Contoh Laporan Praktikum Eksperimen

by - 1:02 AM


PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN EFT
(EMOTIONAL FREEDOM THERAPHY) TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DIDEPAN UMUM PADA MAHASISWA PSIKOLOGI SEMESTER II




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Pada umumnya kecemasan merupakan salah satu masalah psikologis yang ada disekitar kita. Kecemasan merupakan pengalaman universal, dijumpai oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Istilah kecemasan sendiri banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengartikan perasaan takut pada diri seseorang. Banyak hal yang dapat menimbulkan kecemasan, misalnya kesehatan kita, relasi kita, ujian, karier, dan hal-hal yang akan terjadi di masa mendatang. Menurut Chaplin (dalam Wahyuni, 2014) kecemasan merupakan perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai rasa-rasa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut. Pengertian lain yaitu menurut Freud (dalam Wahyuni, 2014) kecemasan yaitu kondisi yang tidak menyenangkan, bersifat emosional dan sangat terasa kekuatannya, disertai sebuah sensasi fisik yang memperingatkan seseorang terhadap bahaya yang sedang mendekat.
            Dalam hal ini mahasiswa fakultas psikologi dituntut untuk memiliki kemampuan berbicara secara personal dengan klien maupun berbicara di depan umum. Kemampuan mengungkapkan sesuatu secara lisan memerlukan penguasaan bahasa yang baik agar mudah dimengerti oleh orang lain serta membutuhkan pembawan diri yang tepat. Pada umumnya mahasiswa mengasah kemampuannya dalam berbicara di depan umum lebih banyak saat diskusi kelompok dan presentasi. Akan tetapi, masih banyak mahasiswa yang sering merasa cemas untuk mengungkapkan pemikirannya secara lisan, baik pada saat diskusi kelompok, saat mengajukan pertanyaan pada dosen, ataupun ketika harus berbicara di depan kelas saat mempresentasikan tugas (dalam Wahyuni, 2014).
            Kecemasan berbicara di depan umum ini dapat diatasi dengan berbagai macam terapi, misalnya terapi kognitif dan terapi behavioristik. Contoh dari terapi kognitif yaitu terapi EFT (Emotional Freedom Technique) yang merupakan salah satu jenis terapi kognitif yang digunakan untuk mengubah persepsi negatif seseorang sehingga dapat menjadi perilaku yang adaptif. Terapi kognitif mampu mengatasi kondisi stress karena kecemasan pada saat mempunyai hambatan komunikasi dengan orang lain (dalam Wulandari, 2016). Pendapat lain yaitu menurut Tairas (dalam Sastra, 2016) mengemukakakan bahwa EFT dapat dikatakan versi psikologi dari terapi akupresur. EFT tidak menggunakan jarum, melainkan dengan menyelaraskan sistem energi tubuh pada titik-titik meridian tubuh yaitu dengan cara mengetuk (tapping) dengan ujung jari. Pendapat yang mendukung teori di atas, yaitu menurut Rowe, dkk (2011 dalam Prameswari 2015) EFT adalah terapi komplementer yang dikembangkan oleh Gary Craig. EFT dikembangkan untuk manajemen stress dan ansietas. Beberapa penelitian menyatakan bahwa EFT dapat menurunkan stress, dan menunkan ansietas serta depresi. Salah satu treatment yang akan di berikan pada saat terapi EFT adalah Talk To Mirror. Talk To Mirror yaitu mengasah kemampuan berbicara di depan cermin sebelum berbicara di depan umum untuk mengatasi kecemasan pada diri.
            Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti ini adalah apakah ada hubungan antara pengaruh terapi EFT (Emotional Freedom Technique) terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa.

B.  Tujuan
      1.  Untuk mengetahui pengaruh penerapan EFT terhadap kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa.
      2.   Untuk membantu mengurangi masalah kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa semester dua.
      3.   Untuk melatih mahasiswa dalam melakukan penelitian dan memberikan pelatihan.
  

C.  Manfaat
      1.   Bagi Peneliti
            a.  Memberikan pengetahuan mengenai cara-cara menangani kecemasan berbicara di depan umum.
            b.  Memberikan pengetahuan serta wawasan yang baru untuk menerapkan teori yang di dapat diperkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya.
      2.   Bagi Responden
            a.  Menambah rasa percaya diri saat berbicara di depan umum.
            b. Mengurangi kecemasan yang ada di dalan diri responden.
            c. Menambah pengetahuan akan cara-cara mengatasi kecemasan di depan umum.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Variabel Tergantung
      1.   Pengertian
            Menurut Nevid (2005), kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal dibeberapa situasi, tetapi tidak disituasi lain. Suliswati (2005) mengatakan bahwa kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Pengertian lain yaitu menurut Semiun (2006) kecemasan berbicara di depan umum adalah suatu keadaan emosional yang ditandai oleh rangsangan fisiologis, perasaan-perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan ketakutan, persangkaan (firasat) serta perasaan ngeri terhadap masa depan.
            Menurut Philips (dalam Wahyuni, 2014) kecemasan berbicara di depan umum disebut juga dengan istilah reticence, yaitu ketidakmampuan individu untuk mengembangkan percakapan yang bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi karena adanya ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna, yang ditandai dengan adanya reaksi secara psikologis dan fisiologis.  Menurut Beaty (dalam Anwar, 2010) menyebut kecemasan di depan umum dengan istilah communication apprehension, dan menjelaskan bahwa kecemasan di depan umum merupakan bentuk dari persaan takut atau cemas secara nyata ketika berbicara di depan orang-orang sebagai hasil dari proses belajar sosial.
            Kecemasan berbicara di depan umum adalah perasaan tak nyaman dalam kehadiran individu-individu lain, yang selalu disertai oleh perasaan malu yang ditandai dengan kejanggalan/kekakuan, hambatan dan kecenderungan untuk menghindari interaksi sosial (Hudaniyah dkk, 2006).

            
      2.   Aspek-Aspek
            Aspek-aspek dari kecemasan berbicara di depan umum menurut Semiun, Y (2006), yaitu :
a.    Aspek suasana hati
        Aspek-aspek suasana hati dalam gangguan kecemasan adalah kecemasan, tegang, panik dan kekhawatiran, individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan adanya hukuman atau bencana yang akan mengancam dari sumber tententu yang tidak diketahui. Aspek-aspek suasana hati yang lainnya adalah depresi dan sifat mudah marah.
b.   Aspek kognitif
        Aspek-aspek kognitif dalam gangguan kecemasan menujukan kekhawatiran dan keprihatianan mengenai bencana yang diantisipasi oleh individu misalnya seseorang individu yang takut berada ditengah khayak ramai (agorapho) menghabiskan banyak waktu untuk khawatir mengenai hal-hal yang tidak menyenangkan (mengerikan) yang mungkin terjadi dan kemudian dia merencanakan bagaimana dia harus menghindari hal-hal tersebut.
c.    Aspek somatik
        Aspek-aspek somatik dari kecemasan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pertama adalah aspek-aspek langsung yang terdiri dari keringat, mulut kering, bernapas pendek, denyut nadi cepat, tekanan darah meningkat, kepala terasa berdenyut-denyut, dan otot terasa tegang. Kedua apabila kecemasan berkepanjangan, aspek-aspek bertambah seperti tekanan darah meningkat secara kronis, sakit kepala, dan gangguan usus (kesulitan dalam pencernaan, dan rasa nyeri pada perut) dapat terjadi.
d.   Aspek motorik
        Orang-orang yang cemas sering merasa tidak tenang, gugup, kegiatan motorik menjadi tanpa arti dan tujuan, misalnya jari-jari kaki mengetuk-mengetuk, dan sangat kaget terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Aspek-aspek motorik ini merupakan gambaran rancangan kognitif dan somatik yang tinggi pada individu dan merupakan usaha untuk melindungi diri dari apa saja yang dirasanya mengancam.

      3.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi VT
            Secara umum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan berbicara menurut Thallis (dalam Rofiani, 2014) adalah:
a.    Faktor Individu
        Faktor ini di tunjukkan dengan adanya rasa kurang percaya diri pada diri individu, masa depan tanpa tujuan dan adanya perasaan ketidakmampuan untuk bekerja.
b.   Faktor Lingkungan  
        Perasaan cemas muncul karena individu merasa tidak dicintai orang lain, tidak memiliki kasih sayang, tidak memiliki dukungan dan motivasi.
            Rahayu (dalam Rofiani, 2014) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mengalami kecemasan berbicara di depan umum adalah sebagai berikut:
a.    Pengukuhan (Reinforcement)
        Menurut teori pengukuhan, anak belajar mengulang perilaku dari belajar pengukuh, sedangakan perilaku yang tidak diberi pengukuh cenderung akan dikurangi atau dihilangkan.
b.   Skill acquisition
        Teori skala bahwa menganggap individu mengalami kecemasan berbicara di depan umum, karena gagal mengembangkan keterampilan yang perlu untuk berkomunikasi dengan sukses.
c.    Peniruan (modelling)
        Teori peniruan menganggap bahwa kecemasan berbicara di depan umum dapat berkembang karena adanya imitasi dengan orang lain yang dialami individu dalam interaksi sosial.
d.   Pikiran yang tidak rasional (irrational thinking)
        Pandangan teori kognitif menganggap bahwa tidak ada peristiwa yang menimbulakan individu merasa cemas ketika berbicara di depan umum, tetapi kecemasan tersebut lebih di sebabkan oleh keyakinan-keyakinan mereka yang tidak rasional tentang suatu peristiwa yang ada hubungannya dengan berbicara di depan umum.
            Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum, yaitu faktor inividu dan lingkungan, serta faktor reinforcement, skill acquisition, modelling dan irrational thinking.

B.  Variabel Bebas
      1.   Pengertian
            Terapi EFT (Emotional Freedom Technique) merupakan salah satu jenis terapi kognitif yang digunakan untuk mengubah persepsi negatif seseorang sehingga dapat menjadi perilaku yang adaptif. Terapi kognitif mampu mengatasi kondisi stress karena kecemasan pada saat mempunyai hambatan komunikasi dengan orang lain (dalam Wulandari, 2016). Pendapat lain yaitu menurut Tairas (dalam Sastra, 2016) mengemukakakan bahwa EFT dapat dikatakan versi psikologi dari terapi akupuntur. EFT tidak menggunakan jarum, melainkan dengan menyelaraskan sistem energi tubuh pada titik-titik meridian tubuh yaitu dengan cara mengetuk (tapping) dengan ujung jari.
            Pendapat yang mendukung teori di atas, yaitu menurut Rowe, dkk (dalam Prameswari 2015) EFT adalah terapi komplementer yang dikembangkan oleh Gary Craig. EFT dikembangkan untuk manajemen stress dan ansietas. EFT adalah tindakan non invasif dan bentuk dari akrepresure emotional dengan dasar kekuatan energi yang berdasar titik meridian pada akupuntur. Menurut zainudin (2006) terapi EFT adalah terapi dengan menggunakan gerakan sederhana yang dilakukan untuk membantu menyelesaikan masalah permasalahan sakit fisik maupun psikis, meningkatkan kinerja dan prestasi, meraih kedamaian dan prestasi serta kebermaknaan hidup.
            Beberapa penelitian menyatakan bahwa EFT dapat menurunkan stress, dan menunkan ansietas serta depresi. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa EFT adalah terapi sederhana dengan metode menggunakan dasar energi tubuh untuk menghilangkan masalah-masalah fisik maupun psikis secara cepat dan praktis terutama masalah kecemasan.

2.      Aspek-Aspek
            Aspek-aspek dari EFT menurut Oktavia, H. N (2009), yaitu :
1. The Movie Technique
            Mengatasi masalah dalam bentuk sebuah film yang spesifik.
2.  Borrowing Benefits (BB)
        Borrowing Benefits memungkinkan seorang pendatang baru yang tidak berpengalaman dalam melakukan EFT dapat melakukan tapping bersama-sama dengan orang lain yang sedang melakukan EFT walaupun mereka melakukan tapping pada masalah yang sama sekali berbeda.
3.  Journaling
        Menulis suatu deskripsi tentang tantangan, masalah, pikiran negatif, dan keyakinan atau perilaku negatif yang ingin dihilangkan dengan EFT, diharapakan satu persatu masalah yang menjadi beban hidup akan teratasi.
4.  Tell the story Technique
            Menceritakan kejadian spesifik (tentang trauma, kesedihan, marah, dan sebagainya).

3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
            Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi terapi EFT menurut Craig (2011), yaitu :
1.   Aspek, jika aspek yang ditakutkan tidak dibayangkan ketika proses terapi, maka terapi tidak akan berhasil.
2.   Spesifik, memecah masalah menjadi spesifik mungkin dapat memunculkan secara jelas akar masalah yang perlu diselesaikan.
3.   Psychological reversal, penolakan psikologis adalah hasil dari pemikiran negative yang menolak ketika melakukan terapi dengan EFT.
4.   Collarbone breathing problem (CBP), merupakan masalah yang muncul karena “basic recipe” sama sekali tidak berfungsi atau tidak memberikan efek sama sekali.
5.   Energy toxins, ketika EFT telah dilakukan berulang-ulang dan sama sekali tidak membawakan hasil, masalah ini bias disebabkan oleh energi racun yang ada di dalam tubuh.

C.  Masalah Kecemasan Pada Mahasiswa
                        Adapun beberapa masalah kecemasan pada mahasiswa, yaitu :
      1.   Pikiran yang tegang membuat mahasiswa tidak konsentrasi ketika berbicara di depan banyak orang.
      2.   Kondisi sangat cemas membuat mahasiswa tidak bisa mengendalikan perilaku motoriknya, sehingga muncul reaksi gemetar, gugup, saat berada dalam situasi berbicara di depan banyak orang.
      3.   Bagi beberapa mahasiswa, berkomunikasi di depan umum adalah hal yang menakutkan.

D.  Pengaruh EFT Terhadap Kecemasan Berbicara Didepan Umum Pada Mahasiswa
            EFT (Emotional Freedom Theraphy) adalah sebuah terapi yang dapat membantu mengatasi kecemasan berbicara didepan umum yang bertujuan untuk  melatih perilaku tertentu pada seseorang. EFT dapat meningkatkan kemampuan diri seperti harga diri, motivasi individu dan salah satunya adalah kepercayaan diri.
            Melalui  pelatihan EFT mahasiswa bisa memiliki wawasan yang berfokus pada kesuksesan masa lalu yang berarti menghargai apa yang ada dalam diri dan berfikir positif yang merupakan pandangan yang baik terhadap diri merupakan cara untuk mewujudkan keingingan di masa depan.


E.   Hipotesis Eksperimen
            Ada penurunan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa yang diberi pelatihan EFT (Emotional Freedom Theraphy)   sebanyak satu kali.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.  Identifikasi Hasil
      Variabel Tergantung         : Kecemasan berbicara di depan umum
      Variabel Bebas                  : EFT (Emotional Freedom Theraphy)  

B.  Definisi Operasional Variabel
      1.   Kecemasan berbicara di depan umum adalah suatu keadaan emosional yang ditandai oleh rangsangan fisiologis, perasaan-perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan ketakutan, persangkaan (firasat) serta perasaan ngeri terhadap masa depan. Adapun aspek-aspek yang digunakan menurut Semiun, Y (2006), yaitu : Aspek suasana hati, aspek kognitif, aspek somatik dan aspek motoric.
      2.   EFT adalah terapi sederhana dengan metode menggunakan dasar energi tubuh untuk menghilangkan masalah-masalah fisik maupun psikis secara cepat dan praktis terutama masalah kecemasan. Adapun aspek-aspek dari EFT menurut Oktavia, H. N (2009), yaitu : The movie technique, borrowing benefits (BB), Journaling, dan tell the story technique.

C.  Subjek Penelitian
            Subjek penelitian adalah mahasiswa psikologi UST semester 2 yang jumlahnya 8 orang.

D.  Prosedur Pelatihan
      1.   Pretest
            a.  Memastikan skala yang akan dibagikan kepada peserta pretest sudah lengkap sesuai jumlah peserta (43 orang).
            b.  Menjelaskan secara singkat dan jelas kepada peserta bahwa akan dibagikan skala mengenai kecemasan berbicara di depan umum.
            c.  Membagikan skala kepada peserta.
            d. Menjelaskan kepada peserta prosedur pengisian skala (tertera pada skala).
            e.  Peserta mengisi jawaban pada kolom-kolom yang tersedia.
            f.  Setelah selesai diisi, skala diambil oleh petugas.
            g.  Saat itu juga petugas melakukan skoring siapa saja yang memiliki tingkat kecemasan yang paling tinggi (untuk nilai skor tersedia pada kunci jawaban).
            h.  Mengelompokkan siapa yang menjadi KE (Kelompok Eksperimen) dan KK (Kelompok Kontrol) jika hasil data menunjukkan tingkat kecemasan tinggi, maka subjek tersebut masuk ke dalam KE tetapi bila hasil data menunjukkan tingkat kecemasan sedang/rata-rata untuk menentukan kelompok KE dapat menggunakan SPSS (randomisasi).
            i.   Selama proses pengelompokkan KE dan KK petugas diperkenankan berinteraksi dengan peserta agar suasana kelas/laboratorium tidak kaku dan tegang.
            j.   Setelah selesai mendapatkan KE dan KK hasilnya diumumkan kepada peserta. Dan yang menjadi KE (kelompok eksperimen) diminta untuk hadir mengikuti pelatihan EFT pada Sabtu, 20 Mei 2017.

      2.   Pelatihan EFT (Emotional Freedom Theraphy) 
            Pelatihan EFT (Emotional Freedom Theraphy) adalah sebuah terapi yang dapat membantu mengatasi kecemasan berbicara didepan umum yang bertujuan untuk  melatih perilaku tertentu pada seseorang. EFT dapat meningkatkan kemampuan diri seperti harga diri, motivasi individu dan salah satunya adalah kepercayaan diri. Pelatiahn ini memiliki subjek sebanyak 8 orang. Pelatiahn ini mengunakan kaca sebagi media terapi.
      3.   Posttest
            Penelitian ini menggunakan tiga instrumen penelitian, yaitu skala kepercayaan diri untuk mengukur kepercayaan diri dan checklist kepercayaan diri untuk mengukur kepercayaan diri setiap inidivu dalm kelompok eskperimen posttes sebagai rancangan perlakuan.

E.  Metode Pengumpulan Data
            Metode pengumpulan data dengan mengunakan Skala Kecemasan yang diukur dari tingkat kecemasan mahasiswa.

F.   Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah SPSS


 BAB IV
HASIL PENELITIAN

BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan

B.     Saran



DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN

1.      Modul pelatihan / TOR
2.      Lembar Persetujuan mengikuti pelatihan
3.      Daftar hadir peserta pelatihan
4.      Lembar evaluasi (kesan mengikuti pelatihan)
5.      Lembar jawab pretest
6.      Lembar jawab posttest
7.      Hasil SPSS
8.      Dokumentasi


You May Also Like

0 komentar