Pengukuran, Tes, Evaluasi dan Asesmen dalam Psikometri

by - 9:12 PM


A.  PENGUKURAN
         Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang suatu kontinum. Secara garis besar kontinum dibagi menjadi dua bagian, yaitu kontinum fisik dan kontinum psikologis. Kontinum fisik adalah suatu kontinum pengukuran yang menggunakan skala fisik. Pengukuran yang menggunakan skala fisik akan menghasilkan kontinum-kontinum seperti: kontinum berat, kontinum kecepatan, dan kontinum tinggi dan lain sebagainya. Sedangkan kontinum psikologis adalah kontinum pengukuran yang menggunakan skala psikologis.
         Secara operasional, pengukuran merupakan suatu prosedur perbandingan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Karakteristik pengukuran adalah:
a. Merupakan perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya.
b. Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif
c. Hasilnya bersifat deskriptif.
          Fungsi dan Tujuan Pengukuran :
a.    Pengukuran berfungsi untuk mendapatkan hasil perbandingan atau nilai yang diperoleh ketika pengukuran tersebut  selesai dilakukan.
b.   Pengukuran bertujuan untuk membandingkan sesuatu dengan satu ukuran yang serupa.
               Skala pengukuran :
a.    Skala Nominal
     Skala Nominal adalah skala yang disusun menurut kategorinya atau fungsi bilangan hanya sebagai simbol untuk membedakan sebuah karakteristik dengan karakteristik lainnya. Ciri-ciri skala nominal adalah :
·         Angka yang tertera hanya bentuk label/kategorisasi
·         Tidak dapat dilakukan operasi matematika hitung
·         Tidak memiliki nilai nol yang mutlak atau absolut
·         Tidak memiliki urutan atau ranking
   Contoh skala nominal diantaranya adalah suku bangsa, agama, jenis kelamin, jenis pekerjaan, dll. Data tersebut dikategorikan dalam bentuk angka, misalnya PNS diberi angka 1 dan Pegawai Swasta diberi angka 2.
b.   Skala Ordinal
     Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah ataupun sebaliknya. Contoh skala ordinal adalah mengukur tingkat prestasi kerja, kepangkatan militer, mengukur prestasi kejuaraan, status sosial. Data tersebut tidak memiliki jarak yang pasti dalam pengkategorisasiannya, hanya berupa jenjang yang diurutkan.
c.       Skala Interval
   Skala interval adalah skala yang menunjukkan jarak anatara satu dengan yang lain dan memiliki bobot yang sama. Contoh skala interval adalah temperatur dan suhu, skor IQ, kelompok skor ujian. Data dalam contoh skala ordinal memiliki jarak yang pasti dalam pengkategorisasiannya dan memiliki bobot atau nilai yang sama.
d.      Skala Ratio
   Skala ratio adalah skala pengukuran yang memiliki nilai nol mutlak dan mempunyai jarak yang sama. Contoh skala ratio diantaranya adalah berat badan, tinggi badan, jarak, timbangan berat. Data tersebut memiliki nilai nol yang mutlak dan bisa dilakukan operasi hitung atasnya. Nol mutlak dalam artian apabila berat badan adalah nol, maka seseorang tidak memiliki berat badan.





B.  TES
         Dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain daripada sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek dalam melakukan tugas-tugas tersebut. Batasan seperti tersebut di atas tentu masih terlalu sederhana karena pada kenyataannya tidak semua kumpulan pertanyaan cukup berharga untuk dinamakan tes. Banyak syarat-syarat kualitas yang harus dipenuhi oleh rangkaian pertanyaan atau tugas itu agar dapat disebut tes.
         Karena tes merupakan alat pengukur maka istilah pengetesan kerap kali menggantikan istilah pengukuran, dan sebaliknya. Dalam hal ini yang terpenting adalah mengetahui di mana penggunaan kedua istilah itu dapat dipertukarkan atau saling menggantikan dan kapan kedua istilah tersebutharus dibedakan agar tidak menimbulkan salah pengertian.
               Fungsi dan Tujuan Tes
a.    Tes berfungsi sebagai alat perantara untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu memecahkan masalah dan memahami beberapa konsep yang ada.
b.   Tes bertujuan sebagai proses akhir untuk setiap peserta didik terhadap beberapa materi atau konsep dan menghasilkan nilai yang sesuai dengan kemampuan peserta didik tersebut.

C.  EVALUASI
         Dari hasil pengukuran luas sebuah meja 100 cm x 75 cm = 7500 cm, misalanya, dapatkah kita mengatakan bahwa meja tersebut sempi, sedang, atau lapang? Apakah angka 45 sebagai hasil suatu tes matematika termasuk rendah, sedang atau tinggi? Ternyata tanpa adanya suatu pembanding, kita tidak akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Meja seluas 100 cm x 75 cm tentu sangat pas bila diperuntukkan sebagai meja ketik namun menjadi terlalu sempit bila diperuntukkan sebagai meja makan keluarga. Angka matematika 45 poin tentu terlalu rendah bila ternyata soal tes keseluruhan adalah 100 buah namun akan menjadi hasil yang sangat bagus bila tesnya ternyata hanya berisi 50 soal saja. Begitu pun, angka 45 dari suatu tes yang berisi 100 soal dapat saja berarti sangat baik kalau saja para peserta yang lain pada umumnya hanya mampu mencapai angka 15.
         Jelaslah bahwa interpretasi terhadap hasil pengukuran hanya dapat bersifat evalutif apabila disandarkan pada suatu norma atau suatu kriteria. Norma berarti rata-rata, yaitu harga rata-rata bagi suatu kelompok subjek. Kelompok subjek dapat berupa kelompok usia, kelompok kelas, kelompok jenis kelamin, kelompok suku, kelompok budaya, atau kelompok bangsa. Jadi akan ada norma usia, norma kelas, dan lain sebagainya. Karena hasil tes psikologis seringkali tidak memiliki satuan ukur maka perlu dinyatakan secara normatif. Sebagai contoh, hasil ukur IQ dinyatakan sebagai 110 IQ-WAIS atau skor tes matematika dinyatakan dalam skor PR (percentile rank) ke 78.
         Dengan adanya noram dan kriteria, hasil yang sama dari suatu pengukuran dapat saja mendatangkan interpretasi yang berbeda. Sebagai contoh, skor 35 pada tes SPM akan berlainan sekali artinya bila dihasilkan oleh subjek yang berusia 27 tahun dan bila dihasilkan oleh subjek yang berusia 12 tahun. Laji kendaraan 40 km/jam akan lain sekali maknanya apabila kendaraannya adalah sebuah mobil. Demikianlah, dengan evaluasi kita dapat mengatakan suatu atribut sebagai baik-buruk, cepat lambat, jauh-dekat, tinggi-rendah, dan lain sebagainya. Secara ringkas, karakteristik evaluasi adalah:
a.    Merupakan pembandingan antara hasil ukur dengan suatu norma atau suatu kriteria
b.   Hasilnya bersifat kualitatif
c.    Hasilnya dinyatakan secara evaluatif.

                     Fungsi dan Tujuan Evaluasi :
a.    Fungsi evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu fungsi untuk pendidik dan fungsi untuk peserta didik. Fungsi evaluasi untuk pendidik/guru yaitu evaluasi dilakukan sebagai acuan atau patokan guru untuk mengambil keputusan, apakah suatu materi akan dilanjutkan atau diulang kembali. Sedangkan fungsi evaluasi untuk peserta didik yaitu agar peserta didik mengetahui sejauh mana dia mampu dan mengerti suatu materi atau konsep yang telah diajarkan.
b.   Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik berhasil mencapai tujuan belajar, memahami suatu konsep dengan menjawab beberapa soal, mampu mengaplikasikan konsep-konsep, dan mampu memecahkan sebuah masalah-masalah yang ada.

D.  PENILAIAN (ASSESSMENT)
         Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Jenis-jenis asesmen, yaitu:
a.       Asesmen formatif dan sumatif
         Asesmen sumatif dilaksanakan di akhir pembelajaran dan digunakan untuk membuat keputusan tentang kenaikan kelas peserta didik.
         Asesmen formatif dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Wujudnya berupa pemberian balikan atas pekerjaan peserta didik dan tidak dijadikan dasar penentuan kenaikan kelas. Dalam konteks belajar asesmen sumatif dan normatif disebut dengan asesmen belajar.
b.      Asesmen obyektif dan subyektif
Asesmen obyektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki satu jawaban benar.
Asesmen subyektif merupakan bentuk pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban benar.
c.       Asesmen acuan patokan dan acuan normatif
         Asesmen acuan patokan digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya menggunakan tes acuan patokan.
         Asesmen acuan normatif adalah asesmen yang menggunakan tes acuan normatif dan tidak digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Asesmen ini dikenal dengan penentuan rangking berdasarkan kurve normal.
d.      Asesmen formal dan informal
         Asesmen formal diwujudkan dalam bentuk dokumen tertulis dan diberikan skor dalam bentuk angka atau penentuan rangking berdasarkan kinerja peserta didik.   
         Asesmen informal dilakukan dengan cara yang lebih terbuka seperti observasi, inventori, diskusi yang tidak dimaksudkan untuk menentukan rangking.
e.       Asesmen autentik (Asesmen kineja)
Asesmen berbasis kinerja merupakan bentuk ujian di mana peserta didik menjawab suatu pertanyaan atau membuat produk dan mendemonstrasikan ketrampilan atau menampilkan kemampuan/pengetahuan.


Wujudnya antara lain:
·         Tugas membuat proyek secara individual atau kelompok
·         contoh tulisan atau karangan 
·         memecahkan masalah terbuka
·         pertanyaan yang membutuhkan konstruksi jawaban
·         eksperimen ilmiah
·         portofolio
·         simulasi computer
·         wawancara atau presentasi lisan
            Tahap-tahap asesmen kinerja adalah:
·         Mengidentifikasi hasil pembelajaran.
·         Mengembangkan tugas-tugas untuk menemukan tujuan pembelajaran.
·         Mengidentifikasi hasil belajar tambahan yang di dukung oleh tugas.
·         Merumuskan kriteria dan tingkat kinerja untuk mengevaluasi kinerja peserta didik.
f.       Asesmen portofolio
         Asesmen portofolio merupakan bentuk evaluasi kinerja yang paling populer. Biasanya berbentuk file atau folder yang berisi koleksi karya peserta didik.
            Tahap-tahap asesmen portofolio adalah:
            a.   Perencanaan dan pengorganisasian
·         Mengembangkan perencanaan portofolio yang bersifat fleksibel.
·         Merencanakan waktu secukupnya agar peserta didik mempersiapkan dan mendiskusikan aspek-aspek portofolio.
·         Dimulai dengan satu aspek belajar dan hasil belajar peserta didik, kemudian semakin meningkat sejalan dengan apa yang dipelajari peserta didik.
·         Memilih aspek yang dimasukkan di dalam portofolio yang mampu menunjukkan kemajuan peserta didik atau penguasaan tujuan pembelajaran.
·         Memilih setidaknya dua aspek, yakni indikator yang diperlukan atau aspek-aspek inti dan sampel pekerjaan yang dipilih.
·         Menempatkan daftar tujuan di depan masing-masing portofolio. Bersamaan dengan indikator yang dipersyaratkan dan tempat mencatat aspek-aspek pilihan.
            b.   Implementasi
·         Melekatkan perkembangan aspek-aspek portofolio di dalam kegiatan kelas yang sedang berlangsung.
·         Memberikan tanggung jawab kepada peserta didik untuk mempersiapkan, memilih, menilai dan menyimpan portofolionya sendiri.
·         Membagi aspek-aspek portofolio yang telah dipilih.
·         Mencatat komentar pendidik dan peserta didik dengan segera terhadap portofolio tersebut.
            c.   Hasil
·         Menganalisis aspek-aspek portofolio untuk memahami pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
·         Menggunakan informasi portofolio itu untuk mendokumentasi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik, untuk disampaikan kepada orang tua dan memperbaiki pembelajaran di kelas.
      Fungsi dan Tujuan Assesment :
      a.   Assesment atau penilain berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik mampu atau tidak dalam pembahasan materi. 
      b.   Assesment atau penilaian bertujuan untuk menetapkan hasil akhir guna mengetahui apakah peserta didik tersebut sudah mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya.

E.  TES PSIKOLOGI
         Menurut Cronbach (1976), tes psikologi terdiri dari tes yang mengukur performansi maksimal (maximal performance) dan tes yang mengukur performansi tipikal (typical performance).
a.   Tes yang mengukur performansi maksimal (maximum performance)
         Tes ini dirancang untuk mengungkap apa yang dapat dilakukan oleh subjek dan seberapa baik ia dapat melakukannya. Dalam penyajiannya, subjek selalu didorong untuk berusaha sebaik mungkin. Kesiapan, motivasi dan keinginan untuk berusaha di pihak subjek sangat penting artinya adalam mengerjakan tes ini. Karena itu petunjuk pengejaan tes harus dibuat sejelas dan setepat mungkin, Cara pemberian skor pun seringkali harus diberitahukan sebelumnya kepada subjek, demikian pula halnya batas waktu pengerjaan dan semacamnya. Dalam hal ini hanya pendekatan dan strategi pengerjaan soal-soal yang tidak diberitahukan kepada subjek. Yang dapat digolongkan dalam jenis tes ini adalah tes intelegensi, tes kemampuan khusus (misal tes bakat) dan sebagainya.
      b.   Tes yang mengukur performansi tipikal (typical performance)
         Tes ini disusun untuk mengungkap apa yang cenderung dilakukan oleh subjek dalam situasi-situasi tertentu. Jadi tes ini tidak dimaksudkan untuk mengukur apa yang dapat atau mampu dilakukan oleh subjek, tetapi mengungkap apa yang akan dilakukannya. Biasanya subjek tidak mengetahui apa yang diharapkan darinya. Stimulus dalam pengerjaan tes ini acap kali tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga, subjek sulit untuk menebak jawaban yang terbaik yang harus diberikan, dan subjek tidak mengetahui bagaimana jawabannya nanti akan diberikan skor. Yang termasuk dalam jenis tes ini seperti tes inventori minat, inventori kepribadian, dan semacamnya.

You May Also Like

0 komentar