Jangan paksa belajar, Biarkan anak bermain
Oleh: Faridfirmansyah*
Jangan terburu senang saat melihat anak anda pada
usia 3 tahun sudah mahir membaca, menulis , ataupun berhitung. Karena
kepandaian tersebut bisa membuat anak jenuh dikemudian hari. Tepatnya saat
materi tersebut mulai disampaikan pada saat sekolah dasar. Perkembangan jaman
hingga pesatnya memang seolah membuat kita wajib mengikutinya. Karena itu,
waktu bermain anak-anak sering dirampas lalu diganti dengan seabrek kegiatan
belajar. Mulai lesmusik, les bahasa, hingga les kumon.
Belajar
beragam hal sejak dini memang lebih cepat diserap anak dibandingkan saat usia
remaja. namu kecenderungan ini tidak selamanya baik untuk anak, karena bisa
saja yang terjadi adalah sebaliknya. yakni anak justru jenuh. “Ketika jenuh
sudah muncul, anak akan malas". Tutur psikolog pendidikan farid
firmansyah.
Apalagi pendidikan sekarang bisa dimulai sejak usia 2
tahun. Seperti memasukkan anak dalam kelompok bermain (KB)serta pos PAUD
terpadu (PPT).”Tidka masalah memasukkan anak ke KB atau PPT, namun tetap
jangan pernah menuntut mereka untuk bisa menulis, membaca atau berhitung.”
Lanjut pria yang juga guru konseling di SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini.
Belajar dalam PPT jauh berbeda saat belajar di
TK atau SD pengajaran untuk anak usia dini cukup dengan bermain. Nah disinilah
dituntut untuk memodifikasi pengajaran spy lebih menyenangkan . yakni dengan
cara membuat pengajaran melalui permainan yang bertema. Seperti meronce
serta mengenal lingkungan sekitar dengan alat peraga. Kegiatan bermain
sambil belajar inilah yang ampuh merangsang motorik halus dan motoric
kasar. Tanpa bisa menganal huruf dan abjad,”di TK inilah anak-anak baru boleh
dikenalkan huruf”, jelasnya.
Farid tidak memungkiri kondisi anak-anak yang semakin
dituntut untuk menonjol. Hingga materi dalam sekolah dasar sekarang pun tidak
lagi belajar membaca melainkan langsung kemateri. “kekhawatiran inilah yang
membuat orang tua cenderung membuat kegiatan untuk anak-anaknya,” ujar
penulis buku Jurus Ampuh Bertarung dengan Anak ini.
Namun, ia mengingatkan dalam sebuah pembelajaran
tumbuh kembang anak haruslah bertahap. Tidak boleh langsung diberondong.”Anak
pasti bisa jika memang dipaksakan, namun emosinya akan terganggu dikemudian
hari,tuturnya.
Misalnya, pada usia 6 tahun tepat mengajarkan anak
untuk membaca dan menulis. Di sisi lain anak sudah mahiritulah yang akhirnya
membuat anak jenuh dan malas karena sudah pernah mempelajarinya. “itu juga
karena kebutuhan anak bermain anak masih kurang,” tegasnya.
Sehingga, hingga usia 9 tahun , anak tidak bisa
membaca, menulis atau berhitung adalah hal yang lumrah. Tumbuh kembang
masing-masing anak yang berbeda ini juga sangat kurang diperhatikan. Karena
anak –anak tidak bisa dianggap pintar kalau sudah bisa membaca, menulis maupun
berhitung.” Masih banyak kecerdasan lainnya yang harus diperhatikan,” tuturnya.
Salah satunya adalah kemampuan bercerita, menggambar
dan olah raga. Semua merupakan bagian dari kecerdasan.”Hasil observasi saya,
anak yang lama dalam menyelesaikan tugasnya itu belum tentu bodoh,”tandasnya. (Dimuat dalam kolom DUNIA PAUD, Harian Seput
0 komentar