Contoh LAPORAN PRAKTIKUM PSP
TINGKAT REGULASI DIRI PADA
MAHASISWA DI UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA (UTY)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Regulasi Diri
Penelitian yang dilakukan Raffaeli dkk
mengungkapkan ketidakmampuan
seseorang untuk meregulasi diri
menyebabkan seseorang menjadi kecanduan alkohol
dan obat-obatan terlarang,
membuat seseorang mengalami gangguan
makan, tidak mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
juga membuat anak-anak
rentan terhadap berbagai
resiko tidak berada dalam
lingkungan yang beresiko
memicu munculnya penyakit psikologis.
Penelitian (Setyawati, 2010; Utami,
2011) menyebutkan bahwa peran yang dijalani yang lebih dari satu membuat
munculnya konflik dalam menjalankan peran tersebut. Hasil penelitian Puwanto
(2009) menemukan bahwa mahasiswa yang bekerja dan telah berkeluarga mengalami
kesulitan dalam mengatur diri ketika belajar secara mandiri di luar perkuliahan
tatap muka yang disebabkan oleh faktor internal seperti malas, kurang gigih,
terlalu mengandalkan orang lain dan faktor eksternal yaitu tugas yang banyak di
berbagai perannya.
Schunk dan Zimmerman dalam (Arjanggi,
2010) menjelaskan bahwa pembelajaran mandiri berimplikasi terhadap kapasitas
maupun kemampuan mahasiswa untuk meregulasi diri. Zimmerman dalam (Widawati,
2008) sendiri berpendapat bahwa dalam proses perkembangannya, individu
memerlukan suatu kemampuan mengatur diri sedemikian rupa, sehingga dapat
digunakan sebagai alat adaptasi terhadap setiap perubahan yang ada di
sekelilingnya. Di Perguruan Tinggi, setiap hasil capaian mahasiswa terhadap
mata kuliah yang diprogramkan, akan dimuat dalam sebuah dokumen yang disebut
Daftar Peserta dan Nilai Akhir (DPNA).
B.
Tujuan
Tujuan dikembangkannya Skala Psikologi
ini adalah untuk mendapatkan suatu perangkat tes yang baik valid dan reliabel
tentang regulasi diri.
C.
Manfaat
Dengan skala yang telah dikembangkan
diharapkan dapat digunakan sebagai instrumen untuk mengukur variabel regulasi
diri pada mahasiswa Di Universitas
Teknologi Yogyakarta (UTY).
BAB II
RANCANGAN SKALA
PSIKOLOGI
A.
Pengertian
Regulasi Diri
(Zimmerman, 2010) mengungkapkan bahwa
regulasi diri merujuk
pada pikiran, perasaan dan tindakan yang terencana oleh diri dan terjadi
secara berkesinambungan sesuai dengan
upaya pencapaian tujuan mahasiswa yang aktif tentunya
harus memiliki perilaku
yang direncanakan secara
terus menerus. Untuk mendapatkan
prestasi yang sesuai
dengan keinginannya.
Winne dalam (Adicondro, 2011)
menjelaskan bahwa regulasi diri atau pengaturan diri adalah kemampuan dalam
diri seseorang untuk memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan dan
perilaku untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dalam hal ini ialah tujuan
belajar. Zimmerman dalam (Ghufron & Risnawita, 2010) berpendapat juga bahwa
pengelolaan diri berkaitan dengan pembangkitan diri baik pikiran, perasaan
serta tindakan yang direncanakan dan adanya timbal balik yang disesuaikan pada
pencapaian tujuan personal. Dengan kata lain, pengelolaan diri berhubungan
dengan metakognisi, motivasi dan perilaku yang berpartisipasi aktif untuk
mencapai tujuan personal.
Self regulation
menurut Bandura dalam (Rahmah, 2009) adalah suatu kemampuan yang dimiliki
manusia berupa kemampuan berfikir dan dengan kemampuan itu mereka memanipulasi
lingkungan, sehingga terjadi perubahan lingkungan akibat kegiatan tersebut.
Menurut Bandura seseorang dapat
mengatur sebagian dari pola tingkah laku dirinya sendiri. Secara umum self
regulated adalah tugas seseorang untuk mengubah respon-respon, seperti
mengendalikan impuls perilaku (dorongan perilaku), menahan hasrat, mengontrol
pikiran dan mengubah emosi). Maka dengan kata lain, regulasi diri adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh individu dalam mengontrol tingkah laku, dan
memanipulasi sebuah perilaku dengan menggunakan kemampuan pikirannya sehingga
individu dapat bereaksi terhadap lingkungannya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa regulasi diri yang dimaksud dalam penelitian ini ialah
kemampuan seseorang dalam mengontrol perilakunya sendiri, meliputi aspek
metakognisi, motivasi dan perilaku.
B.
Aspek-Aspek
Regulasi Diri
Menurut Schunk dan Zimmerman menyatakan
bahwa self regulation mencakup tiga aspek :
a. Metakognisi
Metakognisi
adalah kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan atau mengatur,
menginstruksikan diri, memonitor dan melakukan evaluasi.
b. Motivasi
Motivasi
merupakan pendorong (drive) yang ada
pada diri individu yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi
otonomi yang dimiliki dalam setiap aktivitas. Motivasi merupakan fungsi dari
kebutuhan dasar untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi yang
dimiliki setiap individu.
c. Perilaku
Perilaku
merupakan upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi, dan memanfaatkan
lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung aktivitas setiap
individu.
C.
Definisi
Operasional
Regulasi diri (self regulation)
yang dimaksud dalam penelitian ini ialah kemampuan seseorang dalam mengontrol
perilakunya sendiri, meliputi aspek metakognisi, motivasi dan perilaku. Mereka
menghasilkan gagasan, perasaan, dan tindakan untuk mencapai suatu tujuan.
Secara metakognitif mereka bisa memiliki strategi tertentu yang efektif dalam
memproses informasi. Sedangkan motivasi berbicara tentang semangat individu yang
sifatnya internal. Adapun perilaku yang ditampilkannya adalah dalam bentuk
tindakan nyata.
D.
Indikator
Perilaku
1. Aspek
Metakognisi
a. Perencanaan
b. Pemantauan
c. Penilaian/Evaluasi
2. Aspek
Motivasi
a. Motivasi
Intrinsik
b. Motivasi
Ekstrinsik
c. Kontrol
Keyakinan
3. Aspek
Perilaku
a. Berfikir
Kritis
b. Kelola
Lingkungan Dan Waktu
c. Mencari
Bantuan
E.
Tabel
Spesifikasi/kisi-kisi/blue print
Tabel 1. Blue Print Pembobotan Skala Regulasi Diri
No.
|
Aspek/Kompenen
|
Indikator
|
Bobot (%)
|
1
|
Aspek Metakognisi
|
Perencanaan
|
10
|
Pemantauan
|
10
|
||
Penilaian/Evaluasi
|
10
|
||
2
|
Aspek Motivasi
|
Motivasi
Intrinsik
|
10
|
Motivasi
Ekstrinsik
|
10
|
||
Kontrol
Keyakinan
|
10
|
||
3
|
Aspek Perilaku
|
Berfikir
Kritis
|
10
|
Kelola
Lingkungan Dan Waktu
|
15
|
||
Mencari
Bantuan
|
15
|
||
Jumlah
|
100
|
Tabel
2. Blue print Sebaran Aitem Skala Regulasi Diri
No.
|
Aspek
/Kompenen
|
Indikator
|
No. Aitem
|
f
|
|
Favorable
|
Unfavorable
|
||||
1
|
Aspek
Metakognisi
|
Perencanaan
|
1, 19, 37
|
4, 22
|
5
|
Pemantauan
|
7, 25
|
10, 28
|
4
|
||
Penilaian/Evaluasi
|
13, 31, 38
|
16, 34
|
5
|
||
2
|
Aspek
Motivasi
|
Motivasi
Intrinsik
|
2, 20
|
5, 23
|
4
|
Motivasi
Ekstrinsik
|
8, 26
|
11, 29, 39
|
5
|
||
Kontrol
Keyakinan
|
14, 32
|
17, 35
|
4
|
||
3
|
Aspek
Perilaku
|
Berfikir
Kritis
|
3, 21
|
6, 24
|
4
|
Kelola
Lingkungan Dan Waktu
|
9, 27
|
12, 30, 40
|
5
|
||
Mencari
Bantuan
|
15, 33
|
18, 36
|
4
|
||
Jumlah
|
20
|
20
|
40
|
F.
Model
Skala
Skala Regulasi Diri merupakan metode
pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun model skala yang akan digunakan untuk mengembangkan
alat ukur ini adalah model Summated Rating.
G.
Format
Stimulus
Format
stimulus dalam penelitian ini adalah aitem dalam bentuk pernyataan dengan pilihan respon.
H.
Format
Respon
Anchor adalah kondisi-kondisi subjektif yang dapat
digunakan untuk melaporkan perkiraan subjektif dari subjek penelitian. Anchor dalam penelitian ini
menggunakan Anchor perilaku ( Sesuai s.d tidak sesuai) yaitu
jenis anchor yang mendasarkan pada
perilaku nyata dan lebih tepat untuk mengobservasi perilaku subjek.
Anchor perilaku ( Sesuai s.d tidak sesuai) menggunakan 4 alternatif jawaban, yaitu: SS
(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sanagat Tidak Sesuai).
Subjek memilih salah satunya dengan cara memberi tanda check list (√) pada kotak
yang telah disedikan.
Pernyataan-pernyataaan tersebut ada yang bersifat favorable dan ada yang bersifat unfavorable. Anchor ini digunakan untuk merating
hasil suatu kegiatan. Diskripsi jenjang diberikan dengan cara membandingkan suatu objek ukur dengan suatu
hasil yang telah ditentukan sebelumnya.
G. Menulis
Aitem
Penulisan
aitem dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator perilaku yang terdapat
pada blue print.
1.
Perencanaan
Perencanaan aktivitas yang dilaksanakan berhubungan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2.
Pemantauan
Menunjukan inisiatif untuk merekam suatu peristiwa
atau hasil yang telah dicapai.
3.
Penilaian/Evaluasi
Menunjukan pada inisiatif untuk mengevalusi kualitas
atau kemajuan kerja yang sudah dikerjakannya.
4.
Motivasi Intrinsik
Belajar untuk menambah wawasan.
5.
Motivasi Ekstrinsik
Belajar untuk memperoleh nilai yang baik,
menghindari hukuman, menyelesaikan tugas, dan memperoleh pujian/penghargaan.
6.
Kontrol Keyakinan
Tidak mudah putus asa dan mampu mneyelesaikan tugas
dengan baik serta yakin memperoleh nilia yang baik.
7.
Berfikir Kritis
Bertanya pada hal-hal yang tidak sejalan dengan
pemikirannya, bertanya mengenai manfaat sesuatu serta mencoba cara penyelesaian
yang lain.
8.
Kelola Lingkungan Dan Waktu
Menunjukan inisiatif untuk mengatur lingkungan agar
lebih baik, meliputi lingkungan fisik dan psikologis.
9.
Mencari Bantuan
Menunjukan usaha untuk meminta bantuan kepada teman
atau orang lain.
H. Item Review
Profesional judgement dari aitem review ini adalah sebagai berikut:
Dosen Pengampu : Dra.
Indriyati Eka Purwaningsih, S.Psi, M.si
Haniek Farida, S.Psi, M.S
Asisten
Praktikum : Wisnu Setya Nugraha,
S.Psi
I. Skoring
Untuk
menentukan skor maka ditetapkan norma penilaian terhadap jawaban sebagai
berikut :
Tabel
3. Skoring Skala Regulasi Diri
Jawaban
|
Skoring
|
|
favorable
|
unfavorable
|
|
Sangat
Sesuai
|
4
|
1
|
Sesuai
|
3
|
2
|
Tidak
Sesuai
|
2
|
3
|
Sangat
Tidak Sesuai
|
1
|
4
|
0 komentar