Kepribadian Anak : Sanguinis, Melankolis, Korelis dan Phlegmatis
Kepribadian
Anak : Sanguinis, Melankolis, Korelis dan Phlegmatis
Kunci keberhasilan orang tua dalam mendidik anak adalah
dengan mengenali kepribadian anak terlebih dulu. Dengan mengetahui kepribadian
sang anak, maka akan lebih mudah bagi orang tua untuk memahami anak dan
menentukan bagaimana cara mendidiknya. Setiap anak adalah pribadi yang berbeda
dan mempunyai karakter serta kepribadiannya masing – masing. Tidak ada
kepribadian anak yang sama persis satu dengan lainnya, setiap anak itu
mempunyai keunikan tersendiri.
Pengertian
Kepribadian
Kepribadian
bisa didefinisikan sebagai keseluruhan sifat, tingkah laku dan sikap yang
mencerminkan watak seseorang, caranya berbuat dan berperilaku, berpikir,
termasuk aspek fisik dan mental, cara berinteraksi serta tujuan hidup yang
ditunjukkan dalam hidupnya sehari – hari. Ada beberapa faktor yang menunjang
pembentukan kepribadian anak yaitu:
1. Sifat Bawaan atau Genetik
Beberapa aspek dari kepribadian adalah
merupakan hasil dari bawaan atau sesuatu yang diwariskan dalam satu keturunan.
Misalnya, sifat – sifat dan potensi seorang anak akan menunjukkan beberapa
kesamaan dengan orang tuanya atau keluarganya yang lain. Bisa juga
karakteristik sifat seseorang akan melewati beberapa generasi sebelum muncul
kembali pada keturunannya yang lain.
2. Pendidikan
Sangat penting bagaimana pendidikan
yang diterima seorang anak juga dapat mempengaruhi pembentukan kepribadiannya.
Pendidikan dalam segala aspek termasuk pendidikan
keluarga akan memperkuat konsep diri anak dan pola penyesuaian
terhadap kehidupannya sehari – hari yang sedang berkembang. Peran
keluarga dalam pendidikan anak juga berfungsi untuk mengarahkan
anak dalam ilmu yang ia dapat.
3. Lingkungan
Pergaulan sosial anak juga dapat
mempengaruhi perkembangan kepribadiannya. Dalam lingkungan dimana anak tumbuh,
orang – orang dan tempat tinggalnya akan memberikan pengaruh kepada kepribadian
anak yang sedang terbentuk. Misalnya pergaulan dengan keluarganya yang lain,
teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya, ini akan menjadi suatu cara
belajar dalam pendidikan
karakter anak. Anak akan mempelajari pola interaksi sosial dari
lingkungannya dengan dikontrol oleh keluarga. Fungsi
lembaga keluarga adalah untuk melakukan kontrol sosial kepada anak.
4. Pengasuhan Orang Tua
Pengaruh orang tua tentu saja sangat
besar kepada anak untuk pentingnya
pendidikan karakter anak, karena orang tualah yang paling dekat dengan anak
dalam kesehariannya. Peran
orang tua dalam mendidik anak juga turut berperan membentuk
kepribadian anak, karena anak akan hidup sesuai arahan orang tua, dan menganut
nilai – nilai yang juga dianut orang tua. Sehingga anak akan mendasarkan
caranya berpikir dan tindakannya pada nilai – nilai tersebut. Anak akan meniru
dan mendasarkan tindakan serta cara berpikir kepada teladan yang diberikan keluarganya.
5. Perkembangan Anak
Pada setiap tahap perkembangan anak
juga akan ada perkembangan secara mental dan fisik. Tahap perkembangan anak ini
akan mempengaruhi kepribadian anak juga, karena anak belajar untuk menghadapi
segala sesuatu dalam hidupnya dengan reaksi yang berbeda – beda. Ia akan
belajar mengatasi berbagai macam permasalahan sesuai tahap perkembangan usianya
dan kemampuan fisiknya, juga mulai mempelajari peran
anak dalam keluarga.
Tipe
Kepribadian Dasar
Ada beberapa tipe kepribadian yang bisa terlihat pada
seorang anak berdasarkan teori Hipocrates-Galenus yaitu kepribadian yang
berdasarkan pada empat cairan tubuh, yaitu:
•
Sifat kering yang terdapat dalam chole atau empedu kuning.
•
Sifat basah terdapat dalam empedu hitam atau melanchole.
•
Sifat dingin terdapat dalam phlegma atau lendir.
•
Sifat panas terdapat dalam sanguis atau darah.
Galenus menyatakan bahwa keempat cairan tersebut ada di
dalam tubuh, dan jika salah satu lebih dominan dari cairan yang lain, maka
cairan itu akan dapat membentuk kepribadian seseorang. Beberapa sifat atau
temperamen manusia didasarkan pada teori cairan tubuh ini adalah:
1.
Sanguinis atau kepribadian populer
Anak yang mempunyai tipe kepribadian yang populer atau
sanguinis adalah anak yang periang dan penuh energi. Mereka biasanya mudah
bergaul dan senang bicara. Jika berada pada lingkungan atau tempat baru, anak
sanguinis tidak akan merasa canggung, bahkan mereka akan menjadi anak yang
paling cepat beradaptasi dan menemukan kenalan baru disaat anak lain masih
menyesuaikan diri. Ciri – ciri utama anak dengan kepribadian sanguinis adalah:
•
Anak ini punya kecenderungan populer dan disukai banyak
orang.
•
Segala perubahan emosinya terbuka dan transparan, mudah
berubah – ubah.
•
Karena sifatnya yang energik, anak sanguinis biasanya
mempunyai rentang konsentrasi yang rendah.
•
Punya kecenderungan emosional, tidak teratur dan sensitif.
•
Senang menolong orang lain, tetapi agak sulit untuk
diandalkan sepenuhnya.
•
Punya rasa ingin tahu yang besar, tetapi sulit menetapkan
prioritas.
•
Hanya antusias pada suatu hal pada awalnya saja, kemudian
kehilangan minat.
•
Agak sulit bersikap disiplin karena perhatiannya mudah
terpecah pada hal lain.
Anak sanguinis biasanya selalu mencari dan memerlukan
persetujuan dari orang tua dan orang terdekatnya, karena itu cara
menjadi orang tua yang baik bagi anak sanguinis adalah melakukan pendekatan yang penuh
kasih sayang, perhatian dan pembicaraan yang bersifat pribadi.
2.
Melankolis atau Si Sempurna
Kepribadian melankolis adalah tipe yang bisa dibilang
berlawanan dengan anak sanguinis, karena anak melankolis biasanya serba teratur
dan ingin serba sempurna. Oleh sebab itu mereka rata – rata adalah seorang anak
yang pemikir. Ciri – cirinya anak yang punya kepribadian melankolis adalah:
•
Berkegiatan dengan rapi, teratur, punya jadwal dan pola yang
mereka tetapkan sendiri.
•
Senang memikirkan semuanya secara mendalam. Anak melankolis
adalah seorang penganalisa dan pengamat yang baik. Mereka senang pada fakta –
fakta dan data yang mendukung fakta tersebut.
•
Jika mengungkapkan pendapatnya, itu berarti apa yang dia
katakan adalah hasil pemikiran mendalam dan analisanya.
•
Anak melankolis selalu ingin segala sesuatunya berjalan
sempurna. Mereka akan terganggu jika rutinitasnya terputus.
•
Dengan sifat selalu ingin sempurna, terkadang mereka
menetapkan standar diri sendiri yang terlalu tinggi, bahkan seringkali kecewa
dan depresi karena terlalu kritis kepada diri sendiri.
Si melankolis selalu membutuhkan dukungan dan kepekaan yang
baik dari orang tuanya. Mereka membutuhkan peran
ayah dalam keluarga dan peran
ibu dalam keluarga untuk lebih peka terhadap kebutuhannya memerlukan ruang
tersendiri untuk bisa menjalankan cara berpikir analitisnya. Pendekatan yang
tepat dari orang tua yaitu dengan selalu menunjukkan penghargaan terhadap upaya
mereka untuk mengejar kesempurnaan akan sesuatu yang mereka lakukan.
3. Koleris
atau Kepribadian Kuat
Anak yang mempunyai kepribadian koleris adalah anak yang berorientasi
pada sasaran atau tujuan secara alami. Mereka selalu berusaha memegang kendali
dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya dari orang lain. Ciri – ciri anak
koleris adalah:
•
Mereka punya disiplin diri dan kemampuan untuk maju dengan
tekad yang kuat.
•
Senang menerima tantangan dan tugas yang sulit karena ia
tegas dan tangkas dalam mengerjakan sesuatu.
•
Terlahir dengan kemampuan sebagai seorang pemimpin sejati.
•
Mereka cenderung bersikap dominan dan kurang
mempertimbangkan perasaan orang lain.
•
Karena senang mengatur dan mengendalikan, mungkin akan ada
beberapa temannya yang merasa tidak nyaman dan menjauh.
Mendidik anak koleris tidak bisa dengan cara memberikan
perintah dan mengatur, itu akan menjadi penyebab
anak melawan orang tua. Orang tua dapat mendidiknya dengan mengarahkan mereka agar
bisa lebih mempunyai sifat toleransi kepada orang lain yang sifatnya tidak sama
dengannya.
4.
Phlegmatis atau Juru Damai
Anak dengan kepribadian phlegmatis adalah anak yang bisa
menyeimbangkan dirinya sendiri. Mereka akan merasa cukup puas dengan keadaannya
sendiri dan tidak merasa perlu untuk mengikuti kehebohan ketiga karakter
kepribadian lainnya. Bagi anak koleris, si phlegmatis ini mungkin akan terlihat
lamban dan menguji kesabaran mereka. Berikut ciri – ciri anak phlegmatis:
•
Mereka tidak pernah mau mempersoalkan hal – hal yang sepele.
Itu sebabnya ketika suasana agak kacau, mereka lebih suka berdiam diri dan
mengamati.
•
Anak phlegmatis tidak suka pertengkaran atau konflik, mereka
suka kedamaian dan ketentraman. Karena itu ia akan mencoba menghindarinya atau
menyelesaikannya dengan jalan damai.
•
Mereka tidak menyukai resiko, tantangan atau kejutan apapun.
Itu sebabnya mereka akan butuh waktu lebih lama untuk menyesuaikan diri.
•
Dapat bekerja dengan baik di bawah tekanan walaupun mereka
tidak menyukainya. Terkadang kekurangan motivasi, karena itu mereka membutuhkan
pemimpin yang kuat.
•
Cenderung menarik diri, namun mereka senang berada di tengah
orang banyak. Tidak pernah banyak bicara namun bisa mengucapkan hal yang tepat
di saat yang tepat.
Orang tua dapat menerapkan pendekatan yang penuh
persahabatan dan tanpa ancaman, serta memberikan contoh yang baik yang bisa
diamati oleh anak sebagai cara
m endidik
anak laki – laki dan anak
perempuan yang phlegmatis. Berikan tugas yang mudah dan memerlukan penyelesaian
sederhana terlebih dulu pada awalnya. Beri tahukan juga kewajiban
anak di rumah yang sesuai dengan sifat anak phlegmatis.
Jika orang tua mengetahui seperti apa tipe kepribadian
anaknya, hal ini akan memudahkan mereka untuk mengetahui dan memahami cara
mendidik anak yang tepat dan cara
mendidik anak yang baik. Dengan mengetahui bagaimana cara memperlakukan anak sesuai
tipe kepribadiannya, maka orang tua akan dengan mudah menggali potensi anak dan
mengendalikan kekurangan anak agar dapat membentuk mereka menjadi pribadi yang
utuh dan positif saat dewasa.
0 komentar