Aspek-Aspek Kreatifitas
Kreativitas bisa di lihat dari
beberapa aspek. Aspek-aspek kreativitas adalah komponen-komponen penyusun
tindakan kreatif. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi-potensi untuk
kreatif, tergantung bagaimana mengembangkan dan menumbuhkan potensi kreatif tersebut.
Ciri individu yang kreatif menurut pendapat para ahli psikologi antara lain
adalah imajinatif, mempunyai inisiatif, mempunyai minat luas, bebas dalam
berpikir, rasa ingin tahu yang kuat, ingin mendapat pengalaman baru, penuh
semangat dan energik, percaya diri, bersedia mengambil resiko serta berani
dalam pendapat dan memiliki keyakinan diri. (Munandar, 2009).
Perbedaan ciri sifat antara individu
satu dengan yang lain akan meyebabkan perbedaan cara penyesuaian terhadap
lingkungan, misalnya cara pemecahan masalah. Pada individu yang kreatif akan
tampak beberapa ciri sifat yang berbeda dibanding individu yang kurang kreatif,
yang pada prinsipnya akan menunjukkan individualitas yang kuat. Ciri sifat
tersebut diantaranya adalah sifat mandiri, keberanian mengambil resiko, minat
yang luas serta dorongan ingin tahu yang kuat.
Dalam kreativitas banyak aspek yang
berpengaruh dalam mengembangkan kreativitas yang juga dapat membedakan antara
individu satu dengan yang lainnya, seperti yang di kemukakan menurut Guilford
(Munandar, 2009; Kauffman & Stenberg, 2006) meliputi ciri-ciri aptitude dan
non-aptitude.
Ciri-ciri
aptitude yaitu ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir:
- Fluency, yaitu kesigapan, kelancaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas.
- Flexibility, yaitu kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam cara dalam mengatasi masalah, kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
- Originality, yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau asli.
- Elaborasi, adalah kemampuan untuk melakukan hal yang detail. Untuk melihat gagasan atau detail yang nampak pada objek (respon) disamping gagasan pokok yang muncul, kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
Ciri-ciri
non-aptitude yaitu ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan,
motivasi atau dorongan dari dalam berbuat sesuatu:
- Rasa ingin tahu
- Bersifat imajinatif
- Merasa tertantang oleh kemajemukan
- Berani mengambil risiko
- Sifat menghargai.
Menurut Ellis dan Hunt, Woolfolk dan
Nicolich, Good dan Brophy, Winkel dan Rakhmat, kreativitas diinterpretasikan
berdasarkan tingkat kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility) dan keaslian
(originality) proses berpikir. Skor kreativitas adalah skor gabungan dari
ketiga unsur tersebut (Purwanto,, 2008).
Kelancaran menjawab berhubungan
dengan kemampuan menghasilkan banyak gagasan alternatif pemecahan masalah dalam
waktu yang singkat.Unsur ini mengukur kemampuan menguraikan banyak alternatif
pemecahan masalah. Oleh karenanya kemampuan ini berhubungan dengan arus ide.
Menurut Good dan Brophy (dalam Purwanto, 2008), kelancaran adalah kemampuan
menghasilkan banyak gagasan pemecahan masalah dalam waktu singkat. Hal yang
sama dinyatakan oleh Rakhmat (dalam Purwanto, 2008), kelancaran adalah
kemampuan menyebutkan sebanyak mungkin.
Kelancaran tidak hanya berhubungan
dengan jumlah jawaban, tapi juga kesesuaian jawaban dengan masalahnya Menurut
Ellis dan Hunt (dalam Purwanto, 2008), kelancaran adalah kemampuan menguraikan
banyak alternatif pemecahan masalah sesuai dengan perangkat yang
dipersyaratkan.
Keluwesan adalah kemampuan yang
berhubungan dengan kesiapan mengubah arah atau memodifikasi informasi.
Keluwesan berhubungan dengan kemampuan mengubah dengan mudah pendekatan
pemecahan masalah yang digunakan jika masalah atau kondisi baru membutuhkan
pendekatan baru. Menurut Good dan Brophy (dalam Purwanto, 2008), keluwesan
dapat mengubah dengan mudah pendekatan pemecahan masalah yang digunakan, jika
masalah atau kondisi baru membutuhkan pendekatan atau perspektif baru. Pendapat
sama dikemukakan oleh Ellis dan Hunt (dalam Purwanto, 2008) yang menyatakan
bahwa keluwesan adalah kemampuan mengubah pendekatan dalam pemecahan masalah.
Di samping itu, keluwesan memungkinkan seseorang melihat suatu masalah dari
berbagai sudut tinjauan.
Keaslian membuat seseorang mampu
mengajukan usulan yang tidak biasa atau unik dan mampu melakukan pemecahan
masalah yang baru atau khusus. Dengan kata lain, keaslian adalah kemampuan
untuk menghasilkan jawaban yang jarang diberikan oleh peserta tes. Jawaban
original adalah jawaban yang jarang diberikan oleh anak-anak lain. Keaslian
mengukur kemampuan peserta tes dalam membuat usulan yang tidak biasa atau unik.
Menurut Winkel (dalam Purwanto, 2008), jawaban mempunyai orisinalitas apabila
sangat sedikit orang yang menghasilkan pikiran seperti itu. Woolfolk dan
Nicolich (dalam Purwanto, 2008) memberikan kriteria mengenai keaslian. Respons
yang orisinal menurutnya diberikan oleh lebih sedikit dari 5 atau 10 dari 100
peserta pengambil tes. Ada pendapat yang memberikan kriteria lebih spesifik.
Menurutnya, respons yang diberikan oleh 5% dari kelompok bersifat tidak biasa,
dan respons yang hanya diberikan oleh 1% dari kelompok bersifat unik (Purwanto,
2008). Munandar (1999) mengungkapkan bahwa kriteria orisinalitas setidaknya
diberikan oleh lebih sedikit dari 9% persen jumlah subjek penelitian.
Berdasarkan penjelasan diatas,
aspek-aspek kreativitas yaitu fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan),
originality (keaslian), dan elaboration (elaborasi).
0 komentar