PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

by - 12:00 AM


PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Beberapa Konsep Tentang masa Remaja :
·         Stanley Hall : masa remaja ditandai dengan kepribadian baru, sebagai akibat kematangan seksual. Disebut sebagai Storm dan Stress. Yaitu : sebagai individu yang penuh gejolak emosi.
·         Jean Piaget : Masa remaja terdapat perubahan penting pada fungsi intelegensi (perkembangan aspek kognisi)
·         Erik Erikson : masa remaja terjadi penemuan identitas diri diawali dengan krisis identitas.
·         Anna Freud : masa remaja terjadi perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan perubahan dalam cita-cita.



PERKEMBANGAN MORAL PADA MASA REMAJA

Moral adalah ukuran baik-buruk yang ditentukan oleh nilai-nilai budaya, meliputi : adat istiadat, kebiasaan, cara/ pola tingkah laku yang sesuai dengan standar kelompok.

Individu yang bermoral ialah : individu yang mampu menyesuaikan diri atau mentaati peraturan-peraturan dalam masyarakat.
Bagaimana individu itu mengetahui konsep moral, yaitu dengan interaksi dengan lingkungan melalui feed back correction.

Feed back correction berupa :
-          Teguran
-          Larangan
-          Hukuman
-          Pujian
-          Persetujuan tingkah laku
-          Pembenaran tingkah laku
-          Kecaman
INDIVIDU                                            LINGKUNGAN
                               Interaksi                -    Orangtua
-       Sekolah
-       Teman sebaya

Kohlberg’s theory of moral development
Level I:
Preconventional moral reasoning
Stage 1
“might makes right”
Punishment/obedience orientation: self-interest
Stage 2
“look out for number one”
Instrumental/relativist orientation: quid pro quo
Level II:
Conventional moral
reasoning
Stage 3
“good girl,
nice boy”
Proper behavior for the social approval
Stage 4
“law and order”
Proper behavior of the dutiful citizen, obey laws
Level III:
Postconventional moral reasoning
Stage 5
“social contract”
Mutual benefit to all, obey society’s rules
Stage 6
“universal ethical
principles”
Defend right/wrong, not just majority, all life is sacred (reflective)
Faktor – faktor yang mempengaruhi moral pada remaja :
    1.        Faktor Individu
Yang berhubungan dengan penerimaan ‘rangsang’ dari  lingkungan.
·      Penerimaan positif
Ada perasaan dalam diri, bahwa nilai-nilai moral berguna bagi diri mentaati peraturan.
·      Penerimaan negatif
Ø  Menganggap nilai-nilai mral sebagai beban.
Ø  Merasa terkekang.
Ø  Merasa nilai-nilai moral sebagai penghalang kebebasannya.
    2.        Faktor Lingkungan
a.  Orang tua, orang dewasa lainnya
·         Peranan positif, dalam memberikan pendidikan agama dan disiplin, yaitu :
-          Mendidik dalam pengertian konsep-konsep
-          Reward : bagi tingkah laku yang dibenarkan
-          Punishment : bagi tingkah laku yang tidak dibenarkan
-          Konsisten dalam aturan
·         Peranan negatif, bila penerapan disiplin tidak konsisten.
b.  Lingkungan sekolah dan teman sebaya, pengaruhnya lebih besar.
c.   Media : cetak dan elektronik, pengaruhnya dapat positif atau negatif.
Perubahan Moral Remaja
Anak                                                                   Remaja
                                      Transisi Moral
Orang tua                                                      Konsep baru
Hukuman yang efektif
·           Sesuai kesalahan
·           Jelas dan konsisten
·           Sesuai dengan usia
·           Bersifat konstruktif
·           Meningkatkan kontrol diri
·           Tidak menimbulkan ketakutan
·           Tidak menambah beban

Metode disiplin
·           Otoriter, aturan yang kaku dari orang tus
·           Permissive, bebas tak terbatas dan tidak ada larangan
·           Demokratis, mempersiapkan remaja untuk mampu mengembangkan diri dalam mendisiplin dirinya.

Baumrind: Three Parenting Styles
Style
Authoritarian
Permissive
Authoritative
Warmth
Low
high
high
Discipline
Strict
rare
moderate
Expected Maturity
High
low
moderate
Communication: parent-child
High
low
high
Communication: child-parent
Low
high
high

Perubahan yang terjadi
·           Piaget : perkembangan kognisi mencapai formal operasional.
-          Mampu mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan dalam menyelesaikan masalah
-          Dapat mempertanggungjawabkan berdasarkan hipotesis
·           Kohlberg : perkembangan moral mencapai tahap moralitas pasca konvensional.
-          Menerima dan mampu menyesuaikan diri dengan standar sosial yang berlaku.

Perubahan moral, mencapai moralitas yang lebih matang.
1.       Menggantikan konsep moral khusus ke konsep moral umum tentang benar salah. Tergantung pada :
-          Penerapan disiplin
-          Bimbingan
2.       Merumuskan konsep moral yang baru kedalam kode moral sebagai pedoman perilaku
-          Orangtua    disesuaikan dengan perkembangan. Misalnya : bohong, nyontek.
3.       Pengendalian perilaku berdasarkan peran suara hati. Muncul motivasi untuk memperbaiki kesalahan.
·         Anak : salah                dihukum          takut
·         Remaja : salah           dihukum          motivasi
Hambatan – hambatan dalam mengembangkan kedewasaan moral :
1.       Persiapan untuk membuat kputusan moral / moral judgement.
remaja yang berasal dari keluarga demokratis akan lebih baik dibandingkan dengan yang berasal dari keluarga otoriter, permissive, karena akan dipersiapkan untuk mengambil pertimbangan / keputusan moral.
2.       Banyaknya tuntutan moral pada masa remaja.
Belajar menuruti aturan-aturan / hukum, dianggap menyulitkan remaja.
3.       Konflik dalam nilai-nilai moral
Norma moral antara kelompok sering berbeda, sehingga menimbulkan konflik. Misalnya : kelompok jenis kelamin, kelompok.
4.       Tekanan dari kelompok teman sebaya
Adanya perbedaan standar moral ortu dan masyarakat dengan standar moral teman sebaya.
Transisi moral akan berhasil sehingga mencapai kematangan moral bila :
1.       Remaja mampu merubah sikap dan nilai-nilai konsep moralnya sehingga dapat menemukan tuntutan-tuntutan yang lebih matang dari masyarakat dewasa.
2.       Remaja harus mampu mengontrol perilakunya sehingga pengontrolan dari luar tidak diperlukan.
Menurut Crow & Crow :
Ketidaksesuaian pengetahuan moral dengan perilaku, disebabkan oleh :
1.       Tekanan dari taman kelompoknya
Ingin diterima kelompok              mengikuti norma kelompok

                          Konflik moral yang dimiliki
2.       Kebingungan, karena perbedaan nilai moral orang tua berbeda dengan nilai moral kelompok.
3.       Kebutuhan kebebasan, keinginan diperlakukan sebagai orang dewasa menyebabkan penolakan aturan / terhadap otoritas.
4.       Keputusan yang bersifat emosional, bila suatu tujuan begitu pentingnya bagi remaja, sering mereka berani mengorbankan keprcayaan-kepercayaan moral mereka untuk mencapai tujuan.
5.       Dorongan yang kuat yang tidak dapat dikontrol, adanya dorongan yang ingin dipuaskan, tapi mendapat penolakan dari lignkungan sosial namun remaja tidak tahu cara yang baik. Terjadi : pelanggaran moral (13-14 tahun), kenakalan remaja.
Bentuk-bentuk ketidaksesuaian dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.       Pelanggaran pelanggaran hukum norma dirumah.
-          Pengabdian perintah
-          Tidak menurut pada orang tua
-          Perselisihan saudara

2.       Pelanggaran-pelanggaran hukum sekolah
-          Tidak naik kelas
-          Bolos sekolah
-          Menipu tanda tangan orang tua
-          Berbicara dikelas, mengganggu teman
3.       Pelanggaran hukum dimasyarakat
-          Kegiatan diluar rumah
Klasifikasi moral menurut Peck dan Havighurst :
1.       Tipe moral, bersifat kekanak-kanakan, impulsif dan tidak mempunyai rasa tanggung jawab.
2.       Tipe Bijaksana (expedient type), perilakunya menurut standar moral.
3.       Tipe penyesuaian diri (conforming type), mengikuti kebiasaan dan hukum spesifik pada setiap kesempatan.
4.       Tipe rasional (ratonal conscientious type)
-       Membedakan mana yang benar dan yang salah melalui pertimbangan tindakannya
-       Kaku dalam menggunakan prinsip moral
-       Perilaku baik buruk berdasarkan feedback lingkungan
5.       Tipe rasional altruistik (rational altruistic)
-       Stabil dalm prinsip moral
-       Bersikap realistik dalam menilai perilaku disesuaikan dengan aturan/ norma lingkungan
-       Mempertimbangkan keselamatan diri dan orang lain (altruistica).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Masa remaja sangat dipengaruhi oelh kelompok sosial.
Standar kelompok sosial dijadikan dasar konsep remaja mengenai kepribadian ideal. Namun banyak kegagalan dalam mencapai kepribadian yang ideal sebab :
    1.        Pola kepribadianyang sudah dibentuk sejak kanak-kanak sudah mulai stabil, dan cenderung menetap. Perubahan yang terjadi dengan bertambahnya usia lebih bersifat kuantitatif.
-          Remaja memperkuat sifat yang diinginkan, dan memperlemah yang tidak diinginkan.
    2.        Kondisi lingkungan yang mempengaruhi konsep diri (inti pola kepribadian) sering tidak terkendali.

Beberapa kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja.
    1.        Usia kematangan
Cepat matang             Sikap lingkungan              Penyesuaian diri


Lambat matang
    2.        Penampilan diri
Menarik             penilaian lingkungan      Konsep diri             dukungan sosial
Berbeda            Penilaian lingkungan      Rendah diri
    3.        Nama dan julukan
    4.        Kepatuhan seks
    5.        Hubungan keluarga
Hubungan keluarga erat                identifikasi dengan tokoh ideal
    6.        Teman sebaya
·      Konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang dirinya
·      Mengembangkan ciri kepribadian yang diakui kelompok
    7.        Kreatifitas ;
·      Anak kreatif              -    remaja individualis
-          Identitas berkembang

                                                        Mempengaruhi konsep diri
·      Anak yang mengikuti pola yang diakui, kurang mempunyai perasaan identitas dan individualis.
    8.        Cita – cita :
·      Cita-cita realistis   berhasi         menimbulkan percaya diril                   kepuasan
Konsep diri baik
·      Cita-cita un-realistis        gagal        rasa tak mampu              menyalahkan sebab kegagalan (diri dan lingkungan)
USAHA MEMPERBAIKI KEPRIBADIAN
1.       Menentukan ideal yang realistik yang mungkin tercapai
2.       Dapat menilai kekurangan dan kelebihan diri
3.       Harus mempunyai konsep diri yang stabil
4.       Harus merasa puas dengan hal-hal yang telah dicapai, dan memperbaiki kekurangan
TRANSISI DI DALAM HUBUNGAN KELUARGA
Dengan kekhasan remaja, sering menimbulkan perselisihan dalam keluarga, sehingga mempengaruhi suasana rumah. Perilaku ditunjukkan dengan :
-          Kritik
-          Verbal Attack
-          Permusuhan
Kondisi-kondisi yang mempengaruhi suasana rumah
1.     Saling pengertian
·      Dengan empati
·      Komunikasi yang baik
·      Saling membagi pengalaman
2.     Pertentangan Di luar Otonomi
·      Merupakan simbol status bagi remaja yang menggambarkan bukan anak-anak lagi, ingin mandiri.
·      Namun orangtua masih ingin untuk mengendalikan remaja
3.     Konflik dalam hal pandangan dan pendapat
Adanya gap generasi budaya
4.     Kebersamaan
Ayah dan ibu saling membagi dalam pengasuhan remaja
5.     Pengawasan / kontrol orang tua
Pola pengasuhan yang kuat, biasanya menyebabkan perilaku melawan
6.     Hubungan perkawinan
Keharmonisan keluarga
7.     Keretakan keluarga
8.     Susunan dan ukuran keluarga
Semakin kecil keluarga, semakin besar hubungan intra personal
9.     Masuknya anggota keluarga lain atau orang lain
Merupakan simbol status bagi remaja yang menggambarkan bukan anak-anak lagi, ingin mandiri.

TEORI KOGNITIF PIAGET
·         Formal operational
·         Kemampuan berpikir lebih efektif, fleksibel, hipotetical & abstrak.
·         Dapat membayangkan berbagai kemungkinan situasi & memikirkan perubahannya dalam situasi  nyata.
·         Dapat memikirkan objek yang tidak tampak (nyata), masa depan, berbagai kemungkinan (peluang) & hipotesis yang tidak konkrit & real.

KEMAMPUAN BERPIKIR REMAJA
THINKING ABOUT POSSIBILITIES
·         Dapat membuat kaitan antar berbagai alternatif kemungkinan, bahkan tentang hal yang tidak mungkin.
·         Kemampuan ini mempengaruhi berbagai area kehidupan remaja, seperti ; pilihan politik, pilihan pekerjaan, relasi dengan orangtua & peer.

THINKING THROUGH HYPOTHESES
·         Terkait dengan thinking about possibilities
·         Hipotesis adalah possibilities yang mungkin dapat menjadi impossibilities.
·         Merupakan dasar metode ilmiah.

THINKING AHEAD
·         Mampu secara sistematik mengembangkan strategi untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
·         Perencanaan yang melibatkan kemampuan kognitif untuk memikirkan seluruh langkah yang akan dilakukan sebelum tugas dilaksanakan.

THINKING ABOUT THOUGHTS
·         Kemampuan to think about thinking, mis : intropeksi, menulis diary, puisi, diskusi yang “dalam” dengan teman.
·         Mengembangkan kemampuan menemukan cara meningkatkan kemampuan belajar, memory & problem solving.
·         Merupakan metacognition 9kemampuan berpikir tentang kognisi & kesadaran akan pengetahuan).
·         Operations on operations (gunakan logika untuk analisis logika, membuat aturan mengenai aturan, membandingkan berbagai ide menggunakan ide yang lebih abstrak).

THINKING BEYOND OLD LIMITS
·         Terjadi peningkatan dalam memikirkan & mempertanyakan berbagai topik, mis : isu politik, nilai-nilai beragama, isu moral, relasi personal. Mungkin akan dievaluasi & didebat.
·         Kemampuan ini menjadi sumber excitement & pleasure karena mempertanyakan ide kuno akan cocaine, alkohol, rokok dll.

Penyebab :
·         Prestasi yang buruk
·         Tidak menyukai sekolah
·         Tidak mendapatkan dukungan dari keluarga
·         Menikah (remaja putri)
·         Hamil
·         Bekerja
Akibat  :
·         Sulit mendapatkan pekerjaan yang layak
·         Tidak dapat melanjutkan studi yang lebih tinggi

Solusi :
·         Kembali ke sekolah
·         Bekerja dengan gaji kecil

EATING DISORDER
·         Anorexia Nervosa
Umumnya terjadi pada remaja putri. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi mungkin karna masalah fisik yang disebabkan gangguan pada otak.
·         Obesity
Sekitar 5% remaja mengalami obesitas.
> 20 % berat badan ideal
> 15-20 % berat badan ideal
·         Bulimia
Umumnya pada remaja putri
·         Prediktor
Ø  Lemahnya kontrol diri & cenderung cari sensasi untuk dapat perhatian.
Ø  Pegaruh keluarga (predisposisi genetik, pola asuh yang buruk, konflik keluarga)
Ø  Tempramen yang buruk
Ø  Masalah tingkah laku, seperti agresi
Ø  Kegagalan dalam pendidikan
Ø  Penolakan teman sebaya
Ø  Berteman dengan pengguna
Ø  Solidaritas & pemberontak
Ø  Sikap positif terhadap obat terlarang
Ø  Mengenal obat terlarang sejak dini

SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES
·         Bahaya penyakit kelamin & HIV/AIDS
·         Homosexual & Lesbian
·         Hamil di luar nikah

MINAT REMAJA
Perubahan minat
·         Pada masa remaja, minat anak                 minat yang lebih matang
·         Perubahan minat terjadi karena : pengalaman, nilai, kematangan
Beberapa minat remaja
1.     Minat rekreasi :
·      Olahraga
·      Membaca
·      Nonton : tv, film
·      Mendengarkan radio
·      Bersantai, bepergian
·      Hobi
·      Melamun
2.      Tergantung pada :
·      Kesempatan
·      Tingkat popularitas
Contoh
Ø  Pesta
Ø  Ngobrol : katarsis, informasi
Ø  Kritik   -   protes
3.     Minat pribadi
·      Minat pada penampilan
·      Minat pada pakaian
·      Minat pada uang
·      Minat pada prestasi
·      Minat pada kemandirian
Sangat tergantung pada teman sebaya
4.     Minat pada pendidikan
5.     Minat pada pekerjaan
6.     Minat pada agama
7.     Minat pada simbol status
8.     Status sosial ekonomi keluarga
9.     Pekerjaan orang tua
10.  Aspirasi orang tua
Aspirasi orang tua mempengaruhi kebebasan remaja, terutama jika aspirasi yang tidak realistik
11.  Konsep aturan keluarga
·      Diharapkan orang tua membimbing remaja menjadi dewasa
·      Seringkali konsep tradisional orangtua bertentangan dengan kebebasan remaja
12.  Kesukaan, kedekatan dengan anggota keluarga

Sebab – sebab kegagalan komunikasi keluarga
·           Adanya perubahan sosial dan budaya yang cepat, menimbulkan gap generation.
·           Remaja merasa tidak dimengerti oleh orang tua
·           Masalah dengan orang lain, sebagai penyebab rintangan dalam keluarga
·           Kurang berbagi pengalaman

LEVEL OF ASPIRATION
Aspirasi : harapan pada sesuatu / cita-cita dengan kemajuan sebagai akhir.
Macam-macam aspirasi :
1.     Aspirasi positif
2.     Aspirasi negatif
3.     Aspirasi dekat – realistik
4.     Aspirasi jauh – tak realistik
1.     Aspirasi Positif adalah cita-cita untuk mencapai sukses.
Contoh :  Dapat bekerja lebih baik dari orang lain. Misalnya : nilai ujian yang baik
2.     Aspirasi negatif adalah keinginan untuk menghindari kegagalan.
Contoh : puas dengan terlampauinya masa ujian.
3.     Aspirasi dekat. Cita-cita yang dibangun oleh seseorang untuk dirinya pada waktu itu (jangka pendek).
Contoh :
-          Dapat melewati ujian dengan sukses
-          Mengharapkan kemenangan di suatu pertandingan olahraga
4.     Aspirasi Jauh. Cita-cita yang dibangun oleh seseorang untuk masa depan.
Contoh : ingin menjadi dokter saat menjalani sekolah di SMP.
5.     Aspirasi Negatif, kekuatan aspirasi tidak bergantung dekat / jauh tetapi bergantung pada seberapa sulit aspirasi itu dapat diraih.
Contoh : bila kepuasan / kepopuleran yang ingin diraih daripada ijazah = mementingkan kegiatan sosial daripada sekolah.


Hirarki Aspirasi
Aspirasi Dekat                                              Jauh
·      Tahapan yang diraih
·      Motivasi
·      Hasil yang ingin dicapai
·      Positif


Gagal                                        Berhasil
Tak realistis                                Realistis
Contoh : Ingin menjadi dokter

Tahapan-tahapan yang harus dilampaui.
Tingkat Aspirasi adalah standar seseorang dalam mengharapkan sesuatu dan   harapan untuk mencapai perilaku yang diharapkan.
·         Harapan / Aspirasi Realistik : bila mempunyai kesempatan baik untuk sukses.
·         Aspirasi Tidak Realistik : Jika kesempatan dalam mencapai tujuan dalam keraguan.

Menurut ‘Strang’
Orang cenderung menyusun tingkat aspirasi mereka relatif tinggi ketika mereka merasa tidak puas dengan status mereka sekarang. Dan mereka cenderung menyusun tingkat aspirasi relatif rendah ketika motivasi menurun, merasa gagal, takut menghadap kenyataan secara realistis, atau saat merasa gelisah serta saat orang lain menilai kurang baik.

Metode mempelajari tingkat aspirasi
Untuk mengetahui bagaimana aspirasi remaja, digunakan beberapa metode, yaitu :
1.    Mempelajari harapan-harapan remaja
2.    Mempelajari idola remaja
3.    Mempelajari resolusi
Resolusi menyatakan ketidak puasan remaja terhadap dirinya dan prestasinya, sehingga dia beraspirasi meningkatkan aspirasi.
4.    Eksperimen laboratorium, dengan mengevaluasi hasil eksperimennya.


PERKEMBANGAN KOGNITIF DEWASA DINI
·         Tahap formal operational (piaget)
·         Hasil penelitian willian perry terhadap mahasiswa usia dewasa dini menunjukkan bahwa kemampuan berfikir berubah dari rigidity to flexibility & freely chosen commitments.
·          Pada awal kulia pola berpikir rigid, tetapi setelah tahu berbagai ide & pengetahuan baru, mereka sadar ada banyak cara pandang. Sehingga dapat melihat bahwa pengetahuan & value bersifat relatif. Tiap lingkungan & individu memiliki value system yang berbeda. Sehingga mereka mencapai commitment within relativism (membuat judgment & memilih belief & value meskipun tidak betul-betul yakin serta membuka peluang bagi kemungkinan lain yang lebih valid).
·         Cara berpikir ini disebut sebagai postformal thought dengan ciri-ciri :
Ø  Shifting gears : mampu memindahkan pemikiran abstrak kepada pemikiran praktis dalam kehidupan nyata (diatas kertas, ia akan menang, tapi belum tentu kenyataannya.
Ø  Multiple causality, multiple solutions : kesadaran bahwa pada umumnya munculnya masalah disebabkan banyak hal & juga memiliki banyak solusi, serta beberapa solusi lebih dapat memecahkan masalah dibandingkan solusi lainnya.
Ø  Pragmatism : kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa solusi & memiliki kriteria untuk memilih solusi.
Ø  Awareness of paradox : kesadaran bahwa masalah atau solusi memiliki inherent conflict (melakukan hal ini akan memberikan apa yang ia inginkan, tapi hanya akan membuatnya tidak bahagia pada akhirnya.









MASA DEWASA MADYA
PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL
Usia 40 – 60 tahun.
Dibagi dalam usia madya dini & madya lanjut.
Ditandai perubahan fisik dan mental.

Karakteristik Usia Madya
    1.        Periode yang sangat ditakuti
Karna adanya stereotype yang tidak menyenangkan ( kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik serta pandangan tentang pentingnya masa muda).
    2.        Masa Transisi
Penyesuaian terhadap minat, nilai dan pola perilaku yang baru.
    3.        Masa Stress
Penyesuaian radikal terhadap oeran dan pola hidup yang berubah.
    4.        Usia berbahaya
Masalah fisik karna terlalu lelah bekerja, cemas berlebihan, kurang memperhatikan kehidupan. Resiko mengalami gangguan jiwa.
    5.        Usia canggung (Awkward age)
Menurut Franzblau : “seolah-olah berdiri di antara generasi warga senior”.
    6.        Masa berprestasi
Menurut Erickson terjadi krisis generativity – stagnansi. Selama usia madya, individu menjadi lebih sukses atau sebaliknya tidak mengerjakan apa pun lagi.
    7.        Masa evaluasi
Menurut Archer, usia 20-an kita mengikatkan diri pada pekerjaan dan perkawinan. Diakhir 30-an dan awal 40-an adalah umum bagi pria untuk melihat kembali keterikata masa awal tersebut.
    8.        Usia madya dievaluasidengan standar ganda
Mempengaruhi dua aspek, yaitu aspek perubahan jasmani dan aspek cara menyatakan sikap terhadap usia tua.
    9.        Masa sepi dalam kehidupan perkawinan
Lebih traumatik bagi wanita.
 10.        Masa jenuh
Kejenuhan datang di akhir usia 30-an dan 40-an sehingga tidak menimbulkan kepuasan dan dirasakan tidak menyenangkan.

KRISIS USIA MADYA (MENURUT KIMMEL)
    1.        Krisis sebagai orang tua ditandai dengan sindrom “dimana kesalahan kami?” jika anak gagal memenuhi harapan orang tua.
    2.        Krisis yang timbul karena orang tua berusia lanjut.
    3.        Krisis yang berhubungan dengan kematian.

SUMBER UMUM STRESS USIA MADYA (MENURUT MARMOR)
    1.        Stress somatik, disebabkan keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
    2.        Stress budaya, berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan.
    3.        Stress ekonomi, akibat beban keuangan.
    4.        Stress psikologis, karna kehilangan pasangan, kepergian anak dari rumah, kebosanan.

TUGAS PERKEMBANGAN USIA MADYA
    1.        Berkaitan dengan perubahan fisik
    2.        Berkaitan dengan perubahan minat
    3.        Berkaitan dengan perubahan standar hidup
    4.        Berkaitan dengn kehidupan keluarga

PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN FISIK
    1.        Perubahan penampilan
    2.        Perubahan kemampuan indera
    3.        Perubahan fisiologis
    4.        Perubahan kesehatan
    5.        Perubahan seksual

SINDROM MENOPAUSE
    1.        Menstruasi berhenti
    2.        Sistem reproduksi menurun dan berhenti
    3.        Penampilan kewanitaan menurun
    4.        Ketidaknyamanan fisik
    5.        Berat badan bertambah
    6.        Penonjolan
    7.        Perubahan kepribadian

SINDROM KLIMAKTERIK
    1.        Rusakya fungsi organ seksual
    2.        Nafsu seksual menurun
    3.        Penampilan kelelakian menurun
    4.        Gelisah akan kepriaannya
    5.        Ketidaknyamanan fisik
    6.        Menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh
    7.        Perubahan kepribadian

PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK :
Ø  Pada Wanita
Keberhasilan penyesuaian terhadap perubahan fisik dan menopause sangat dipengaruhi masa lalu, terutama keinginan untuk menerima perasaan seks sebagai wanita.

Ø  Pada Pria
Keberhasilan penyesuaian terhadap perubahan fisik dan klimakterik, dipengaruhi pengalaman masa lalu dan keberhasilan dalam menyesuaikan diri dengan bidang lain.

PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN MENTAL
Ø  Penelitian Terman & Oden
Kemunduran mental tidak terjadi pada orang usia madya yang memiliki kemampuan intelektual tinggi.
Ø  Penelitian Kanggas & Bradway
Kecerdasan mengalami sedikit penignkatan di usia madya, terutama pada mereka dengan tingkat kecerdasan tinggi.

PERUBAHAN MINAT PADA USIA MADYA
Ø  Minat kurang dikembangkan seiring bertambahnya usia.
Ø  Terjadi pergeseran minat yan lebih mengarah pada minat yang bersifat menyendiri dan mengarah pada peningkatan kemampuan pribadi.
Ø  Banyak yang memperdalam kebudayaan.

Perubahan minat terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam kehidupan. Perubahan minat karna adanya perubahan peran lebih terlihat nyata pada wanita daripada pada pria.

PENYESUAIAN SOSIAL
Penyesuaian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
    1.        Sejauh mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dari dirinya.
    2.        Seberapa besar kepuasan yang diperoleh seseorang.

Faktor Penting Yang Menyebabkan Usia Madya Mempunyai Faktor Sosial Yang Baik :
     1.        Kesehatan yang baik akan memudahkan partisipasi sosial.
     2.        Keterikatan dengan kegiatan sosial akan melahirkan motivasi untuk ambil bagian dalam kegiatan.
     3.        Keterampilan sosial yang telah dimiliki.
     4.        Tidak hadir karna urusan keluarga tidak membatasi keinginan untuk berpartisipasi dalam kelompok sosial.
     5.        Status sosial yang sesuai dengan teman sebaya.
     6.        Kemauan untuk berperan sebagai anggota, walaupun biasa menjalankan peran pemimpin.

BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL BAGI USIA MADYA
Kecenderungan untuk menerima pendapat klise tentang usia madya.
Bahaya Personal yang Umum dan Serius :
·         Diterimanya kepercayaan tradisional
·         Idealisasi anak muda
·         Perubahan peran
·         Perubahan keinginan dan minat
·         Simbol status
·         Aspirasi yang tidak realistik
Bahaya Sosial : pengaruh dari kepercayaan tradisional.

Kondisi Yang Menghambat Penyesuaian diri Pada Usia Madya :
    1.        Falsafah : “kursi berkarang”.
    2.        Penampilan yang tidak menarik.
    3.        Kurang memiliki ketrampilan sosial.
    4.        Cenderung untuk lebihh suka kontak dengan keluarga.
    5.        Masalah keuangan.
    6.        Tekanan karena keluarga.
    7.        Popularitas yang diinginkan.
    8.        Mobilitas sosial.

MASA DEWASA MADYA
PENYESUAIAN PEKERJAAN DAN KELUARGA

Penyesuaian pekerjaan dan keluarga lebih sulit daripada penyesuaian pribadi dan sosial. Terutama dalam merawat orangtua usia lanjut.

PENYESUAIAN PEKERJAAN
Dirasakan sulit karna adanya kondisi baru dalam lingkungan pekerjaan.

Perubahan Kondisi Bekerja Yang Mempengaruhi Pekerjaan usia Madya :
    1.        Sikap sosial yang tidak menyenangkan
    2.        Strategi perekrutan karyawan
    3.        Meningkatkan mengunakan otomatisasi
    4.        Kerja kelompok
    5.        Perananan istri
    6.        Masa pensiun wajib
    7.        Kekuasaan bisnis besar
    8.        Relokasi

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN  PEKERJAAN PADA USIA MADYA
    1.        Kepuasan kerja
    2.        Kesempatan promosi
    3.        Harapan pekerjaan
    4.        Meningkatnya penggunaan otomatisasi
    5.        Sikap pasangan
    6.        Sikap terhadap usaha besar
    7.        Sikap terhadap teman kerja
    8.        Relokasi


PENILAIAN TERHADAP PENYESUAIAN PEKERJAAN
Dinilai dari tingkat keberhasilan kerja (prestasi) dan tingkat kepuasan kerja.
Kondisi yang menunjang kepuasan kerja pada usia madya :
·         Prestasi kerja lebih baik ditetapkan sebelumnya
·         Kepuasan setiap anggota keluarga atas prestasi kerja
·         Kesempatan mengaktualisasikan diri dalam kerja
·         Hubungan yang menyenangkan dengan sesama pegawai
·         Puas atas kebijakan organisasi & perlakuan dari atasan langsung

Peran kakek/nenek (menurut Naugarten & Einstein) :
·         Peran formal
·         Peran berusaha lucu
·         Peran orangtua pengganti
·         Peran “danau sumber kebijakan keluarga”
·         Peran tokoh jarak jauh

PENYESUAIAN DIRI DENGAN HIDUP SENDIRI
Wanita lebih realistis bahwa kemungkinan untuk menikah akan semakin kecil di usia madya. Terdapat perbedaan jenis kelamin dalam penyesuaian diri dengan hidup sendiri dalam hal pekerjaan dan keluarga, seperti :
·         Kesempatan pria lajang untuk berkarir lebih besar daripada wanita lajang.
·         Wanita lajang kebih diharapkan untuk mengurus orang tua berusia lanjut, sehingga kegiatan sosialnya menjadi terbatas.

PENYESUAIAN DIRI DENGAN HILANGNYA PASANGAN
Umumnya lebih menyulitkan bagi wanita kehilangan pasangan karena perceraian
·         Memberi pengaruh berbeda tergantung pada siapa yang menginginkan perceraian
·         Wanita yang diceraikan sering dikucilkan dan juga mengalami masalah ekonomi

Kehilangan pasangan karena kematian berkabung untuk waktu yang lama (kecuali jika kematian didahului penyakit lama)
Menurut Conroy ada 4 tahap jangka waktu :
1.    Hilag semangat hidup karna tidak bisa menerima kenyataan
2.    Hidup merana dengan terus mengenang masa silam
3.    Depresi dan mencari kompensasi (pil, alkohol)
4.    Bangkit kembali dan menerima dengan rela

Masalah Umum Masa Menjanda
·         Masalah ekonomi
·         Masalah sosial
·         Masalah keluarga
·         Masalah praktis
·         Masalah seksual
·         Masalah tempat tinggal

DEWASA MADYA
PENYESUAIAN PRIBADI DAN SOSIAL DEWASA MADYA

Usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mentalnya. Usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi ke dalam sub bagian, yaitu usia madya dini dan usia madya lanjut.

KARAKTERISTIK USIA MADYA
1.    Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
Ciri pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan masa yang sangat menakutkan. Pada usia ini banyaknya stereotype yang tidak menyenangkan, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik.
·         Puas atas ketentuan tunjangan cuti, kecelakaan kerja, pensiun dll.
·         Merasa aman dengan pekerjaannya
·         Tidak ada paksaan untuk pindah tugas , memgang tanggung jawab tertentu atau pindah pekerjaan baru.

PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN POLLA KELUARGA
Terjadi banyak perubahan pola keluarga selama masa dewasa madya.

KONDISI YANG MENYULITKAN PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN POLA KELUARGA
1.    Perubahan fisik
2.    Hilangnya peran sebagai orang tua
3.    Kurangnya persiapan
4.    Perasaan kegagalan
5.    Merasa tidak berguna lagi
6.    Kecewa terhadap perkawinanya
7.    Merawat anggota keluarga usia lanjut

PENYESUAIAN TERHADAPPERUBAHAN PERAN
Sarang kosong (Empty Nest)
Berakhirnya peran dan canggung ............. orang tua, memberi kesempatan pada suami istri untuk saling tergantung satu sama lain.

PENYESUAIAN SEKSUAL
Seks merupakan faktor penting kepuasan pasangan perkawinan usia madya sama pentingnya seperti pada mereka yang berusia dewasa dini.
Tapi banyak hal yang menyebabkan terjadinya penyesuaian seksual yang buruk, antara lain :
1.    Adanya perbedaan keinginan untuk melakukan hubungan seks pada pria dan wanita.
2.    Hilangnya gairah
3.    Adanya perbedaan keinginan untuk memiliki anak antara suami dan istri
4.    Hilangnya keterkaitan terhadap pasangan


PENYESUAIAN TERHADAP PIHAK KELUARGA PASANGAN ANAK
Kondisi menyulitkan penyesuaian :
1.    Singkatnya masa perkenalan sehingga orangtua hanya punya sedikit waktu untuk mengenal calon besan.
2.    Kedua pasangan berasal dari masyarakat, daerah bahkan negara yang berbeda.
3.    Orang tua melakukan konsultasi tentang calon mantu, tapi kemudian menyatakan tidak cocok dengan pilihan anaknya.
4.    Orangtua ingin agar hubungan dengan anaknya tetap baik seperti sebelum anak menikah, karenanya orangtua menuntut agar hubungan orangtua dengan menantu seperti hubungan orangtua dan anak.
5.    Anak diharuskan tinggal dengan orangtua dengan anak.
6.    Terlalu banyak menasehati anak yang sudah menikah.
7.    Perbedaan latar belakang sosial budaya yang sering menimbulkan kritik dan keteganggan.
8.    Menikah sebagai pelarian sehingga merasa malu & benci.
9.    Celaan dari pasangan karena tidak mau hidup bersama sebelum menikah.
10. Celaan karna menikah terpaksa karena hamil
11. Tempat tinggal berdekatan dengan orangtua mengundang campur tangan
12. Ketergantungan psikologis istri terhadap orangtuanya menyebabkan suami marah.
13. Kurangnya jumlah cucu.
14. Tidak menyukai pekerjaan yang dilakukan menantu laki-laki.

KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI DALAM MERAWAT ORANGTUA USIA LANJUT
1.    Pembalikan peran
2.    Tempat tinggal
3.    Tingkat tanggung jawab
4.    Hubungan orang usia lanjut dengan orang usia madya
5.    Peran yang dimainkan orang tua usia lanjut
6.    Jenis kelamin orang usuia lanjut
7.    Pengalaman awal bersama orangtua usia lanjut
8.    Sikap terhadap orangtua usia lanjut

PENYESUAIAN DENGAN MASA KAKEK/NENEK
Kakek/nenek lebih menyukai hubungan kesenangan tanpa tanggung jawab dengan cucu-cucunya.

Marmor membagi sumber-sumber umum dari stress ke dalam empat kategori utama :
1.    Stress Somatik, disebbabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
2.    Stress Budaya, berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudahaan, keperkasaan dan kesuksesan budaya tertentu.
3.    Stress Ekonomi, diakibatkan oleh beban keuangan.
4.    Stress Psikologis


2.    Usia madya adalah “usia yang berbahaya”
Ciri keempat adalah usia ini dianggap atau dipandang sebagai yang berbahaya dalam rentang kehidupan. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan maupun kurang, memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat dikalangan pria dan wanita.
3.    Usia madya adalah “usia canggung”
Ciri kelima dikenal dengan istilah “usia serba canggung (awkward age)”. Franzblau mengtakan bahwa “orang yang berusia madya seolah-olah berdiri diantara Generasi warga Senior”.
4.    Usia Madya adalah masa berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik “generativitas” (generativity) _ kecenderungan untuk menghasilkan – maupun stagnasi – kecenderungan untuk tetap berhenti akan dominan. Selama usia madya, irang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.
5.    Usia Madya merupakan masa evaluasi
Archer menyatakan : pada usia duapuluhan kita mengikat dii pada pekerjaan atau perkawinan. Selama akhir tigapuluhan dan awal empatpuluhan adalah umum bagi pria untuk melihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut. Usia madya nampaknya menuntut perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain.
6.    Usia madya dievaluasi dengan standar ganda
Standar ganda ini mempenaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek khusus yang perlu diperhatikan. Pertama adalah aspek yang dimana standar ganda dapat terlihat nyata terdapat pada cara mereka (pria dan wanita) menyatakan sikap terhadap usia tua.
7.    Usia madya merupakan masa sepi
Usia madya merupakan masa sepi dalam kehidupan perkawinan. Periode masa sepi pada usia madya lebih bersifat traumatic bagi wanita daripada bagi pria.
8.    Usia madya merupakan masa jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tigapuluhan dan empatpuluhan. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan pada usia manapun. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup.

TUGAS PERKEMBANGAN USIA MADYA
Havighurst membagi tanggung jawab ini menjadi empat kategori utama :
1.    Tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
2.    Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan minat
3.    Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuaian
4.    Tugas-tugas yang berkaitan dengan kehidupan keluarga

PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN FISIK
1.    Perubahan dalam penampilan
Berat badan bertambah, berkurangnya rambut dan beruban, perubahan pada kulit, tubuh menjadi gemuk, perubahan otot, masalah persendian, perubahan pada gigi, perubahan pada mata.

2.    Perubahan dalam kemampuan indera
Deteorisasi bertahap dari kemampuan indera mulai pada usia madya. Perubahan yang saling merepotkan dan nampak terdapat pada mata dan telinga. Disamping itu terjadi pula penurunan daya cium dan rasa, hak ini terutama terjadi pada pria.
3.    Perubahan pada keberfungsian fisiologis
Perubahan-perubahan pada tubuh bagian luar terjadi berbarengan dengan perubahan-perubahan pada organ-organ dalam tubuh dan besar bagian tubuh langsung atau tidak langsung diakibatkan perubahan jaringan tubuh.
4.    Perubahan pada kesehatan
Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan menurunnya kesehatan. Dimulai usia pertengahan empatpuluh tahunan, terdapat peningkatan ketidak mampuan dan ketidak absahan yang melangsung dengan cepat dan seterusnya.
5.    Perubahan seksual
Pada masa ini, wanita memasuki masa menopause atau perubahan hidup, dimana masa menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami masa klimakterik pria.

Sindrome Menopause :
·         Menstruasi berhenti
·         Sistem reproduksi menurun dan berhenti
·         Penampilan kewanitaan menurun
·         Ketidaknyamanan fisik
·         Berat badan bertambah
·         Penonjolan
·         Perubahan kepribadian

Sindrome Klimakterik Pada Pria :
·         Rusaknya fungsi organ seksual
·         Nafsu seksual menurun
·         Penampilan kelelakian menurun
·         Gelisah akan kepriaannya
·         Ketidaknyamanan fisik
·         Menurunnya kekuatan dan daya tahan tubuh
·         Perubahan kepribadian

PENILAIAN TENTANG PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK
Penyesuaian Diri Wanita
Sejauhmana berhasilnya seorang wanita membuat penyesuaian diri terhadap perubahan diri dan mental yang disertai dengan menopause adalah sangat dipengaruhi oleh masa lalunya terutama kemauannya untuk menerima perasaan seks sebagai wanita
Penyesuaian Pada Pria
Seberapa jauh seorang pria dapat menyesuaikan diri dengan klimakterik nampaknya dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan oleh keberhasilannya dalam menyesuaikan diri dengan bidang-bidang lain.

PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN MENTAL
Penelitian Terman dan Oden pada sekelompok pria dan wanita, bahwa kemunduran mental tidak mulai (ada) selama usia madya dikalangan orang-orang yang mempunyai kemampuan intelektual tinggi.

Suatu studi yang dilaporkan oleh Kanggas dan Bradway menyimpulkan bahwa kecerdasan pada sedikit meningkatkan pada usia madya, terutama pada mereka yang tingkat kecerdasan tinggi.

Perubahan Minat Pada Masa Usia Madya :
·         Minat biasanya lebih ditekan daripada dikembangkan seiring dengan bertambahnya usia.
·         Ada pergeseran penekanan pada minat yang sekarang ada.
·         Ada pergeseran penekanan pada minat yang lebih bersifat menyendiri.
·         Banyak orang berusia madya yang mengembangkan keinginannya untuk memperdalam kebudayaan.
·         Ada penurunan dalam perbedaan jenis kelamin.
·         Ada kecenderungan untuk saling membagi minat bagi para pria maupun wanita.
·         Ada peningkatan minat akan kegiatan yang mengarah kepeningkatan kemampuan pribadi dari padanya. Kedua, seberapan banyak kepuasan yang diperoleh seseorang.

Faktor Penting Yang Menyebabkan Orang Usia Madya Mempunyai Fungsi Sosial Yang Baik :
·         Kesehatan yang tidak menyebabkan orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
·         Kaitan yang erat dengan kegiatan sosial dapat melahirkan motivasi yang perlu untuk ambil bagian dalam kegiatan sosial.
·         Kemahiran dan ketrampilan sosial yang diperoleh sebelumnya dapat memperkuat kepercayaan diri dan dapat mempermudah masalah sosial.
·         Tidak hadir karena ada urusan keluarga dan keuangan tidak cukup membatasi kemauan dan kemampuannya untuk berfungsi sebagai kelompok ahli sosial.
·         Status sosial yang sesuai dengan teman sebayanya.
·         Kemauan untuk berperan sebagai pengikut dengan ikhlas.

PENYESUAIAN DIRI TERHADAP MINAT YANG BERUBAH
Perubahan minat yang ada pada masa usia madya terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dan peran dalam hidup. Perubahan minat dalam peran bagi para wanita jauh lebih tegas dan kongkrit pada masa usia madya dipandang pria, konsekuensinya, perubahan keinginan ini lebih berkesan.
Penampilan dan pakaian, uang, wanita, simbol status, agama, rekreasi.

PENYESUAIAN SOSIAL
Penyesuaian sosial pada setiap tahap usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama , sejauh mana seseorang dapat memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.

BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL BAGI ORANG USIA MADYA
Bahaya sosial dan pribadi yang paling besar bagi mereka yang berusia madya timbul karena kecenderungan untuk menerima pendapat umum klise tentang kebudayaan.
Ada enam macam bahaya persona yang dianggap umum dan serius :
·         Diterimanya kepercayaan tradisional
·         Idealisasi anak muda
·         Perubahan peran
·         Perubahan keinginan dan minat
·         Simbol status
·         Aspirasi yang tidak realistis
·         Bahaya sosial

Kondisi Umum Yang Menghambat Proses Penyesuaian Diri Bagi Orang Usia Madya :
·         Falsafah “kursi berkarang”
·         Penampilan yang tidak menarik
·         Kurang memiliki keterampilan sosial
·         Kecenderungan untuk lebih suka berkontak dengan keluarga
·         Masalah keuangan
·         Tekanan karena keluarga
·         Popularitas yang diinginkan
·         Mobilitas sosial.

Teori & Penelitian tentang perkembangan masa dewasa madya datang dari normative – crisis perspective :

JUNG
·         Transisi tengah baya (kurang lebih usia 40 tahun)
·         Setelah tugas merawat anak selesai, individu madya dapat menyeimbangkan kepribadian melalui ekspresi karakteristik pribadi yang selama ini disupressed.
·         Perempuan akan lebih asertif dan laki-laki jadi lebih ekspresif secara enosional.
·         Menjadi lebih inner-oriented dan lebih asyik dengan inner-worldnya.
·         Melepaskan image muda, mengadopsi gaya hidup yang lebih tepat & mehyadari bahwa idup mereka terbatas.
·         Dapat memunculkan stress, tetapi stress ini justru dibutuhkan untuk penyesuaian yang sehat.


You May Also Like

0 komentar