PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN
Beberapa Konsep Tentang masa
Remaja :
·
Stanley Hall : masa remaja
ditandai dengan kepribadian baru, sebagai akibat kematangan seksual. Disebut
sebagai Storm dan Stress. Yaitu : sebagai individu yang penuh gejolak emosi.
·
Jean Piaget : Masa remaja
terdapat perubahan penting pada fungsi intelegensi (perkembangan aspek kognisi)
·
Erik Erikson : masa remaja
terjadi penemuan identitas diri diawali dengan krisis identitas.
·
Anna Freud : masa remaja
terjadi perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan
dalam hubungan dengan orangtua dan perubahan dalam cita-cita.
PERKEMBANGAN
MORAL PADA MASA REMAJA
Moral adalah
ukuran baik-buruk yang ditentukan oleh nilai-nilai budaya, meliputi : adat
istiadat, kebiasaan, cara/ pola tingkah laku yang sesuai dengan standar
kelompok.
Individu yang bermoral ialah : individu yang mampu
menyesuaikan diri atau mentaati peraturan-peraturan dalam masyarakat.
Bagaimana individu itu mengetahui konsep moral, yaitu
dengan interaksi dengan lingkungan melalui feed
back correction.
Feed back correction berupa
:
-
Teguran
-
Larangan
-
Hukuman
-
Pujian
-
Persetujuan tingkah laku
-
Pembenaran tingkah laku
-
Kecaman
INDIVIDU LINGKUNGAN
Interaksi -
Orangtua
-
Sekolah
-
Teman sebaya
Kohlberg’s theory of moral development
Level I:
Preconventional moral reasoning
|
Stage 1
|
“might makes right”
|
Punishment/obedience orientation: self-interest
|
Stage 2
|
“look out for number one”
|
Instrumental/relativist orientation: quid pro quo
|
|
Level II:
Conventional moral
reasoning
|
Stage 3
|
“good girl,
nice boy”
|
Proper behavior for the social approval
|
Stage 4
|
“law and order”
|
Proper behavior of the dutiful citizen, obey laws
|
|
Level III:
Postconventional moral reasoning
|
Stage 5
|
“social contract”
|
Mutual benefit to all, obey society’s rules
|
Stage 6
|
“universal ethical
principles”
|
Defend right/wrong, not just majority, all life is
sacred (reflective)
|
Faktor – faktor yang mempengaruhi moral pada remaja :
1.
Faktor
Individu
Yang
berhubungan dengan penerimaan ‘rangsang’ dari
lingkungan.
· Penerimaan
positif
Ada perasaan dalam diri,
bahwa nilai-nilai moral berguna bagi diri mentaati
peraturan.
· Penerimaan
negatif
Ø Menganggap
nilai-nilai mral sebagai beban.
Ø Merasa
terkekang.
Ø Merasa
nilai-nilai moral sebagai penghalang kebebasannya.
2.
Faktor
Lingkungan
a. Orang
tua, orang dewasa lainnya
·
Peranan positif, dalam
memberikan pendidikan agama dan disiplin, yaitu :
-
Mendidik dalam pengertian
konsep-konsep
-
Reward : bagi tingkah laku
yang dibenarkan
-
Punishment : bagi tingkah
laku yang tidak dibenarkan
-
Konsisten dalam aturan
·
Peranan negatif, bila
penerapan disiplin tidak konsisten.
b. Lingkungan
sekolah dan teman sebaya, pengaruhnya lebih besar.
c. Media
: cetak dan elektronik, pengaruhnya dapat positif atau negatif.
Perubahan Moral Remaja
Anak Remaja
Transisi Moral
Orang tua Konsep
baru
Hukuman yang efektif
·
Sesuai kesalahan
·
Jelas dan konsisten
·
Sesuai dengan usia
·
Bersifat konstruktif
·
Meningkatkan kontrol diri
·
Tidak menimbulkan ketakutan
·
Tidak menambah beban
Metode disiplin
·
Otoriter,
aturan yang kaku dari orang tus
·
Permissive,
bebas tak terbatas dan tidak ada larangan
·
Demokratis,
mempersiapkan remaja untuk mampu mengembangkan diri dalam mendisiplin dirinya.
Baumrind: Three Parenting Styles
Style
|
Authoritarian
|
Permissive
|
Authoritative
|
Warmth
|
Low
|
high
|
high
|
Discipline
|
Strict
|
rare
|
moderate
|
Expected Maturity
|
High
|
low
|
moderate
|
Communication: parent-child
|
High
|
low
|
high
|
Communication: child-parent
|
Low
|
high
|
high
|
Perubahan yang
terjadi
·
Piaget
: perkembangan kognisi mencapai formal operasional.
-
Mampu mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan dalam menyelesaikan masalah
-
Dapat mempertanggungjawabkan
berdasarkan hipotesis
·
Kohlberg
: perkembangan moral mencapai tahap moralitas pasca
konvensional.
-
Menerima dan mampu
menyesuaikan diri dengan standar sosial yang berlaku.
Perubahan moral, mencapai
moralitas yang lebih matang.
1.
Menggantikan konsep moral
khusus ke konsep moral umum tentang benar salah. Tergantung pada :
-
Penerapan disiplin
-
Bimbingan
2.
Merumuskan konsep moral yang
baru kedalam kode moral sebagai pedoman perilaku
-
Orangtua disesuaikan
dengan perkembangan. Misalnya : bohong, nyontek.
3.
Pengendalian perilaku
berdasarkan peran suara hati. Muncul motivasi untuk memperbaiki kesalahan.
·
Anak : salah dihukum takut
·
Remaja : salah dihukum motivasi
Hambatan – hambatan dalam mengembangkan kedewasaan moral
:
1.
Persiapan
untuk membuat kputusan moral / moral judgement.
remaja yang berasal dari keluarga demokratis
akan lebih baik dibandingkan dengan yang berasal dari keluarga otoriter,
permissive, karena akan dipersiapkan untuk mengambil pertimbangan / keputusan
moral.
2.
Banyaknya
tuntutan moral pada masa remaja.
Belajar menuruti aturan-aturan / hukum,
dianggap menyulitkan remaja.
3.
Konflik
dalam nilai-nilai moral
Norma moral antara kelompok sering berbeda,
sehingga menimbulkan konflik. Misalnya : kelompok jenis kelamin, kelompok.
4.
Tekanan
dari kelompok teman sebaya
Adanya perbedaan standar moral ortu dan
masyarakat dengan standar moral teman sebaya.
Transisi moral akan berhasil
sehingga mencapai kematangan moral bila :
1.
Remaja mampu merubah sikap
dan nilai-nilai konsep moralnya sehingga dapat menemukan tuntutan-tuntutan yang
lebih matang dari masyarakat dewasa.
2.
Remaja harus mampu
mengontrol perilakunya sehingga pengontrolan dari luar tidak diperlukan.
Menurut Crow &
Crow :
Ketidaksesuaian pengetahuan moral dengan perilaku,
disebabkan oleh :
1.
Tekanan dari taman
kelompoknya
Ingin diterima kelompok
mengikuti
norma kelompok
Konflik
moral yang dimiliki
2.
Kebingungan, karena
perbedaan nilai moral orang tua berbeda dengan nilai moral kelompok.
3.
Kebutuhan kebebasan,
keinginan diperlakukan sebagai orang dewasa menyebabkan penolakan aturan /
terhadap otoritas.
4.
Keputusan yang bersifat
emosional, bila suatu tujuan begitu pentingnya bagi remaja, sering mereka
berani mengorbankan keprcayaan-kepercayaan moral mereka untuk mencapai tujuan.
5.
Dorongan yang kuat yang
tidak dapat dikontrol, adanya dorongan yang ingin dipuaskan, tapi mendapat
penolakan dari lignkungan sosial namun remaja tidak tahu cara yang baik.
Terjadi : pelanggaran moral (13-14 tahun), kenakalan remaja.
Bentuk-bentuk
ketidaksesuaian dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.
Pelanggaran pelanggaran
hukum norma dirumah.
-
Pengabdian perintah
-
Tidak menurut pada orang tua
-
Perselisihan saudara
2.
Pelanggaran-pelanggaran
hukum sekolah
-
Tidak naik kelas
-
Bolos sekolah
-
Menipu tanda tangan orang
tua
-
Berbicara dikelas,
mengganggu teman
3.
Pelanggaran hukum
dimasyarakat
-
Kegiatan diluar rumah
Klasifikasi moral menurut
Peck dan Havighurst :
1.
Tipe moral, bersifat
kekanak-kanakan, impulsif dan tidak mempunyai rasa tanggung jawab.
2.
Tipe Bijaksana (expedient
type), perilakunya menurut standar moral.
3.
Tipe penyesuaian diri
(conforming type), mengikuti kebiasaan dan hukum spesifik pada setiap
kesempatan.
4.
Tipe rasional (ratonal
conscientious type)
-
Membedakan mana yang benar
dan yang salah melalui pertimbangan tindakannya
-
Kaku dalam menggunakan
prinsip moral
-
Perilaku baik buruk
berdasarkan feedback lingkungan
5.
Tipe rasional altruistik (rational altruistic)
-
Stabil dalm prinsip moral
-
Bersikap realistik dalam
menilai perilaku disesuaikan dengan aturan/ norma lingkungan
-
Mempertimbangkan keselamatan
diri dan orang lain (altruistica).
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Masa remaja sangat dipengaruhi oelh kelompok sosial.
Standar kelompok sosial dijadikan dasar konsep remaja
mengenai kepribadian ideal. Namun banyak kegagalan dalam mencapai kepribadian
yang ideal sebab :
1.
Pola kepribadianyang sudah
dibentuk sejak kanak-kanak sudah mulai stabil, dan cenderung menetap. Perubahan
yang terjadi dengan bertambahnya usia lebih bersifat kuantitatif.
-
Remaja memperkuat sifat yang
diinginkan, dan memperlemah yang tidak diinginkan.
2.
Kondisi lingkungan yang
mempengaruhi konsep diri (inti pola kepribadian) sering tidak terkendali.
Beberapa kondisi yang mempengaruhi konsep diri remaja.
1.
Usia kematangan
Cepat matang Sikap
lingkungan Penyesuaian diri
Lambat matang
2.
Penampilan diri
Menarik penilaian lingkungan Konsep diri dukungan
sosial
Berbeda
Penilaian lingkungan Rendah
diri
3.
Nama dan julukan
4.
Kepatuhan seks
5.
Hubungan keluarga
Hubungan keluarga erat identifikasi
dengan tokoh ideal
6.
Teman sebaya
· Konsep
diri remaja merupakan cerminan dari anggapan kelompok tentang dirinya
· Mengembangkan
ciri kepribadian yang diakui kelompok
7.
Kreatifitas ;
·
Anak kreatif -
remaja individualis
-
Identitas berkembang
Mempengaruhi konsep diri
· Anak
yang mengikuti pola yang diakui, kurang mempunyai perasaan identitas dan
individualis.
8.
Cita – cita :
·
Cita-cita
realistis berhasi
menimbulkan percaya diril kepuasan
Konsep diri
baik
·
Cita-cita un-realistis gagal
rasa tak mampu menyalahkan
sebab kegagalan (diri dan lingkungan)
USAHA
MEMPERBAIKI KEPRIBADIAN
1. Menentukan
ideal yang realistik yang mungkin tercapai
2. Dapat
menilai kekurangan dan kelebihan diri
3. Harus
mempunyai konsep diri yang stabil
4. Harus
merasa puas dengan hal-hal yang telah dicapai, dan memperbaiki kekurangan
TRANSISI DI DALAM HUBUNGAN
KELUARGA
Dengan
kekhasan remaja, sering menimbulkan perselisihan dalam keluarga, sehingga
mempengaruhi suasana rumah. Perilaku ditunjukkan dengan :
-
Kritik
-
Verbal Attack
-
Permusuhan
Kondisi-kondisi yang
mempengaruhi suasana rumah
1. Saling
pengertian
· Dengan
empati
· Komunikasi
yang baik
· Saling
membagi pengalaman
2. Pertentangan
Di luar Otonomi
· Merupakan
simbol status bagi remaja yang menggambarkan bukan anak-anak lagi, ingin
mandiri.
· Namun
orangtua masih ingin untuk mengendalikan remaja
3. Konflik
dalam hal pandangan dan pendapat
Adanya
gap generasi budaya
4. Kebersamaan
Ayah
dan ibu saling membagi dalam pengasuhan remaja
5. Pengawasan
/ kontrol orang tua
Pola
pengasuhan yang kuat, biasanya menyebabkan perilaku melawan
6. Hubungan
perkawinan
Keharmonisan
keluarga
7. Keretakan
keluarga
8. Susunan
dan ukuran keluarga
Semakin
kecil keluarga, semakin besar hubungan intra personal
9. Masuknya
anggota keluarga lain atau orang lain
Merupakan
simbol status bagi remaja yang menggambarkan bukan anak-anak lagi, ingin
mandiri.
TEORI KOGNITIF PIAGET
·
Formal operational
·
Kemampuan berpikir lebih efektif, fleksibel,
hipotetical & abstrak.
·
Dapat membayangkan berbagai kemungkinan situasi
& memikirkan perubahannya dalam situasi
nyata.
·
Dapat memikirkan objek yang tidak tampak (nyata),
masa depan, berbagai kemungkinan (peluang) & hipotesis yang tidak konkrit
& real.
KEMAMPUAN BERPIKIR REMAJA
THINKING ABOUT
POSSIBILITIES
·
Dapat membuat kaitan antar berbagai alternatif
kemungkinan, bahkan tentang hal yang tidak mungkin.
·
Kemampuan ini mempengaruhi berbagai area kehidupan
remaja, seperti ; pilihan politik, pilihan pekerjaan, relasi dengan orangtua
& peer.
THINKING THROUGH
HYPOTHESES
·
Terkait dengan thinking about possibilities
·
Hipotesis adalah possibilities yang mungkin dapat
menjadi impossibilities.
·
Merupakan dasar metode ilmiah.
THINKING AHEAD
·
Mampu secara sistematik mengembangkan strategi
untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
·
Perencanaan yang melibatkan kemampuan kognitif
untuk memikirkan seluruh langkah yang akan dilakukan sebelum tugas
dilaksanakan.
THINKING ABOUT
THOUGHTS
·
Kemampuan to think about thinking, mis :
intropeksi, menulis diary, puisi, diskusi yang “dalam” dengan teman.
·
Mengembangkan kemampuan menemukan cara meningkatkan
kemampuan belajar, memory & problem solving.
·
Merupakan metacognition 9kemampuan berpikir tentang
kognisi & kesadaran akan pengetahuan).
·
Operations on operations (gunakan logika untuk
analisis logika, membuat aturan mengenai aturan, membandingkan berbagai ide
menggunakan ide yang lebih abstrak).
THINKING BEYOND OLD
LIMITS
·
Terjadi peningkatan dalam memikirkan &
mempertanyakan berbagai topik, mis : isu politik, nilai-nilai beragama, isu
moral, relasi personal. Mungkin akan dievaluasi & didebat.
·
Kemampuan ini menjadi sumber excitement &
pleasure karena mempertanyakan ide kuno akan cocaine, alkohol, rokok dll.
Penyebab :
·
Prestasi yang
buruk
·
Tidak menyukai
sekolah
·
Tidak mendapatkan
dukungan dari keluarga
·
Menikah (remaja
putri)
·
Hamil
·
Bekerja
Akibat :
·
Sulit mendapatkan
pekerjaan yang layak
·
Tidak dapat
melanjutkan studi yang lebih tinggi
Solusi :
·
Kembali ke sekolah
·
Bekerja dengan
gaji kecil
EATING DISORDER
·
Anorexia Nervosa
Umumnya terjadi pada remaja
putri. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi mungkin karna masalah
fisik yang disebabkan gangguan pada otak.
·
Obesity
Sekitar 5% remaja mengalami
obesitas.
> 20 % berat badan ideal
> 15-20 % berat badan ideal
·
Bulimia
Umumnya pada remaja putri
·
Prediktor
Ø Lemahnya kontrol diri & cenderung cari sensasi untuk dapat
perhatian.
Ø Pegaruh keluarga (predisposisi genetik, pola asuh yang buruk,
konflik keluarga)
Ø Tempramen yang buruk
Ø Masalah tingkah laku, seperti agresi
Ø Kegagalan dalam pendidikan
Ø Penolakan teman sebaya
Ø Berteman dengan pengguna
Ø Solidaritas & pemberontak
Ø Sikap positif terhadap obat terlarang
Ø Mengenal obat terlarang sejak dini
SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES
·
Bahaya penyakit
kelamin & HIV/AIDS
·
Homosexual &
Lesbian
·
Hamil di luar
nikah
MINAT REMAJA
Perubahan
minat
·
Pada masa remaja, minat anak minat yang lebih matang
·
Perubahan minat terjadi
karena : pengalaman, nilai, kematangan
Beberapa
minat remaja
1. Minat
rekreasi :
· Olahraga
· Membaca
· Nonton
: tv, film
· Mendengarkan
radio
· Bersantai,
bepergian
· Hobi
· Melamun
2. Tergantung pada :
· Kesempatan
· Tingkat
popularitas
Contoh
Ø Pesta
Ø Ngobrol
: katarsis, informasi
Ø Kritik -
protes
3. Minat
pribadi
· Minat
pada penampilan
· Minat
pada pakaian
· Minat
pada uang
· Minat
pada prestasi
· Minat
pada kemandirian
Sangat
tergantung pada teman sebaya
4. Minat
pada pendidikan
5. Minat
pada pekerjaan
6. Minat
pada agama
7. Minat
pada simbol status
8. Status
sosial ekonomi keluarga
9. Pekerjaan
orang tua
10. Aspirasi
orang tua
Aspirasi
orang tua mempengaruhi kebebasan remaja, terutama jika aspirasi yang tidak
realistik
11. Konsep
aturan keluarga
· Diharapkan
orang tua membimbing remaja menjadi dewasa
· Seringkali
konsep tradisional orangtua bertentangan dengan kebebasan remaja
12. Kesukaan,
kedekatan dengan anggota keluarga
Sebab – sebab kegagalan
komunikasi keluarga
·
Adanya perubahan sosial dan
budaya yang cepat, menimbulkan gap generation.
·
Remaja merasa tidak
dimengerti oleh orang tua
·
Masalah dengan orang lain,
sebagai penyebab rintangan dalam keluarga
·
Kurang berbagi pengalaman
LEVEL OF ASPIRATION
Aspirasi
: harapan pada sesuatu / cita-cita dengan kemajuan sebagai akhir.
Macam-macam
aspirasi :
1. Aspirasi
positif
2. Aspirasi
negatif
3. Aspirasi
dekat – realistik
4. Aspirasi
jauh – tak realistik
1. Aspirasi
Positif adalah cita-cita untuk mencapai sukses.
Contoh
: Dapat bekerja lebih baik dari orang
lain. Misalnya : nilai ujian yang baik
2. Aspirasi
negatif adalah keinginan untuk menghindari kegagalan.
Contoh
: puas dengan terlampauinya masa ujian.
3. Aspirasi
dekat. Cita-cita yang dibangun oleh seseorang untuk dirinya pada waktu itu
(jangka pendek).
Contoh
:
-
Dapat melewati ujian dengan
sukses
-
Mengharapkan kemenangan di
suatu pertandingan olahraga
4. Aspirasi
Jauh. Cita-cita yang dibangun oleh seseorang untuk masa depan.
Contoh
: ingin menjadi dokter saat menjalani sekolah di SMP.
5. Aspirasi
Negatif, kekuatan aspirasi tidak bergantung dekat / jauh tetapi bergantung pada
seberapa sulit aspirasi itu dapat diraih.
Contoh
: bila kepuasan / kepopuleran yang ingin diraih daripada ijazah = mementingkan
kegiatan sosial daripada sekolah.
Hirarki
Aspirasi
Aspirasi Dekat Jauh
· Tahapan
yang diraih
· Motivasi
· Hasil
yang ingin dicapai
· Positif
Gagal Berhasil
Tak realistis Realistis
Contoh
: Ingin menjadi dokter
Tahapan-tahapan
yang harus dilampaui.
Tingkat
Aspirasi adalah standar seseorang dalam mengharapkan sesuatu dan harapan
untuk mencapai perilaku yang diharapkan.
·
Harapan / Aspirasi Realistik
: bila mempunyai kesempatan baik untuk sukses.
·
Aspirasi Tidak Realistik :
Jika kesempatan dalam mencapai tujuan dalam keraguan.
Menurut ‘Strang’
Orang cenderung menyusun tingkat aspirasi mereka relatif
tinggi ketika mereka merasa tidak puas dengan status mereka sekarang. Dan
mereka cenderung menyusun tingkat aspirasi relatif rendah ketika motivasi
menurun, merasa gagal, takut menghadap kenyataan secara realistis, atau saat
merasa gelisah serta saat orang lain menilai kurang baik.
Metode mempelajari tingkat aspirasi
Untuk mengetahui bagaimana aspirasi remaja, digunakan
beberapa metode, yaitu :
1. Mempelajari
harapan-harapan remaja
2.
Mempelajari idola remaja
3.
Mempelajari resolusi
Resolusi menyatakan
ketidak puasan remaja terhadap dirinya dan prestasinya, sehingga dia
beraspirasi meningkatkan aspirasi.
4. Eksperimen
laboratorium, dengan mengevaluasi hasil eksperimennya.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
DEWASA DINI
·
Tahap formal operational
(piaget)
·
Hasil penelitian willian
perry terhadap mahasiswa usia dewasa dini menunjukkan bahwa kemampuan berfikir
berubah dari rigidity to flexibility & freely chosen commitments.
·
Pada awal kulia pola berpikir rigid, tetapi
setelah tahu berbagai ide & pengetahuan baru, mereka sadar ada banyak cara
pandang. Sehingga dapat melihat bahwa pengetahuan & value bersifat relatif.
Tiap lingkungan & individu memiliki value system yang berbeda. Sehingga
mereka mencapai commitment within relativism (membuat judgment & memilih
belief & value meskipun tidak betul-betul yakin serta membuka peluang bagi
kemungkinan lain yang lebih valid).
·
Cara berpikir ini disebut
sebagai postformal thought dengan ciri-ciri :
Ø Shifting
gears : mampu memindahkan pemikiran abstrak kepada pemikiran praktis dalam
kehidupan nyata (diatas kertas, ia akan menang, tapi belum tentu kenyataannya.
Ø Multiple
causality, multiple solutions : kesadaran bahwa pada umumnya munculnya masalah
disebabkan banyak hal & juga memiliki banyak solusi, serta beberapa solusi
lebih dapat memecahkan masalah dibandingkan solusi lainnya.
Ø Pragmatism
: kemampuan untuk memilih yang terbaik dari beberapa solusi & memiliki
kriteria untuk memilih solusi.
Ø Awareness
of paradox : kesadaran bahwa masalah atau solusi memiliki inherent conflict
(melakukan hal ini akan memberikan apa yang ia inginkan, tapi hanya akan
membuatnya tidak bahagia pada akhirnya.
MASA
DEWASA MADYA
PENYESUAIAN
PRIBADI DAN SOSIAL
Usia 40 – 60 tahun.
Dibagi dalam usia madya dini & madya lanjut.
Ditandai perubahan fisik dan mental.
Karakteristik Usia Madya
1.
Periode yang sangat ditakuti
Karna adanya
stereotype yang tidak menyenangkan ( kepercayaan tradisional tentang kerusakan
mental dan fisik serta pandangan tentang pentingnya masa muda).
2.
Masa Transisi
Penyesuaian terhadap
minat, nilai dan pola perilaku yang baru.
3.
Masa Stress
Penyesuaian radikal
terhadap oeran dan pola hidup yang berubah.
4.
Usia berbahaya
Masalah fisik karna
terlalu lelah bekerja, cemas berlebihan, kurang memperhatikan kehidupan. Resiko
mengalami gangguan jiwa.
5.
Usia canggung (Awkward age)
Menurut Franzblau :
“seolah-olah berdiri di antara generasi warga senior”.
6.
Masa berprestasi
Menurut Erickson
terjadi krisis generativity – stagnansi. Selama usia madya, individu menjadi
lebih sukses atau sebaliknya tidak mengerjakan apa pun lagi.
7.
Masa evaluasi
Menurut Archer, usia
20-an kita mengikatkan diri pada pekerjaan dan perkawinan. Diakhir 30-an dan
awal 40-an adalah umum bagi pria untuk melihat kembali keterikata masa awal
tersebut.
8.
Usia madya dievaluasidengan
standar ganda
Mempengaruhi dua
aspek, yaitu aspek perubahan jasmani dan aspek cara menyatakan sikap terhadap
usia tua.
9.
Masa sepi dalam kehidupan
perkawinan
Lebih traumatik bagi
wanita.
10.
Masa jenuh
Kejenuhan datang di akhir
usia 30-an dan 40-an sehingga tidak menimbulkan kepuasan dan dirasakan tidak
menyenangkan.
KRISIS USIA MADYA (MENURUT KIMMEL)
1.
Krisis sebagai orang tua ditandai
dengan sindrom “dimana kesalahan kami?” jika anak gagal memenuhi harapan orang
tua.
2.
Krisis yang timbul karena
orang tua berusia lanjut.
3.
Krisis yang berhubungan
dengan kematian.
SUMBER UMUM STRESS USIA MADYA (MENURUT MARMOR)
1.
Stress somatik, disebabkan
keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
2.
Stress budaya, berasal dari
penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan.
3.
Stress ekonomi, akibat beban
keuangan.
4.
Stress psikologis, karna
kehilangan pasangan, kepergian anak dari rumah, kebosanan.
TUGAS PERKEMBANGAN USIA MADYA
1.
Berkaitan dengan perubahan
fisik
2.
Berkaitan dengan perubahan
minat
3.
Berkaitan dengan perubahan
standar hidup
4.
Berkaitan dengn kehidupan
keluarga
PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN FISIK
1.
Perubahan penampilan
2.
Perubahan kemampuan indera
3.
Perubahan fisiologis
4.
Perubahan kesehatan
5.
Perubahan seksual
SINDROM MENOPAUSE
1.
Menstruasi berhenti
2.
Sistem reproduksi menurun
dan berhenti
3.
Penampilan kewanitaan
menurun
4.
Ketidaknyamanan fisik
5.
Berat badan bertambah
6.
Penonjolan
7.
Perubahan kepribadian
SINDROM KLIMAKTERIK
1.
Rusakya fungsi organ seksual
2.
Nafsu seksual menurun
3.
Penampilan kelelakian
menurun
4.
Gelisah akan kepriaannya
5.
Ketidaknyamanan fisik
6.
Menurunnya kekuatan dan daya
tahan tubuh
7.
Perubahan kepribadian
PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK :
Ø Pada
Wanita
Keberhasilan penyesuaian
terhadap perubahan fisik dan menopause sangat dipengaruhi masa lalu, terutama
keinginan untuk menerima perasaan seks sebagai wanita.
Ø Pada
Pria
Keberhasilan penyesuaian
terhadap perubahan fisik dan klimakterik, dipengaruhi pengalaman masa lalu dan
keberhasilan dalam menyesuaikan diri dengan bidang lain.
PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN MENTAL
Ø Penelitian
Terman & Oden
Kemunduran mental tidak
terjadi pada orang usia madya yang memiliki kemampuan intelektual tinggi.
Ø Penelitian
Kanggas & Bradway
Kecerdasan mengalami sedikit
penignkatan di usia madya, terutama pada mereka dengan tingkat kecerdasan
tinggi.
PERUBAHAN MINAT PADA USIA MADYA
Ø Minat
kurang dikembangkan seiring bertambahnya usia.
Ø Terjadi
pergeseran minat yan lebih mengarah pada minat yang bersifat menyendiri dan
mengarah pada peningkatan kemampuan pribadi.
Ø Banyak
yang memperdalam kebudayaan.
Perubahan
minat terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab, kesehatan
dan peran dalam kehidupan. Perubahan minat karna adanya perubahan peran lebih
terlihat nyata pada wanita daripada pada pria.
PENYESUAIAN SOSIAL
Penyesuaian sosial pada setiap tahap
usia ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
1.
Sejauh mana seseorang dapat
memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dari
dirinya.
2.
Seberapa besar kepuasan yang
diperoleh seseorang.
Faktor Penting Yang Menyebabkan Usia
Madya Mempunyai Faktor Sosial Yang Baik :
1.
Kesehatan yang baik akan
memudahkan partisipasi sosial.
2.
Keterikatan dengan kegiatan
sosial akan melahirkan motivasi untuk ambil bagian dalam kegiatan.
3.
Keterampilan sosial yang
telah dimiliki.
4.
Tidak hadir karna urusan
keluarga tidak membatasi keinginan untuk berpartisipasi dalam kelompok sosial.
5.
Status sosial yang sesuai
dengan teman sebaya.
6.
Kemauan untuk berperan
sebagai anggota, walaupun biasa menjalankan peran pemimpin.
BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL BAGI USIA
MADYA
Kecenderungan untuk menerima pendapat
klise tentang usia madya.
Bahaya Personal yang Umum dan Serius :
·
Diterimanya kepercayaan
tradisional
·
Idealisasi anak muda
·
Perubahan peran
·
Perubahan keinginan dan
minat
·
Simbol status
·
Aspirasi yang tidak
realistik
Bahaya Sosial : pengaruh dari
kepercayaan tradisional.
Kondisi Yang Menghambat Penyesuaian diri
Pada Usia Madya :
1.
Falsafah : “kursi berkarang”.
2.
Penampilan yang tidak
menarik.
3.
Kurang memiliki ketrampilan
sosial.
4.
Cenderung untuk lebihh suka
kontak dengan keluarga.
5.
Masalah keuangan.
6.
Tekanan karena keluarga.
7.
Popularitas yang diinginkan.
8.
Mobilitas sosial.
MASA
DEWASA MADYA
PENYESUAIAN
PEKERJAAN DAN KELUARGA
Penyesuaian pekerjaan dan keluarga lebih sulit daripada
penyesuaian pribadi dan sosial. Terutama dalam merawat orangtua usia lanjut.
PENYESUAIAN PEKERJAAN
Dirasakan sulit karna adanya kondisi baru dalam
lingkungan pekerjaan.
Perubahan Kondisi Bekerja Yang Mempengaruhi Pekerjaan
usia Madya :
1.
Sikap sosial yang tidak
menyenangkan
2.
Strategi perekrutan karyawan
3.
Meningkatkan mengunakan
otomatisasi
4.
Kerja kelompok
5.
Perananan istri
6.
Masa pensiun wajib
7.
Kekuasaan bisnis besar
8.
Relokasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN PEKERJAAN PADA USIA MADYA
1.
Kepuasan kerja
2.
Kesempatan promosi
3.
Harapan pekerjaan
4.
Meningkatnya penggunaan
otomatisasi
5.
Sikap pasangan
6.
Sikap terhadap usaha besar
7.
Sikap terhadap teman kerja
8.
Relokasi
PENILAIAN TERHADAP PENYESUAIAN PEKERJAAN
Dinilai dari tingkat keberhasilan kerja (prestasi) dan
tingkat kepuasan kerja.
Kondisi yang menunjang kepuasan kerja pada usia madya :
·
Prestasi kerja lebih baik
ditetapkan sebelumnya
·
Kepuasan setiap anggota
keluarga atas prestasi kerja
·
Kesempatan
mengaktualisasikan diri dalam kerja
·
Hubungan yang menyenangkan
dengan sesama pegawai
·
Puas atas kebijakan
organisasi & perlakuan dari atasan langsung
Peran kakek/nenek (menurut Naugarten & Einstein) :
·
Peran formal
·
Peran berusaha lucu
·
Peran orangtua pengganti
·
Peran “danau sumber
kebijakan keluarga”
·
Peran tokoh jarak jauh
PENYESUAIAN DIRI DENGAN HIDUP SENDIRI
Wanita lebih realistis bahwa kemungkinan untuk menikah
akan semakin kecil di usia madya. Terdapat perbedaan jenis kelamin dalam
penyesuaian diri dengan hidup sendiri dalam hal pekerjaan dan keluarga, seperti
:
·
Kesempatan pria lajang untuk
berkarir lebih besar daripada wanita lajang.
·
Wanita lajang kebih
diharapkan untuk mengurus orang tua berusia lanjut, sehingga kegiatan sosialnya
menjadi terbatas.
PENYESUAIAN DIRI DENGAN HILANGNYA PASANGAN
Umumnya lebih menyulitkan bagi wanita kehilangan pasangan
karena perceraian
·
Memberi pengaruh berbeda
tergantung pada siapa yang menginginkan perceraian
·
Wanita yang diceraikan
sering dikucilkan dan juga mengalami masalah ekonomi
Kehilangan pasangan karena kematian berkabung untuk waktu
yang lama (kecuali jika kematian didahului penyakit lama)
Menurut Conroy ada 4 tahap jangka waktu :
1.
Hilag semangat hidup karna
tidak bisa menerima kenyataan
2.
Hidup merana dengan terus
mengenang masa silam
3.
Depresi dan mencari
kompensasi (pil, alkohol)
4.
Bangkit kembali dan menerima
dengan rela
Masalah Umum Masa Menjanda
·
Masalah ekonomi
·
Masalah sosial
·
Masalah keluarga
·
Masalah praktis
·
Masalah seksual
·
Masalah tempat tinggal
DEWASA
MADYA
PENYESUAIAN
PRIBADI DAN SOSIAL DEWASA MADYA
Usia madya atau usia setengah baya
dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada
akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mentalnya. Usia
madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia, biasanya
usia tersebut dibagi-bagi ke dalam sub bagian, yaitu usia madya dini dan usia
madya lanjut.
KARAKTERISTIK USIA MADYA
1.
Usia Madya Merupakan Periode
yang Sangat Ditakuti
Ciri
pertama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan masa yang sangat
menakutkan. Pada usia ini banyaknya stereotype yang tidak menyenangkan, yaitu
kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik.
·
Puas atas ketentuan
tunjangan cuti, kecelakaan kerja, pensiun dll.
·
Merasa aman dengan
pekerjaannya
·
Tidak ada paksaan untuk
pindah tugas , memgang tanggung jawab tertentu atau pindah pekerjaan baru.
PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN POLLA
KELUARGA
Terjadi banyak perubahan pola keluarga
selama masa dewasa madya.
KONDISI YANG MENYULITKAN PENYESUAIAN
TERHADAP PERUBAHAN POLA KELUARGA
1.
Perubahan fisik
2. Hilangnya
peran sebagai orang tua
3. Kurangnya
persiapan
4. Perasaan
kegagalan
5. Merasa
tidak berguna lagi
6. Kecewa
terhadap perkawinanya
7.
Merawat anggota keluarga usia
lanjut
PENYESUAIAN TERHADAPPERUBAHAN PERAN
Sarang kosong (Empty Nest)
Berakhirnya peran dan canggung
............. orang tua, memberi kesempatan pada suami istri untuk saling
tergantung satu sama lain.
PENYESUAIAN SEKSUAL
Seks merupakan faktor penting kepuasan
pasangan perkawinan usia madya sama pentingnya seperti pada mereka yang berusia
dewasa dini.
Tapi banyak hal yang menyebabkan
terjadinya penyesuaian seksual yang buruk, antara lain :
1.
Adanya perbedaan keinginan
untuk melakukan hubungan seks pada pria dan wanita.
2. Hilangnya
gairah
3. Adanya
perbedaan keinginan untuk memiliki anak antara suami dan istri
4.
Hilangnya keterkaitan
terhadap pasangan
PENYESUAIAN TERHADAP PIHAK KELUARGA
PASANGAN ANAK
Kondisi menyulitkan penyesuaian :
1.
Singkatnya masa perkenalan
sehingga orangtua hanya punya sedikit waktu untuk mengenal calon besan.
2. Kedua
pasangan berasal dari masyarakat, daerah bahkan negara yang berbeda.
3. Orang
tua melakukan konsultasi tentang calon mantu, tapi kemudian menyatakan tidak
cocok dengan pilihan anaknya.
4. Orangtua
ingin agar hubungan dengan anaknya tetap baik seperti sebelum anak menikah,
karenanya orangtua menuntut agar hubungan orangtua dengan menantu seperti
hubungan orangtua dan anak.
5. Anak
diharuskan tinggal dengan orangtua dengan anak.
6. Terlalu
banyak menasehati anak yang sudah menikah.
7. Perbedaan
latar belakang sosial budaya yang sering menimbulkan kritik dan keteganggan.
8. Menikah
sebagai pelarian sehingga merasa malu & benci.
9. Celaan
dari pasangan karena tidak mau hidup bersama sebelum menikah.
10. Celaan
karna menikah terpaksa karena hamil
11. Tempat
tinggal berdekatan dengan orangtua mengundang campur tangan
12. Ketergantungan
psikologis istri terhadap orangtuanya menyebabkan suami marah.
13. Kurangnya
jumlah cucu.
14. Tidak
menyukai pekerjaan yang dilakukan menantu laki-laki.
KONDISI YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN
DIRI DALAM MERAWAT ORANGTUA USIA LANJUT
1.
Pembalikan peran
2. Tempat
tinggal
3. Tingkat
tanggung jawab
4. Hubungan
orang usia lanjut dengan orang usia madya
5. Peran
yang dimainkan orang tua usia lanjut
6. Jenis
kelamin orang usuia lanjut
7. Pengalaman
awal bersama orangtua usia lanjut
8.
Sikap terhadap orangtua usia
lanjut
PENYESUAIAN DENGAN MASA KAKEK/NENEK
Kakek/nenek lebih menyukai hubungan
kesenangan tanpa tanggung jawab dengan cucu-cucunya.
Marmor membagi sumber-sumber umum dari
stress ke dalam empat kategori utama :
1.
Stress Somatik, disebbabkan
oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
2. Stress
Budaya, berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudahaan, keperkasaan
dan kesuksesan budaya tertentu.
3. Stress
Ekonomi, diakibatkan oleh beban keuangan.
4.
Stress Psikologis
2.
Usia madya adalah “usia yang
berbahaya”
Ciri keempat adalah usia ini
dianggap atau dipandang sebagai yang berbahaya dalam rentang kehidupan. Saat
ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik dari
terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan maupun kurang, memperhatikan
kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat dikalangan pria dan
wanita.
3.
Usia madya adalah “usia
canggung”
Ciri kelima dikenal dengan
istilah “usia serba canggung (awkward age)”. Franzblau mengtakan bahwa “orang
yang berusia madya seolah-olah berdiri diantara Generasi warga Senior”.
4.
Usia Madya adalah masa
berprestasi
Menurut Erikson, usia madya
merupakan masa krisis dimana baik “generativitas” (generativity) _
kecenderungan untuk menghasilkan – maupun stagnasi – kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan. Selama usia madya, irang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi.
5.
Usia Madya merupakan masa
evaluasi
Archer menyatakan : pada
usia duapuluhan kita mengikat dii pada pekerjaan atau perkawinan. Selama akhir
tigapuluhan dan awal empatpuluhan adalah umum bagi pria untuk melihat kembali
keterikatan-keterikatan masa awal tersebut. Usia madya nampaknya menuntut
perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain.
6.
Usia madya dievaluasi dengan
standar ganda
Standar ganda ini
mempenaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi
ada dua aspek khusus yang perlu diperhatikan. Pertama adalah aspek yang dimana
standar ganda dapat terlihat nyata terdapat pada cara mereka (pria dan wanita)
menyatakan sikap terhadap usia tua.
7.
Usia madya merupakan masa
sepi
Usia madya merupakan masa
sepi dalam kehidupan perkawinan. Periode masa sepi pada usia madya lebih
bersifat traumatic bagi wanita daripada bagi pria.
8.
Usia madya merupakan masa
jenuh
Banyak atau hampir seluruh
pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tigapuluhan dan
empatpuluhan. Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan
pada usia manapun. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang
tidak menyenangkan dalam hidup.
TUGAS PERKEMBANGAN USIA MADYA
Havighurst membagi tanggung jawab ini
menjadi empat kategori utama :
1.
Tugas yang berkaitan dengan
perubahan fisik
2. Tugas-tugas
yang berkaitan dengan perubahan minat
3. Tugas-tugas
yang berkaitan dengan penyesuaian
4.
Tugas-tugas yang berkaitan
dengan kehidupan keluarga
PENYESUAIAN DIRI TERHADAP PERUBAHAN
FISIK
1.
Perubahan dalam penampilan
Berat
badan bertambah, berkurangnya rambut dan beruban, perubahan pada kulit, tubuh
menjadi gemuk, perubahan otot, masalah persendian, perubahan pada gigi,
perubahan pada mata.
2. Perubahan
dalam kemampuan indera
Deteorisasi
bertahap dari kemampuan indera mulai pada usia madya. Perubahan yang saling
merepotkan dan nampak terdapat pada mata dan telinga. Disamping itu terjadi
pula penurunan daya cium dan rasa, hak ini terutama terjadi pada pria.
3. Perubahan
pada keberfungsian fisiologis
Perubahan-perubahan
pada tubuh bagian luar terjadi berbarengan dengan perubahan-perubahan pada
organ-organ dalam tubuh dan besar bagian tubuh langsung atau tidak langsung
diakibatkan perubahan jaringan tubuh.
4. Perubahan
pada kesehatan
Usia
madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan menurunnya
kesehatan. Dimulai usia pertengahan empatpuluh tahunan, terdapat peningkatan
ketidak mampuan dan ketidak absahan yang melangsung dengan cepat dan
seterusnya.
5. Perubahan
seksual
Pada
masa ini, wanita memasuki masa menopause atau perubahan hidup, dimana masa
menstruasi berhenti, dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan
pria mengalami masa klimakterik pria.
Sindrome Menopause :
·
Menstruasi berhenti
·
Sistem reproduksi menurun
dan berhenti
·
Penampilan kewanitaan
menurun
·
Ketidaknyamanan fisik
·
Berat badan bertambah
·
Penonjolan
·
Perubahan kepribadian
Sindrome Klimakterik Pada Pria :
·
Rusaknya fungsi organ
seksual
·
Nafsu seksual menurun
·
Penampilan kelelakian
menurun
·
Gelisah akan kepriaannya
·
Ketidaknyamanan fisik
·
Menurunnya kekuatan dan daya
tahan tubuh
·
Perubahan kepribadian
PENILAIAN
TENTANG PENYESUAIAN TERHADAP PERUBAHAN FISIK
Penyesuaian Diri Wanita
Sejauhmana berhasilnya seorang wanita
membuat penyesuaian diri terhadap perubahan diri dan mental yang disertai
dengan menopause adalah sangat dipengaruhi oleh masa lalunya terutama
kemauannya untuk menerima perasaan seks sebagai wanita
Penyesuaian Pada Pria
Seberapa jauh seorang pria dapat
menyesuaikan diri dengan klimakterik nampaknya dipengaruhi oleh pengalaman masa
lalu dan oleh keberhasilannya dalam menyesuaikan diri dengan bidang-bidang
lain.
PENYESUAIAN
DIRI TERHADAP PERUBAHAN MENTAL
Penelitian Terman dan Oden pada
sekelompok pria dan wanita, bahwa kemunduran mental tidak mulai (ada) selama
usia madya dikalangan orang-orang yang mempunyai kemampuan intelektual tinggi.
Suatu studi yang dilaporkan oleh Kanggas
dan Bradway menyimpulkan bahwa kecerdasan pada sedikit meningkatkan pada usia
madya, terutama pada mereka yang tingkat kecerdasan tinggi.
Perubahan Minat Pada Masa Usia Madya :
·
Minat biasanya lebih ditekan
daripada dikembangkan seiring dengan bertambahnya usia.
·
Ada pergeseran penekanan
pada minat yang sekarang ada.
·
Ada pergeseran penekanan
pada minat yang lebih bersifat menyendiri.
·
Banyak orang berusia madya
yang mengembangkan keinginannya untuk memperdalam kebudayaan.
·
Ada penurunan dalam
perbedaan jenis kelamin.
·
Ada kecenderungan untuk
saling membagi minat bagi para pria maupun wanita.
·
Ada peningkatan minat akan
kegiatan yang mengarah kepeningkatan kemampuan pribadi dari padanya. Kedua,
seberapan banyak kepuasan yang diperoleh seseorang.
Faktor Penting Yang Menyebabkan Orang
Usia Madya Mempunyai Fungsi Sosial Yang Baik :
·
Kesehatan yang tidak
menyebabkan orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
·
Kaitan yang erat dengan
kegiatan sosial dapat melahirkan motivasi yang perlu untuk ambil bagian dalam
kegiatan sosial.
·
Kemahiran dan ketrampilan
sosial yang diperoleh sebelumnya dapat memperkuat kepercayaan diri dan dapat
mempermudah masalah sosial.
·
Tidak hadir karena ada
urusan keluarga dan keuangan tidak cukup membatasi kemauan dan kemampuannya
untuk berfungsi sebagai kelompok ahli sosial.
·
Status sosial yang sesuai
dengan teman sebayanya.
·
Kemauan untuk berperan
sebagai pengikut dengan ikhlas.
PENYESUAIAN
DIRI TERHADAP MINAT YANG BERUBAH
Perubahan minat yang ada pada masa usia
madya terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggungjawab, kesehatan dan
peran dalam hidup. Perubahan minat dalam peran bagi para wanita jauh lebih
tegas dan kongkrit pada masa usia madya dipandang pria, konsekuensinya,
perubahan keinginan ini lebih berkesan.
Penampilan dan pakaian, uang, wanita,
simbol status, agama, rekreasi.
PENYESUAIAN SOSIAL
Penyesuaian sosial pada setiap tahap
usia ditentukan oleh dua faktor. Pertama , sejauh mana seseorang dapat
memainkan peran sosial secara tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.
BAHAYA
PERSONAL DAN SOSIAL BAGI ORANG USIA MADYA
Bahaya sosial dan pribadi yang paling
besar bagi mereka yang berusia madya timbul karena kecenderungan untuk menerima
pendapat umum klise tentang kebudayaan.
Ada enam macam bahaya persona yang
dianggap umum dan serius :
·
Diterimanya kepercayaan
tradisional
·
Idealisasi anak muda
·
Perubahan peran
·
Perubahan keinginan dan
minat
·
Simbol status
·
Aspirasi yang tidak
realistis
·
Bahaya sosial
Kondisi Umum Yang Menghambat Proses
Penyesuaian Diri Bagi Orang Usia Madya :
·
Falsafah “kursi berkarang”
·
Penampilan yang tidak
menarik
·
Kurang memiliki keterampilan
sosial
·
Kecenderungan untuk lebih
suka berkontak dengan keluarga
·
Masalah keuangan
·
Tekanan karena keluarga
·
Popularitas yang diinginkan
·
Mobilitas sosial.
Teori & Penelitian tentang
perkembangan masa dewasa madya datang dari normative – crisis perspective :
JUNG
·
Transisi tengah baya (kurang
lebih usia 40 tahun)
·
Setelah tugas merawat anak
selesai, individu madya dapat menyeimbangkan kepribadian melalui ekspresi
karakteristik pribadi yang selama ini disupressed.
·
Perempuan akan lebih asertif
dan laki-laki jadi lebih ekspresif secara enosional.
·
Menjadi lebih inner-oriented
dan lebih asyik dengan inner-worldnya.
·
Melepaskan image muda,
mengadopsi gaya hidup yang lebih tepat & mehyadari bahwa idup mereka
terbatas.
·
Dapat memunculkan stress,
tetapi stress ini justru dibutuhkan untuk penyesuaian yang sehat.
0 komentar