Stanley Milgram: Antara Kepatuhan dan Konformitas

by - 12:48 AM


Percobaan Milgram atau dikenal juga sebagai percobaan kepatuhan kepada otoritas adalah sebuah percobaan yang dilakukan oleh Stanley Milgram, seorang profesor psikologi dari Universitas Yale untuk mecari tahu sampai sejauh mana orang-orang akan mematuhi figur otoritas ketika disuruh untuk melakukan hal yang berlawanan dengan hati nurani dan berbahaya. Percobaan ini dilakukan oleh Milgram pada 1961 setelah sidang terhadap kriminal Perang Dunia II, Adolf Eichmann diadakan. Eichmann yang adalah seorang Nazi diadili karena perbuatannya yang telah membunuh banyak orang Yahudi. Eichmann ketika itu berdalih bahwa ia hanya menuruti perintah atasannya. Peristiwa ini menjadi dasar bagi Stanley Milgram untuk melakukan percobaannya.
Menjelaskan kekejaman manusia 

Eksperimen Stanley Milgram yang terkenal adalah sebuah eksperimen yang dilakukannya untuk menguji tingkat ketaatan seseorang kepada otoritas yang berlaku pada suatu situasi (Milgram, 1963). Milgram mencari tentang seberapa jauh seseorang akan menuruti perintah dari suatu bentuk otoritas yang berada diatasnya pada siatuasi tertentu, jika perintah tersebut adalah perintah yang akan memberikan dampak menyakitkan kepada orang lain. Banyak yang bertanya-tanya setelah terjadinya perang dunia kedua yang mengerikan, mengapa seseorang mampu untuk setuju saat diminta atau diperintahkan untuk berbuat kejam terhadap orang lain. Bukan hanya pada tentara saja, namun juga mengapa orang biasa yang dipaksa melakukan tindakan kejam dan mengerikan akan dapat dengan tega melakukannya, hal inilah yang membuat Milgram mengadakan penelitian ini.

Tetapi dalam eksperimen ini Milgram tidak terjun langsung kedalam suatu situasi perang, dia lebih ingin melihat bagaimana seseorang bereaksi terhadap perintah dalam sebuah situasi yang relatif normal, sehingga dalam laboratorium yang ia gunakan ia menciptakan atmosfir yang cukup kondusif sesuai dengan yang ia maksudkan. Maka dalam penelitian ini yang ia lakukan adalah mencari tahu tentang perilaku manusia ketika diminta untuk memberikan kejutan listrik dalam beberapa kategori tegangan kepada manusia lainnya dalam eksperimen. Perilaku yang dimaksud dalam eksperimen ini adalah sejauh mana orang yang dijadikan subjek tersebut akan mematuhi perintah dari situasi dan mengabaikan keraguan tentang apa yang sedang mereka lakukan beserta dampaknya.

Situasi eksperimen yang diciptakan Milgram terlihat sangat mudah pada awalnya, dimana peserta diberitahu bahwa mereka terlibat dalam suatu bentuk percobaan belajar, para peserta diminta untuk menjadi operator alat kejut yang telah disediakan dan mereka akan diberikan arahan serta ditekankan bahwa mereka harus melakukannya sampai dengan akhir percobaan. Dikatakan kepada peserta bahwa mereka akan berada diantara guru dan si pelajar, yang mana keduanya adalah aktor tanpa diketahui peserta karena mereka hanya mengetahui bahwa diri mereka hanya membantu dan bukan sebagai objek penelitian itu sendiri. Peserta yakin bahwa objek penelitian ini adalah ada pada pelajar dan bukan pada mereka. Para peserta duduk di depan mesin dengan banyak tombol dimana pada mesin tersebut terdapat label dari tegangan terendah sampai yang tertinggi, dikatakan bahwa mesin itu bernama Shock Machine atau mesin kejut, pada saklar ketiga yang mereka gunakan terdapat label “Bahaya: Tegangan Tinggi” dan dua saklar terakhir berlabelkan “XXX”.

Selama percobaan, setiap kali si pelajar membuat kesalahan peserta diperintahkan untuk menambahkan tegangan sengatan listrik yang diberikan. Tentu saja si pelajar harus terus melakukan kesalahan sehingga operator yang malang tersebut harus tetap memberikan sengatan listrik yang lebih tinggi dan lebih tinggi lagi, lalu si pelajar akan menjerit kesakitan karena disetrum dan sampai akhirnya si pelajar diam tak bergerak. sang operator yang malang sebenarnya tidak memberikan sengatan listrik kepada si pelajar, si pelajar sudah berlatih untuk berakting sebelum percobaan berlangsung agar mereka dapat menirukan kondisi seseorang yang benar-benar tersengat listrik secara realistis. Si pelajar dengan sandiwaranya harus dapat meyakinkan sang operator kalau mereka benar-benar kesakitan karena tersengat listrik sehingga sang operator berasumsi bahwa kesakitan tersebut berasal dari mesin yang mereka kendalikan.

Hasil Penelitian
Sebelum saya menjelaskan hasil, cobalah untuk membayangkan diri Anda sebagai peserta dalam percobaan ini. Seberapa jauh Anda dapat memberikan kejutan listrik untuk manusia lain hanya untuk sebuah studi tentang memori? Apa yang akan Anda pikirkan ketika si pelajar jatuh tak sadarkan diri setelah Anda berikan kepada mereka kejutan pada tingkat berbahaya? Jujur. Seberapa tega Anda dapat melakukannya? Tak akan lama Anda akan melakukannya, mungkin itu yang Anda pikirkan, Anda mungkin meremehkan hal ini sama dengan yang kebanyakan orang lakukan.


Ternyata hasil yang ditunjukkan kali ini cukup mencengangkan, Milgram menemukan orang akan jauh lebih patuh daripada yang Anda bayangkan sebelumnya. Sebanyak 63% peserta memutar saklar ke arah kanan sampai akhir, mereka diberikan segala bentuk stimulus seperti dengan si pelajar berteriak kesakitan, memohon untuk dihentikan dansampai akhirnya jatuh terdiam. Eksperimen ini tidak menggunakan mereka yang tergolong sadis dan terlibat dalam kejahatan pembunuhan atau penyiksaan sebelumnya, ini adalah orang biasa seperti Anda.

Penjelasan Hasil Penelitian
Pada masanya penelitian Milgram menjadi sebuah berita besar. Penjelasan Milgram terhadap hasil temuan yang ia dapatkan dari penelitian merupakan jawaban atas perilaku dalam sebuah situasi tertentu. Dari penelitian psikologi sosial inilah dapat ditunjukkan sebuah kenyataan yang mencengangkan tentang bagaimana sebiuah situasi tertentu dapat merubah perilaku seseorang. Percobaan yang dilakukan Milgram memicu sebuah gelombang berkelanjutan yang mengadopsi metode yang ia gunakan, diterapkan kepada berbagai macam budaya, berbagai macam situasi dan gender, yang mengejutkan hasilnya tidak berbeda jauh dengan apa yang sudah dibuktikan duluan oleh Milgram.

Apakah ada kesalahan?
Situasi penelitian yang di sengaja, diciptakan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat Sekarang pikirkan lagi. Tentu, percobaan bergantung pada situasi untuk mempengaruhi perilaku masyarakat, tapi bagaimana sebenarnya situasi dapat mempeengaruhi? Jika Anda berada pada posisi demikian, dapat dipastikan bahwa Anda akan mengerti bahwa ini tidak nyata pada suatu tingkat tertentu, bahwa Anda tidak sedang benar-benar menyetrum seseorang, dalam penelitian di universitas membuat para subjek mereka merasa bahwa hal yang mereka lakukan tidak benar adanya adalah sebuah kesalahan, karena jika demikian yang terjadi maka penelitian tidak dapat dilanjutkan dengan menggunakan subjek yang sudah sadar situasi tersebut.

Diketahui bahwa manusia selalu menggunakan isyarat nonverbal dalam berkomunikasi satu sama lain. Seberapa baikkah seorang aktor yang dapat mengelabui dan terlihat begitu nyata dalam berperan? Apakah bisa sampai terlihat secara nonverbal berbicara dan meyakinkan?. Seseorang dapat berperan dengan baik bahkan dalam sebuah situasi dimana mereka tahu melalui lubuk hati bahwa mereka melakukan yang bukan sebenarnya. Semakin kita mendalami tentang pola pikiran dan psikologi manusia maka semakin kita menemukan tentang kekuatan besar dari proses bawah sadar yang dimiliki manusia, baik itu secara emosional dan secara kognitif. Karena tanpa disadari bawah sadar memiliki pengaruh yang besar dalam perilaku manusia.

Penjelasan lain dari hasil penelitian ini adalah bahwa alam bawah sadar peserta mengetahui tentang kepura-puraan dari penelitian ini. Mungkin saja dalam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh milgram ini benar-benar menunjukkan kekuatan dari konformitas. Yang mana dari konformitas terebut kita berupaya untuk memberikan kesenangan kepada sang pelaku eksperimen, agar sesuai dengan situasi yang mereka inginkan dengan cara melakukan apa yang diharapkan dari kita. Walaupun hal ini bukanlah sesuatu yang dicari oleh Milgram sendiri tetapi hal ini tetap masih merupakan hasil intepretasi dari apa yang telah Milgram lakukan.

Apakah Anda mempercayai hasil penelitian tersebut, namun yang tidak bisa dipungkiri adalah apa yang telah Milgram lakukan memang salah satu hal yang sangat mengesankan dari dunia psikologi, serta eksperimen ini tidak akan pernah bisa diulang pada masa kini dikarenakan adanya standart etika yang melarang menyertum orang lain dengan sengaja. Jelas sejak awal melihat hasil penelitian tersebut semua pandangan kita terhadap manusia akan berubah, kita melihat manusia sebagai makhluk yang sadis dan tidak berperikemanusiaan, namun kini dengan adanya alternatif interpretasi dari penelitian tersebut maka segala sesuatunya harus dipikirkan ulang.

You May Also Like

0 komentar