Perkembangan Psikososial Anak

by - 10:52 PM


BAB I
PENDAHULUAN

A.    IDENTITAS ANAK

Nama                                       :
Jenis Kelamin                          :
Tempat, Tanggal Lahir            :
Usia Kronologi                        :
Pendidikan                              :
Kedudukan dalam Keluarga   :
Tanggal Observasi                   :
Pukul                                       :

B.     TUJUAN OBSERVASI

Adapun tujuan observasi ini dilakukan adalah sebagai berikut :
·           Untuk mengetahui bagaimana perkembangan psikososial si anak pada  usianya.
·           Pemenuhan tugas Perkembangan I


C.    HASIL OBSERVASI ANAK

·         Berat Badan                            : 10 kg
·         Tinggi Badan                          : 75 cm
·         Perkembangan Anak               :
Dari hasil observasi yang kelompok kami lakukan, kami melihat psikososial anak tersebut cukup baik, terlihat dari emosi anak yang cenderung stabil ketika anak senang (tersenyum) pada saat observer datang, anak juga sangat mudah berinteraksi dengan para observer (orang asing).

D.    HASIL ANAMNESA

Kami mengambil hasil anamnesa dari orang tua serta tantenya. Tidak banyak informasi yang kami terima karena memang kami fokus pada aktivitas anak itu sendiri.
Ibunya mengatakan untuk mengurus anaknya tidaklah repot, misalnya untuk urusan makanan, anak tidak susah saat disuruh makan, anak juga telah mampu mengkonsumsi makanan yang keras.
Selain itu saat kami tanya apakah anak tersebut sering jatuh? Ibunya langsung menjawab sering, namun anak tersebut tidak menangis, dia hanya berkata “eh tatoh” kemudian bangkit lagi.
Saat kami tanya hoby anak sendiri. Tantenya bilang bila anak tersebut suka menari dan pernyataan itu sendiri disetujui oleh sang ibu. Dan memang itu terbukti saat tantenya menghidupkan musik anak langsung berjoget.
Ibunya mengatakan bahwa anaknya suka meniru orang tuanya, misal membaca (menunjukkan pembelajaran modelling). Saat membaca menurut penjelasan ibunya gayanya sudah seperti orang dewasa, anak memasang muka serius dan mengkomat-kamitkan  mulutnya.
Menurut penjelasan ibunya anak lebih sering bermain bersama dengan orang dewasa dari pada dengan teman sebayanya karena tidak ada teman sebayanya di lingkungan sekitar rumah mereka.


BAB II
TEORI PERKEMBANGAN

Pondasi Perkembangan Psikososial Sepanjang Tiga Tahun Pertama meliputi :
a.    Emosi
Semua  manusia normal memiliki kemampuan untuk merasakan emosi, akan tetapi orang akan berbeda-beda. Hal ini karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya saja tergantung pada seberapa sering individu tersebut mengalami peristiwa yang menghasilkan emosi, budaya. Emosi sangat erat kaitannya dengan aspek perkembangan yang lain pada anak, misalnya bayi baru lahir yang diacuhkan secara emosional ( tidak dipeluk,disayang atau tak diajak bicara) akan menunjukkan kegagalan tumbuh nonorganik, yaitu kegagalan untuk tumbuh dan mendapatkan berat badan yang semestinya meskipin diberi nutrisi yang baik. Tanda emosi pertama pada anak adalah menangis, tertawa dan tersenyum.

b.   Temperamen
Temperamen kadang didefinisikan sebagai karakteristik seseorang, cara mendasar biologis untuk mendekati dan bereaksi terhadap orang dan situasi.
Tiga pola temperamental pada anak :
1.      Easy children
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
·      Memiliki perasaan dengan intensitas lembut hingga moderat, biasanya positif
·      Merespon segala sesuatu yang baru dengan baik
·      Mengembangkan jadwal tidur dan makan reguler dengan cepat
·      Mudah menerima makanan baru
·      Tersenyum kepada orang asing
·      Beradaptasi dengan mudah terhadap situasi baru
·      Menerima perasaan sedikit frustasi dengan sedikit pertengkaran

2.      Difficult Children

Ciri-cirinya sebagai berikut :
·      Sering dan intens menunjukkan perasaan negatif, menangis dengan suara keras atau tertawa dengan suara keras.
·      Kurang baik dalam merespon sesuatu yang baru
·      Makan dan tidur tidak teratur
·      Lambat dalam menerima makanan baru
·      Curiga terhadap orang asing
·      Bereaksi marah pada saat frustasi

3.      slow to Warm  Up Children
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
·      memiliki reaksi dengan intensitas ringan, baik positif maupun negatif
·      merespon sesuatu yang baru dengan lambat
·      makan dan tidur sedang, tidak terlalu teratur
·      menunjukkan respon negatif pada awal pertemuan
·      suka pada perubahan baru saat telah ditunjukkan berulang dan tanpa paksaan
c.    Pokok-pokok Perkembangan Psikososial pada Anak
Perkembangan psikososial anak mulai lahir hingga berusia 36 bulan atau tiga tahun menurut Diane E. Papalia Dkk yang diadopsi dari sroufe, 1979 adalah sebagai berikut :
1.   ± 0-3 bulan
Bayi membuka diri terhadap rangsangan, mereka mulai menunjukkan ketertarikan dan keingintahuan dan mereka mulai tersenyum kepada orang-orang
2.   ±3-6 bulan
Bayi dapat mengantisipasi terhadap apa yang akan terjadi dan merasakan kekecewaan jika hal tersebut tidak terjadi. Mereka menunjukkan kekecewaan ini dengan menjadi marah atau waspada. Mereka lebih kerap tertawa, berceloteh, dan tersenyum lebih sering. Saat ini adalah waktu terbangunnya  perasaan sosial dan pertukaran resiprokal awal antara bayi dan pengasuh.
3.   ± 6-9 bulan
Bayi bermain permainan sosial dan mencoba untuk mendapatkan respon dari orang lain. Mereka mulai menyentuh dan membujuk bayi lain untu merespon mereka. Mereka mengekspresikan emosi mereka dengan lebih banyak, marah, gembira, takut, dan terkejut.
4.   ± 9-12 bulan
Seorang bayi yang amat sangat disibukkan oleh pengasuh utamanya mungkin akan menjadi takut terhadap orang asing, lemah bertindak dalam situasi baru. Pada usia satu tahun ini mereka akan menunjukkan lebih jelas emosi mereka dengan perasaan , ambivalensi, dan gradasi perasaan.
5.   ± 12-18 bulan
Toddler mengeksplorasi lingkungannya dengan menggunakan orang-orang tempat mereka paling banyak mengikatkan diri sebagai landasan pengaman. Setelah mereka menguasai lingkungannya, maka mereka akan  semakin percaya diri dan lebih semangat untuk menilai diri mwrwka sendiri.
6.   ± 18-36 bulan
Terkadang Toddler menjadi kebingungan karena saat ini mereka makin sadar bahwa dirinya terpisah dari pengasuhnya. Mereka mengatasi kesadaran atas keterbatasan m ereka., dapat bermain dan berfantasi dengan mengidentifikasikannya kepada orang dewasa.


d.   Perkembangan Pada Masa Bayi Kedua ( Toddlerhood)

Pada masa kelahiran sampai  15 bulan merupakan proses kemunculan I self. I self diyakini merupakan aspek diri yang pertama  muncul. Pada  usia ini bayi mulai  menguraikan pola konsisten yang membenntuk konsep dasar diri dan yang lain. Tergantung pada jenis pengasuhan yang di berikan dan yang direspon oleh bayi, emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan terhubung dengan pengalaman sensori motor seperti menghisap yang memainkan bagian yang penting dalam pertumbuhan organisasi diri.
Antara 4 sampai 10 bulan, ketika bayi belajar untuk meraih, menggenggam, dan melakukan sesuatu mereka mungkin mulai menggunakan perasaan.
Antara 10 dan 15 bulan seorang bayi mulai menyadari bahwa pengalaman subjektif mereka, perhatian, hasrat, dan kondisi afektif mereka dapat dibagi dengan orang lain.
Pada masa 15 sampai 30 bulan merupakan proses kemunculan Me-self ( kesadaran diri). Riset membuktikan bahwa anak pada usia 4 sampai 9 bulan lebih tertarik untuk memperhatikan orang lain. Anak usia 15sampai 18 bulan anak mulai tertarik pada dirinya sendiri namun saat adanya satu hal yang menarik yang diciptakan pada diri mereka. Seperti mengoleskan lipstik pada hidung mereka. Sedangkan anak pada usia 20 sampai 24 bulan  anak mulai memberikan penilaian terhadap dirinya sendiri. Misalnya saja besar, cantik, rambut lurus dan lain sebagainya. Hal ini lebih jelas terlihat pada anak usia 24 sampai 30 bulan dimana kemampuan representional dan kosakata anak mulai berkembang.

e.    Perkembangan otonomi

 Menurut teori erikson , otonomi versus perasaan malu dan ragu. Pada masa ini anak menerima keseimbangan antara menentukan kontrol diri sendiri dan kontrol orang lain yang berada di sekitarnya. Toddler membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menentukan batasan-batasnan yang pas  serta rasa malu dan rasa ragu  akan membantu mereka mengenali kebutuhan akan batasan-batasan. Toddler  terdorong untuk mencoba ide mereka sendiri, melaksanakan pikiran mereka sendiri, dan membuat keputusan mereka sendiri.

f.     Anak-Anak dari Orang tua yang Bekerja

Penelitian NLSY  membuktikan bahwa untuk ibu yang bekerja pada masa awal bayi mempengaruhi kepatuhan , kepercayaan diri, perkembangan kognitif, masalah perilaku, atau prestasi akademik anak.



BAB III
PEMBAHASAN

Berdasarkan teori perkembangan anak yang kami observasi memiliki perkembangan psikososial yang normal pada anak seusianya, terlihat ketika anak menunjukkan emosi senang (tersenyum) pada saat observer datang. Perkembangan fisik anak juga terlihat baik walaupun kondisi keluarga biasa-biasa saja.  Anak pun mampu melakukan gerakan aktif, seperti menari, anak juga sudah mulai mengoceh walaupun tidak sering tapi ocehannya dapat di mengerti dan hal ini wajar untuk anak seusianya.
Anak termasuk mudah  mengenali lawan jenis dan cenderung tertarik, anak juga sangat mudah berinteraksi dengan orang baru, tidak mudah menangis dan emosinya cenderung stabil.
Anak merespon ketika kami memberikan makanan dan anak juga sudah bisa makan sendiri, bahkan anak mau berbagi pada orang sekitar yang terlihat ketika anak memberikan makanan untuk ibunya dan untuk beberapa observer. Anak menunjukan respon yang baik pula terhadap para observ (misalnya melihat dan melirik walaupun terlihat kebingungan).
Ibunya mengatakan untuk mengurus anak tidaklah repot, karena anak memiliki nafsu makan yang besar, dan sudah bisa makan makanan yang keras. Anak sudah memiliki gigi susu dan menampakkan emosi ceria ketika dipuji (anak kami minta untuk menutup laptop dan memberikan makanan). Anak terlihat belum bisa meminum minuman dingin, gerakan anak sudah lumayan lancar, termasuk jongkok, berjalan, duduk dan menerima berbagai distraksi baru.
Interaksi dan attachment dengan ibunya sangat dekat (mungkin karena sering menghabiskan waktu bersama). Ketika dipanggil dan ketika ibu menyodorkan minum anak terlihat sangat ekspresif dan nyaman. Anak tampak senang ketika difoto, anak sangat interaktif ketika diberikan stimulus seperti ketika diminta senyum atau melihat sesuatu. Anak ternyata biasa bermain sendiri (berdasarkan pertanyaan pada ibu) namun biasanya ada anak yang lebih tua untuk menemaninya bermain. 
Anak terlihat sangat mematuhi ibunya ketika ibunya minta dia menyuruhnya berhenti mencelupkan-celupkan makanan dalam minumannya. Namun ketika kami memintanya untuk berhenti mencelupkan makanan ia cenderung menolak. Anak mulai bisa mengatakan “bunda” “aduh” atau “jatuh” dan anak mulai pandai mencoret-coret. Anak tidak sering menangis ketika ia jatuh, dan cenderung sangat percaya pada ibunya dengan memanggil ibunya. Anak terlihat tidak bisa diam dan selalu berinteraksi. Anak terlihat suka menjadi pusat perhatian dan menunjukkan respon positif ketika dipuji. Anak langsung datang ke ayahnya ketika ditanya mengenai ayahnya.
 Hal ini membuktikan kalau anak sudah mulai mengerti pertanyaan dan memecahkan masalah kecil. Ketika diminta untuk menuju kakaknya, pertama kali ia bingung ketika ditanya yang mana kakaknya, namun ketika disebut nama kakaknya langsung menuju kakaknya. Terlihat kedekatan antar keluarga dan ia sangat mengenali keluarganya walaupun ditengah orang-orang baru. Ketika diminta bilang “kiss bye” dia langsung melakukannya dan mengatakan “dadaah”. Dan ketika kami bertanya “rambut yang mana?” Ia  menunjuk rambutnya dan mengatakan “ambut.. ambut”.
 Ibunya mengatakan bahwa ia meniru orang tuanya membaca (menunjukkan pembelajaran modelling). Anak-anak terlihat menyukai observer ketika kami menyodorkannya dengan kertas dan pulpen. Ketika ibunya memberinya sepatu ia mengatakan “antik..” (cantik). Anak mulai menunjukkan sedikit komprehensi untuk membaca. Anak tersenyum ketika kami tertawa dan menagajari ia untuk bilang ‘Bintang’. Terlihat sudah mampu melibatkan emosi dan mengekspresikannya.
Anak terlihat memperhatikan instruksi yang umum dan sangat mudah dekat dengan observer. Terlihat suka memperhatikan orang lain bahkan ketika kami mengetik atau minum. Ketika ditanya namanya ia terlihat bingung, ketika dibantu ibunya untuk bilang ‘Alya’ ia mengatakan “Ore.....” (hore). Anak juga dapat menunjukkan ekspresi meminta atau marah dengan mengerang dan cenderung telungkup lalu memukul-mukul lantai. Kemudian ia menangis sedikit namun ketika melihat observer dia langsung berhenti (mungkin mengindikasi rasa malu).
Ketika diberikan handphone dan diberi instruksi menelpon dia berpura-pura menelpon dan tersenyum, hal ini mungkin menirukan aktifitas keluarga. Ia terlihat kebingungan ketika pulpennya disembunyikan kakaknya. Namun ketika kakaknya menunjukkan pulpennya ia langsung tersenyum dan datang ke arah pulpennya. Ketika ia diberikan kembali pulpennya ia senang dan kembali ke arah ibunya. Sepertinya ia menemukan kenyamanan bersama ibunya.
Anak terlihat sangat suka mencoret-coret (terlihat beberapa kali ia mencoret) dan kemudian kami pelan2 mengambil kertasnya dan ia langsung menuju kearah kami tetapi tidak meronta/mengerang. Anak menunjukkan reaksi  terbengong ketika kami berusaha memfotonya. Anak cenderung selalu menunjukkan emosi positif. Anak cenderung menunjukkan emosi yang stabil dan tidak menangis ketika observer menggendong sang anak. anak selalu tersenyum ketika dipeluk ibunya dan sudah tahu cara untuk meminta ASI.  Anak bingung merespon 2 stimulus skaligus ketika 1 observer menepuk tangan dan 1 observer melakukan kiss bye. Anak terlihat menggigit tutup pulpen walaupun tidak sering.




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

a.     Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa seorang anak butuh kasih sayang dan bantuan orang tuanya sendiri untuk pertumbuhannya. Kedekatan orang tua pada anak akan memberi respon positif kepada anak, karena sianak akan lebih mudah saat bersama ibu atau ayah dari pada sama orang lain (pengasuh).
Seorang anak yang orang tuanya slalu bekerja dan jarang ada waktu kepadanya akan mempengaruhi perkembangannya seperti kepatuhan, kepercayaan diri, perkembangan kognitif, masalah perilaku, atau prestasi akademik anak.
            Perkembangan pada masa kanak-kanak awal dari segi psikososial meliputi anak mulai belajar berbicara dari kata-kata yang didengar dari orang tuanya atau yang ada didekatnya, anak mulai membedakan antara laki-laki dan perempuan misalnya seperti ia malu jika melihat anak laki-laki, anak muali membedakan baik dan buruk yang diajarkan oleh orang tuanya atau sekitarnya, anak akan mengadakan hubungan emosinal yang baik atau positif, dan anak mulai membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana.

b.    Saran
Pada masa kanak-kanak awal seorang akan membutuhkan orang tua yang dekat dengannya, jadi hendaklah orang tua mengutamakan menjalin hubungan yang baik kepada anak dan memberi perhatian yang lebih kepada anak, agar anak dapat berkembang dengan baik.




DAFTAR PUSTAKA

Papalia et.al, Diane E. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan). Kencana Prenada Media Group: jakarta
Papalia, Diena E. 2007. Human Development, Tenth Edition. McGraw-Hill: New York.

You May Also Like

0 komentar