REVIEW JURNAL

by - 12:06 AM

Psikologi Sosial

                   I.            IDENTITAS

A.      Penulis
           Prihatiningsih1 & Sugiyanto

B.       Nama Jurnal
  Jurnal Psikologi

C.      No. Jurnal
VOLUME 37, NO. 1, JUNI 2010: 82 – 93

D.                 Judul Jurnal
Pengaruh Iklim Keselamatan dan Pengalaman Personal terhadap Kepatuhan pada Peraturan Keselamatan Pekerja konstruksi

                II.            PENDAHULUAN
A.      LatarBelakang
Keselamatan1 kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh sebuah perusahaan. Hal ini disebabkan karena keselamatan kerja berkaitan erat dengan kelangsungan hidup pekerja. Begitu pentingnya faktor keselamatan kerja sampai dituangkan dalam UU Ketenagakerjaan No.13/tahun 2003, pasal 86 dan 87 pada bab Perlindungan, Pengupahan dan Kesejahteraan. Pasal 87 ayat (1) berbunyi “Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan” (ILO, 2004).
Undangundang tersebut juga didukung kebijakan umum pemerintah yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan pada bidang konstruksi antara lain UU No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi berikut peraturan pemerintahnya (Bisnis Bali Online, 2007). Undangundang No. 8 tahun 1999 mengatur tentang kewajiban penyelenggara konstruksi untuk memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja serta perlindungan tenaga kerja, dan tata lingkungan setempat (Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, 2007). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor Per 01/Men/1980 tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada konstruksi bangunan antara lain mengatur persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti tempat kerja dan alat kerja, perlengkapan penyelamatan dan pelindung diri (Zain, 1980).
Rendahnya kepatuhan para pekerja terhadap ketentuan mengenai K3, terutama pemakaian alat pelindung diri, merupakan salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan kerja pada pekerjaan konstruksi (Bisnis Bali Online, 2007). Kecelakaan kerja di sektor konstruksi merupakan penyumbang angka kecelakaan kerja terbesar pada beberapa tahun terakhir ini di samping kecelakaan kerja di sektor lain (BPKSDM, 2006). Berdasarkan data yang dihimpun oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama tahun 20052007, ratarata terjadi 85.000 kasus kecelakaan kerja setiap tahun, yang mengakibatkan ratarata 1.700 pekerja meninggal dunia, sementara yang mengalami cacat tetap ratarata sekitar 7.000 pekerja (Humas PT Jamsostek, 2008).
Kepatuhan pada peraturan keselamatan menggambarkan aktivitas inti yang harus dilaksanakan oleh seseorang untuk memelihara keselamatan tempat kerja (Neal & Griffin, 2002). Lebih lanjut, dikatakan bahwa kepatuhan keselamatan meliputi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan, mengikuti prosedur yang benar, dan menggunakan peralatan yang tepat.




B.       Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kepatuhan berlalu lintas pada remaja pengendara sepeda motor di Surabaya.

             III.            METODE
Subjek terdiri atas staf dan pekerja konstruksi pada proyek rehabilitasi gedung olahraga Amongrogo, Yogyakarta, sebanyak tujuh puluh orang. Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan instrumen pengukuran berupa skala iklim keselamatan dan kepatuhan, serta data identitas diri subjek.

             IV.            HASIL & PEMBAHASAN
Dari hasil proses pengumpulan data diperoleh data tingkat pendidikan danmpengalaman kerja dari setiap subjek. Datamtersebut selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi, untuk melihat pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja sebagai variabel pengalaman personal terhadap kepatuhan pada peraturan keselamatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor iklim keselamatan yang diperoleh subjek berkisar antara 112 sampai dengan 172 dengan rerata empirik sebesar 143. Skor kepatuhan yang diperoleh masingmasing subjek berkisar antara enam sampai dengan 28 dengan rerata empirik sebesar 22.
Hasil uji regresi ganda pengalaman personal dan iklim keselamatan dengan kepatuhan pada pekerja konstruksi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,253 dengan F=7,45m(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwamsecara bersamasama variabel pengalaman personal dan variabel iklim keselamatan berpengaruh terhadap kepatuhan. Dengan demikian, hipotesis yang menyebutkan bahwa “ada pengaruh iklim keselamatan dan pengalaman personal terhadap kepatuhan pada peraturan keselamatan” diterima.

Berdasarkan hasil analisis, pengalaman personal memiliki pengaruh sebesar 17,5% terhadap kepatuhan. Pengaruh tingkat pendidikan dan pengalaman kerja terhadap kepatuhan masingmasing sebesar 11,1% dan 6,4%. Sementara itu, iklim keselamatan memiliki pengaruh sebesar 7,8 % terhadap kepatuhan sehingga variabel iklim keselamatan dan pengalaman personal secara bersamasama memberikan pengaruh sebesar 25,3% terhadap kepatuhan. Hal ini berarti, 74,7% variasi kepatuhan dipengaruhi oleh variabel lain selain iklim keselamatan dan pengalaman personal. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel 4
Hasil Uji Regresi Ganda
                   Variabel                      R2                         p                     Beta
        Iklim keselamatan                   0,078               <0,05               0,352
      Tingkat pendidikan                 0,111               <0,05               0,287
      Pengalaman kerja                    0,064               <0,05               0,283

Untuk melihat pengaruh masingmasing dimensi iklim keselamatan terhadap kepatuhan, dilakukan analisis regresi dengan variabel independen keenam dimensi iklim keselamatan. Hasil uji regresi ganda enam dimensi iklim keselamatan dengan kepatuhan pada peraturan keselamatan pekerja konstruksi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,515, dengan F=12,223 (p<0,05). Dengan demikian, keenam dimensi iklim keselamatan secara bersamasama berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan, dan besarnya pengaruh 53,8%. Untuk melihat pengaruh masingmasing dimensi terhadap kepatuhan, dilakukan analisis regresi dengan stepwise. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 5.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari keenam dimensi iklim keselamatan yang diteliti, hanya dimensi praktek keselamatan atasan, sikap keselamatan, dan pelatihan keselamatan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan. Ketiga dimensi tersebut secara bersamasama berpengaruh terhadap kepatuhan sebesar 51,5%. Dimensi praktek keselamatan atasan memiliki pengaruh paling dominan terhadap kepatuhan, yaitu sebesar 39,8%. Dimensi sikap keselamatan dan pelatihan keselamatan masingmasing memberikan pengaruh pada kepatuhan sebesar 8,0% dan 3,7%.
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi per Dimensi Iklim Keselamatan (Stepwise)
                   Dimensi                                 R2                           p                     Beta
        Praktek keselamatan atasan                0,039               <0,05               0,388  
      Sikap keselamatan                               0,080               <0,05               -0,329 
      Pelatihan keselamtan                           0,037               <0,05               0,256              
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh iklim keselamatan dan pengalaman personal terhadap kepatuhan pada peraturan keselamatan pekerja konstruksi. Pengaruh pengalaman personal terhadap kepatuhan sebesar 17,5%, sedangkan pengaruh iklim keselamatan sebesar 7,8%. Dengan demikian, secara bersamasama pengalaman personal dan iklim keselamatan mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan sebesar 25,3%. Sisanya sebesar 74,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, yaitu keterlibatan pelaksanaan tugas (Asnawi, 2002), motivasi keselamatan (Riyadi, 2007), dan tipe kepribadian (Neal & Griffin, 2004).
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Dejoy et al. (dalam Neal & Griffin, 2004) di tempat pelayanan kesehatan. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa iklim keselamatan merupakan faktor penguat dalam lingkungan kerja dengan meningkatkan kepatuhan terhadap peralatan perlindungan pribadi. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian McGovern et al. (dalam Neal & Griffin, 2004) yang menemukan bahwa iklim keselamatan dapat mempengaruhi kepatuhan terhadap peraturan keselamatan.

Pengaruh pengalaman personal terhadap kepatuhan lebih besar dibanding iklim keselamatan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Zhou et al. (2008), yang menemukan bahwa pengalaman kerja dan tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku keselamatan. Dalam penelitian ini, tingkat pendidikan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap kepatuhan dibanding pengalaman kerja. Tingkat pendidikan memberikan pengaruh sebesar 11,1%, sedangkan pengalaman kerja berpengaruh sebesar 6,4%. Hal ini berlawanan dengan hasil penelitian Zhou et al. (2008), yang justru menemukan bahwa pengalaman kerja lebih berpengaruh terhadap kepatuhan dibanding tingkat pendidikan.

                V.            KESIMPULAN
Penelitian ini meunjukkan adanya pengaruh iklim keselamatan dan pengalaman personal yang signifikan terhadap kepatuhan pada peraturan keselamatan pekerja konstruksi. Artinya, semakin tinggi iklim keselamatan dan pengalaman personal yang dimiliki subjek, semakin tinggi pula kepatuhan subjek pada peraturan keselamatan, khususnya penggunaan APD. Iklim keselamatan dan pengalaman personal bersamasama memberikan pengaruh sebesar 25,3% terhadap kepatuhan pada peraturan keselamatan. Hal ini berarti, 74,7% kepatuhan ditentukan oleh faktor lainnya. Pengalaman personal berpengaruh lebih tinggi terhadap kepatuhan dibanding iklim keselamatan, yaitu sebesar 17,5%. Iklim keselamatan hanya berpengaruh sebesar 7,8% terhadap kepatuhan. Dari keenam dimensi iklim keselamatan yang diteliti, hanya dimensi praktek keselamatan atasan, sikap keselamatan, dan pelatihan keselamatan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan. Dimensi praktek keselamatan atasan memiliki pengaruh paling dominan terhadap kepatuhan, yaitu sebesar 39,8%.

 

You May Also Like

0 komentar