berdasarkan kesadaran diri atas nilai-nilai luhur
Pancasila dan UUD 1945, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog menghormati harkat dan
martabat manusia serta menjunjung tinggi terpeliharanya hak-hak asasi manusia.
Dalam kegiatannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog Indonesia mengabdikan dirinya
untuk meningkatkan pengetahuan tentang perilaku
manusia dalam bentuk pemahaman bagi dirinya dan pihak lain serta
memanfaatkan pengetahuan dan kemampuan tersebut bagi kesejahteraan manusia.
Kesadaran diri tersebut merupakan dasar bagi Ilmuwan Psikologi dan
Psikolog Indonesia untuk selalu berupaya melindungi
kesejahteraan mereka yang meminta jasa/praktik beserta semua pihak yang terkait
dalam jasa/praktik tersebut atau pihak yang menjadi obyek studinya. Pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki hanya digunakan untuk tujuan yang taat asas
berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dan UUD 1945 serta nilai-nilai
kemanusiaan pada umumnya dan mencegah penyalahgunaannya oleh pihak lain.
Tuntutan kebebasan menyelidiki dan berkomunikasi dalam melaksanakan
kegiatannya di bidang penelitian, pengajaran, pelatihan, jasa/praktik
konsultasi dan publikasi dipahami oleh Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dengan
penuh tanggung jawab. Kompetensi dan obyektivitas dalam menerapkan kemampuan
profesional terikat dan sangat memperhatikan pemakai jasa, rekan sejawat, dan
masyarakat pada umumnya.
Pokok-pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA
sebagai perangkat nilai-nilai untuk ditaati dan
dijalankan dengan sebaik-baiknya dalam melaksanakan
kegiatan selaku Ilmuwan Psikologi dan Psikolog di Indonesia.
1. Strenght (S) :
Kekuatan yang sangat penting dari kode etik psikologi
salah satunya adalah dapat mengatur tentang penanganan eksperiman terhadap
manusia, dengan adanya kode etik psikolog
turut menerima dan mengikuti aturan, walaupun tidak ada kewajiban formal.
Selain itu juga dengan adanya kode etik psiklogi , bukan hanya dapat mematuhi
etika saja tetapi psikolog mampu membantu klien dalam menyelesaikan masalah. Hal
itu dapat diketahui dari bagaimana kode etik mengatur berbagai praktik
psikologi. Seperti kompetensi, kerahasiaan rekam dan hasil pemeriksaan
psikologi, hubungan antaramanusia, penelitian dan publikasi dan sebagainnya. Selain itu kekuatan
dalam Kode etik psikologi di indonesia juga
menyatakan bahwa pengambilan keputusan juga harus dilakukan sesuai berdasarkan pada pengetahuan
ilmiah dan sikap profesional yang sudah teruji dan diterima luas dalam ilmu
psikologi. Psikolog di tuntut untuk mengidentifikasi kekuatan
apa yang ada pada diri sendiri, yang nantinya itu akan dijadikan modal awal
untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Kekuatan
kita merupakan asset terbesar dalam diri kita. Jadi perlu kemaksimalan dalam
mengorganisir asset yang kita miliki.
2. Opportunities (O) :
Kode etik yang diterapkan di
indonesia adalah peluang terbaik yang dimiliki serta dapat dimanfaatkan oleh
para psikolog yang baru. Kode etik psikologi membantu mengatur berbagai praktik
psikologi. Kode etik psikolog dapat membuat seorang psikolog dapat meningkatkan
tingkat kompentensi yang dimiliki. Kompentensi yang dimiliki seorang psikolog
sangat berguna bagi diri sendiri maupun penanganan bagi klien yang ingin
meminta bantuan menyelesaikan masalahnya. Kode etik psikologi menuntut seorang psikolog harus bersikap
profesional dalam menjalankan tugasnya.
3. Aspirations (A) :
Dengan
adanya kode etik psikologi, psikolog berusaha memberikan keuntungan atau
kebaikan pada pihak-pihak yang berkerja sama dengannya serta tidak membahayakan
mereka. psikolog pun dapat membina hubungan yang baik dengan rasa saling
percaya dan tanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkerja sama dengannya.
Psikolog secara adil memenuhi hak-hak setiap orang terhadap askes dan
keuntungan dari kontribusi psikolog yang diberikan. Kerjasama tersebut dapat
dilakukan dalam pelaksanaan tindakan investigasi, ng teguh proses penyidikan
dan persyaratan yang diperlukan untuk dapat mencapai hasil yang diharapkan
dengan memanfaatkan sistem di dalam orga-nisasi yang ada. Dalam pelaksanaannya
di-usahakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan tetap memegang
teguh prinsip kerahasiaan.
Saling
berbagi aspirasi guna menciptakan visi, misi serta nilai yang disepakati
bersama, yang menjadi panduan bagi perjalanan psikologi indonesia menuju masa
depan
4. Results (R) :
Sebagian besar peran kode etik
psikologi adalah mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan praktik seorang psikolog. guna mengetahui sejauh mana pencapaian
dari tujuan yang telah disepakati bersama,
psikolog menentukan ukuran dari hasil-hasil yang ingin dicapai (measurable
results) dalam perencanaan strategis, dari hasil-hasil
tersebut dapat diukur dan membuktikan tentang apa yang ada pada diri masing-masing.
0 komentar