­

PERAN MUSEUM DEWANTARA KRITI GRIYA DALAM MEMPERLUAS AJARAN DAN FILSAFAT HIDUP KI HADJAR DEWANTARA

by - 11:02 PM


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang :
Museum dewantara kriti griya merupakan museum yang berusaha merekam atau mengabaikan jejek-jejek kehidupan dan perjuangan ki hadjar dewantara di masa lampau. Nama dewantara kriti Griya berati sebagai tempat atau rumah yang berisi karya-karya dan rekaman perjuangan Ki Hadjar Dewantara. Tak hanya karya beliau saja yang dipamerkan kronologi kehidupannya dari muda hingga wafat juga diceritakan di museum ini. Museum yang meriwayatkan kembali kekehiduan dan perjuangan seprang sarjana lulusan salah satu universitas di Negeri Kincir Angin ini di resmikan pada tahun 1970.
Ki Hadjar Dewantara bernama asli Soewardi Soerjangirat. Baliau lahir di keluarga raja dan tumbuh di lingkungan keraton paku Alaman Yogyakarta, hingga beliau bergelar Raden mas. Namun pada perkembangannya kemudian ia melepas gelar keningratanya dan menganti namanya sendiri dengan sebutan Ki Hadjar Dewantara.
B.   Rumusan masalah
1.      Tanggal wafatnya Ki Hadjar Dewantara
2.      Diresminya museum Dewantara kriti Griya
3.    Arsip



PEMBAHASAN

A.    Hasil wawancara :
Pada 1958 dalam pelaksanaan rapat Pamong Tamansiswa, Ki Hajar Dewantara mengajukan permintaan kepada sidang agar bekas tempat tinggalnya di Jalan Tamansiswa 31, Yogyakarta, dijadikan museum. Keinginan tersebut ditanggapi dengan baik dan dilaksanakan setelah beliau wafat. Ki Hajar Dewantara meninggal pada 26 April 1959. Mulai 1960 Tamansiswa berusaha untuk mewujudkan gagasan almarhum Ki Hajar Dewantara. Pada waktu Ki Drs. Moh. Amir Sutaarga bertugas di Museum Nasional Jakarta, sebagai keluarga dekat Tamansiswa, beliau datang ke Yogyakarta untuk memberikan pengetahuan dasar tentang permuseuman. Selama tiga hari berturut-turut Drs. Moh. Amir Sutaarga memberikan dasar-dasar permuseuman kepada Kepala Museum Sonobudoyo, Museum TNI-AD, dan calon petugas Museum Tamansiswa. Bertempat di Museum Perjuangan Yogyakarta yang berlokasi di Ndalem Brontokusuman, pada 1963 dibentuk panitia pendiri Museum Tamansiswa terdiri atas :
1.      Keluarga Ki Hajar Dewantara
2.      Keluarga Besar Tamansiswa
3.      Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa
4.      Sejarawan
Pada 2 Mei 1970 Museum Tamansiswa diresmikan dan dibuka untuk umum oleh Nyi Hajar Dewantara. Selanjutnya museum diberi nama “Dewantara Kirti Griya” yang merupakan Museum Khusus Memorial.
B.   Hasil observasi :
Benda-benda atau koleksi museum mempunyai nilai historis sangat tinggi dimana setiap benda dan koleksi menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa dan kejadian dimasa lalu,   peristiwa yang terjadi dimasa lalu sangat bermanfaat pada masa kini dan masa yang datang . Benda dan koleksi yang ada merupakan hasil karya cipta manusia, budaya  yang adiluhung dan perlu dilestarikan. Jika pada arsip statis adalah merupakan rekaman peristiwa yang dituangkan dalam bentuk informasi maka  nilai informasi itu melekat langsung pada bentuk fisiknya maka tindakan yang dilakukan adalah pelestarian bentuk fisik dan content agar nilainya tidak akan hilang, maka dengan demikian koleksi museum dan nilai arsip bentuk statis mempunyai kesamaan untuk dilestarikan.
Apabila kita tinjau pengertian arsip yang lebih luas maka dalam Undang-undang nomor 43 tahun 2009 berbunyi sebagai berikut :
Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai  dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi  yang dibuat dan diterima oleh negara, pemerintah, daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan berbangsa dan bernegara.
C. Dokumentasi :
1. Mortil yang pernah ditembakan oleh Belanda mengarah ke pendapa Taman Siswa.




2. Museum Kirti Griya taman siswa
 
 

3.      Selain terdapat Museum Dewantara Kirti Griya di kawasan kompleks Taman Siswa tersebut juga terdapat Pendapa Agung Taman Siswa.







4.      Kamar Ki Hadjar Dewantara




























                                        







PENUTUP
A.   Kesimpulan :
Mesium ini merupakan media yang menceritakan kehidupan Ki Hadjar Dewantara, bias diartikan mesium ini sebagai Biografi Beliau, namun tidak dalam bentuk buku atau pun tulisan diatas.

B.   Saran :
Saya selaku penyusun makalah ini barharap bahawa museum itu terus di jaga dengan baik, karena itu salah satu peninggalan bapak Ki Hadjar Dewantara  untuk kita mengenang dia dan kebaikannya untuk bangsa kita.

You May Also Like

0 komentar