Perkembangan Psikososial Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTITAS
ANAK
Nama :
Jenis
Kelamin :
Tempat,
Tanggal Lahir :
Usia
Kronologi :
Pendidikan :
Kedudukan
dalam Keluarga :
Tanggal
Observasi :
Pukul :
B. TUJUAN
OBSERVASI
Adapun tujuan observasi ini dilakukan adalah sebagai berikut
:
· Untuk mengetahui bagaimana
perkembangan psikososial si anak pada
usianya.
· Pemenuhan tugas Perkembangan I
C. HASIL
OBSERVASI ANAK
· Berat Badan : 10 kg
· Tinggi Badan : 75 cm
· Perkembangan Anak :
Dari hasil observasi yang kelompok kami lakukan, kami
melihat psikososial anak tersebut cukup baik, terlihat dari emosi anak yang
cenderung stabil ketika anak senang (tersenyum) pada saat observer datang, anak
juga sangat mudah berinteraksi dengan para observer (orang asing).
D. HASIL
ANAMNESA
Kami mengambil hasil anamnesa dari orang tua serta tantenya.
Tidak banyak informasi yang kami terima karena memang kami fokus pada aktivitas
anak itu sendiri.
Ibunya mengatakan untuk mengurus anaknya tidaklah repot,
misalnya untuk urusan makanan, anak tidak susah saat disuruh makan, anak juga
telah mampu mengkonsumsi makanan yang keras.
Selain itu saat kami tanya apakah anak tersebut sering
jatuh? Ibunya langsung menjawab sering, namun anak tersebut tidak menangis, dia
hanya berkata “eh tatoh” kemudian bangkit lagi.
Saat kami tanya hoby anak sendiri. Tantenya bilang bila anak
tersebut suka menari dan pernyataan itu sendiri disetujui oleh sang ibu. Dan
memang itu terbukti saat tantenya menghidupkan musik anak langsung berjoget.
Ibunya mengatakan bahwa anaknya suka meniru orang tuanya,
misal membaca (menunjukkan pembelajaran modelling). Saat membaca menurut
penjelasan ibunya gayanya sudah seperti orang dewasa, anak memasang muka serius
dan mengkomat-kamitkan mulutnya.
Menurut penjelasan ibunya anak lebih sering bermain bersama
dengan orang dewasa dari pada dengan teman sebayanya karena tidak ada teman
sebayanya di lingkungan sekitar rumah mereka.
BAB II
TEORI PERKEMBANGAN
Pondasi Perkembangan Psikososial Sepanjang Tiga Tahun
Pertama meliputi :
a.
Emosi
Semua manusia normal memiliki kemampuan untuk
merasakan emosi, akan tetapi orang akan berbeda-beda. Hal ini karena banyak
faktor yang mempengaruhinya, misalnya saja tergantung pada seberapa sering
individu tersebut mengalami peristiwa yang menghasilkan emosi, budaya. Emosi
sangat erat kaitannya dengan aspek perkembangan yang lain pada anak, misalnya
bayi baru lahir yang diacuhkan secara emosional ( tidak dipeluk,disayang atau
tak diajak bicara) akan menunjukkan kegagalan tumbuh nonorganik, yaitu kegagalan
untuk tumbuh dan mendapatkan berat badan yang semestinya meskipin diberi
nutrisi yang baik. Tanda emosi pertama pada anak adalah menangis, tertawa dan
tersenyum.
b.
Temperamen
Temperamen kadang didefinisikan
sebagai karakteristik seseorang, cara mendasar biologis untuk mendekati dan
bereaksi terhadap orang dan situasi.
Tiga pola temperamental pada anak :
1. Easy children
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut
:
· Memiliki perasaan dengan intensitas lembut hingga moderat,
biasanya positif
· Merespon segala sesuatu yang baru dengan baik
· Mengembangkan jadwal tidur dan makan reguler dengan cepat
· Mudah menerima makanan baru
· Tersenyum kepada orang asing
· Beradaptasi dengan mudah terhadap situasi baru
· Menerima perasaan sedikit frustasi dengan sedikit
pertengkaran
2. Difficult Children
Ciri-cirinya sebagai berikut :
· Sering dan intens menunjukkan perasaan negatif, menangis
dengan suara keras atau tertawa dengan suara keras.
· Kurang baik dalam merespon sesuatu yang baru
· Makan dan tidur tidak teratur
· Lambat dalam menerima makanan baru
· Curiga terhadap orang asing
· Bereaksi marah pada saat frustasi
3. slow to Warm Up Children
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut
:
· memiliki reaksi dengan intensitas ringan, baik positif
maupun negatif
· merespon sesuatu yang baru dengan lambat
· makan dan tidur sedang, tidak terlalu teratur
· menunjukkan respon negatif pada awal pertemuan
· suka pada perubahan baru saat telah ditunjukkan berulang dan
tanpa paksaan
c.
Pokok-pokok Perkembangan Psikososial pada Anak
Perkembangan psikososial anak mulai lahir hingga berusia 36
bulan atau tiga tahun menurut Diane E. Papalia Dkk yang diadopsi dari sroufe,
1979 adalah sebagai berikut :
1. ± 0-3 bulan
Bayi membuka diri terhadap
rangsangan, mereka mulai menunjukkan ketertarikan dan keingintahuan dan mereka
mulai tersenyum kepada orang-orang
2. ±3-6 bulan
Bayi dapat mengantisipasi terhadap
apa yang akan terjadi dan merasakan kekecewaan jika hal tersebut tidak terjadi.
Mereka menunjukkan kekecewaan ini dengan menjadi marah atau waspada. Mereka
lebih kerap tertawa, berceloteh, dan tersenyum lebih sering. Saat ini adalah
waktu terbangunnya perasaan sosial dan
pertukaran resiprokal awal antara bayi dan pengasuh.
3. ± 6-9 bulan
Bayi bermain permainan sosial dan
mencoba untuk mendapatkan respon dari orang lain. Mereka mulai menyentuh dan
membujuk bayi lain untu merespon mereka. Mereka mengekspresikan emosi mereka
dengan lebih banyak, marah, gembira, takut, dan terkejut.
4. ± 9-12 bulan
Seorang bayi yang amat sangat
disibukkan oleh pengasuh utamanya mungkin akan menjadi takut terhadap orang
asing, lemah bertindak dalam situasi baru. Pada usia satu tahun ini mereka akan
menunjukkan lebih jelas emosi mereka dengan perasaan , ambivalensi, dan gradasi
perasaan.
5. ± 12-18 bulan
Toddler mengeksplorasi lingkungannya
dengan menggunakan orang-orang tempat mereka paling banyak mengikatkan diri
sebagai landasan pengaman. Setelah mereka menguasai lingkungannya, maka mereka
akan semakin percaya diri dan lebih
semangat untuk menilai diri mwrwka sendiri.
6. ± 18-36 bulan
Terkadang Toddler menjadi
kebingungan karena saat ini mereka makin sadar bahwa dirinya terpisah dari
pengasuhnya. Mereka mengatasi kesadaran atas keterbatasan m ereka., dapat
bermain dan berfantasi dengan mengidentifikasikannya kepada orang dewasa.
d.
Perkembangan Pada Masa Bayi Kedua ( Toddlerhood)
Pada masa kelahiran sampai 15 bulan merupakan proses kemunculan I self.
I self diyakini merupakan aspek diri yang pertama muncul. Pada
usia ini bayi mulai menguraikan
pola konsisten yang membenntuk konsep dasar diri dan yang lain. Tergantung pada
jenis pengasuhan yang di berikan dan yang direspon oleh bayi, emosi yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan terhubung dengan pengalaman sensori motor
seperti menghisap yang memainkan bagian yang penting dalam pertumbuhan
organisasi diri.
Antara 4 sampai 10 bulan, ketika
bayi belajar untuk meraih, menggenggam, dan melakukan sesuatu mereka mungkin
mulai menggunakan perasaan.
Antara 10 dan 15 bulan seorang bayi
mulai menyadari bahwa pengalaman subjektif mereka, perhatian, hasrat, dan
kondisi afektif mereka dapat dibagi dengan orang lain.
Pada masa 15 sampai 30 bulan merupakan
proses kemunculan Me-self ( kesadaran diri). Riset membuktikan bahwa anak pada
usia 4 sampai 9 bulan lebih tertarik untuk memperhatikan orang lain. Anak usia
15sampai 18 bulan anak mulai tertarik pada dirinya sendiri namun saat adanya
satu hal yang menarik yang diciptakan pada diri mereka. Seperti mengoleskan
lipstik pada hidung mereka. Sedangkan anak pada usia 20 sampai 24 bulan anak mulai memberikan penilaian terhadap
dirinya sendiri. Misalnya saja besar, cantik, rambut lurus dan lain sebagainya.
Hal ini lebih jelas terlihat pada anak usia 24 sampai 30 bulan dimana kemampuan
representional dan kosakata anak mulai berkembang.
e.
Perkembangan otonomi
Menurut teori erikson , otonomi versus
perasaan malu dan ragu. Pada masa ini anak menerima keseimbangan antara
menentukan kontrol diri sendiri dan kontrol orang lain yang berada di
sekitarnya. Toddler membutuhkan bantuan orang dewasa untuk menentukan
batasan-batasnan yang pas serta rasa
malu dan rasa ragu akan membantu mereka
mengenali kebutuhan akan batasan-batasan. Toddler terdorong untuk mencoba ide mereka sendiri,
melaksanakan pikiran mereka sendiri, dan membuat keputusan mereka sendiri.
f.
Anak-Anak dari Orang tua yang Bekerja
Penelitian NLSY membuktikan bahwa untuk ibu yang bekerja pada
masa awal bayi mempengaruhi kepatuhan , kepercayaan diri, perkembangan
kognitif, masalah perilaku, atau prestasi akademik anak.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan
teori perkembangan anak yang kami observasi memiliki perkembangan psikososial
yang normal pada anak seusianya, terlihat ketika anak menunjukkan emosi senang
(tersenyum) pada saat observer datang. Perkembangan fisik anak juga terlihat
baik walaupun kondisi keluarga biasa-biasa saja. Anak pun mampu melakukan gerakan aktif,
seperti menari, anak juga sudah mulai mengoceh walaupun tidak sering tapi
ocehannya dapat di mengerti dan hal ini wajar untuk anak seusianya.
Anak
termasuk mudah mengenali lawan jenis dan
cenderung tertarik, anak juga sangat mudah berinteraksi dengan orang baru,
tidak mudah menangis dan emosinya cenderung stabil.
Anak
merespon ketika kami memberikan makanan dan anak juga sudah bisa makan sendiri,
bahkan anak mau berbagi pada orang sekitar yang terlihat ketika anak memberikan
makanan untuk ibunya dan untuk beberapa observer. Anak menunjukan respon yang
baik pula terhadap para observ (misalnya melihat dan melirik walaupun terlihat
kebingungan).
Ibunya
mengatakan untuk mengurus anak tidaklah repot, karena anak memiliki nafsu makan
yang besar, dan sudah bisa makan makanan yang keras. Anak sudah memiliki gigi
susu dan menampakkan emosi ceria ketika dipuji (anak kami minta untuk menutup
laptop dan memberikan makanan). Anak terlihat belum bisa meminum minuman
dingin, gerakan anak sudah lumayan lancar, termasuk jongkok, berjalan, duduk
dan menerima berbagai distraksi baru.
Interaksi
dan attachment dengan ibunya sangat dekat (mungkin karena sering menghabiskan
waktu bersama). Ketika dipanggil dan ketika ibu menyodorkan minum anak terlihat
sangat ekspresif dan nyaman. Anak tampak senang ketika difoto, anak sangat
interaktif ketika diberikan stimulus seperti ketika diminta senyum atau melihat
sesuatu. Anak ternyata biasa bermain sendiri (berdasarkan pertanyaan pada ibu)
namun biasanya ada anak yang lebih tua untuk menemaninya bermain.
Anak
terlihat sangat mematuhi ibunya ketika ibunya minta dia menyuruhnya berhenti
mencelupkan-celupkan makanan dalam minumannya. Namun ketika kami memintanya
untuk berhenti mencelupkan makanan ia cenderung menolak. Anak mulai bisa
mengatakan “bunda” “aduh” atau “jatuh” dan anak mulai pandai mencoret-coret.
Anak tidak sering menangis ketika ia jatuh, dan cenderung sangat percaya pada
ibunya dengan memanggil ibunya. Anak terlihat tidak bisa diam dan selalu
berinteraksi. Anak terlihat suka menjadi pusat perhatian dan menunjukkan respon
positif ketika dipuji. Anak langsung datang ke ayahnya ketika ditanya mengenai
ayahnya.
Hal ini membuktikan kalau anak sudah mulai
mengerti pertanyaan dan memecahkan masalah kecil. Ketika diminta untuk menuju
kakaknya, pertama kali ia bingung ketika ditanya yang mana kakaknya, namun
ketika disebut nama kakaknya langsung menuju kakaknya. Terlihat kedekatan antar
keluarga dan ia sangat mengenali keluarganya walaupun ditengah orang-orang
baru. Ketika diminta bilang “kiss bye” dia langsung melakukannya dan mengatakan
“dadaah”. Dan ketika kami bertanya “rambut yang mana?” Ia menunjuk rambutnya dan mengatakan “ambut..
ambut”.
Ibunya mengatakan bahwa ia meniru orang tuanya
membaca (menunjukkan pembelajaran modelling). Anak-anak terlihat menyukai
observer ketika kami menyodorkannya dengan kertas dan pulpen. Ketika ibunya
memberinya sepatu ia mengatakan “antik..” (cantik). Anak mulai menunjukkan
sedikit komprehensi untuk membaca. Anak tersenyum ketika kami tertawa dan
menagajari ia untuk bilang ‘Bintang’. Terlihat sudah mampu melibatkan emosi dan
mengekspresikannya.
Anak
terlihat memperhatikan instruksi yang umum dan sangat mudah dekat dengan
observer. Terlihat suka memperhatikan orang lain bahkan ketika kami mengetik
atau minum. Ketika ditanya namanya ia terlihat bingung, ketika dibantu ibunya
untuk bilang ‘Alya’ ia mengatakan “Ore.....” (hore). Anak juga dapat
menunjukkan ekspresi meminta atau marah dengan mengerang dan cenderung
telungkup lalu memukul-mukul lantai. Kemudian ia menangis sedikit namun ketika
melihat observer dia langsung berhenti (mungkin mengindikasi rasa malu).
Ketika
diberikan handphone dan diberi instruksi menelpon dia berpura-pura menelpon dan
tersenyum, hal ini mungkin menirukan aktifitas keluarga. Ia terlihat
kebingungan ketika pulpennya disembunyikan kakaknya. Namun ketika kakaknya
menunjukkan pulpennya ia langsung tersenyum dan datang ke arah pulpennya.
Ketika ia diberikan kembali pulpennya ia senang dan kembali ke arah ibunya.
Sepertinya ia menemukan kenyamanan bersama ibunya.
Anak
terlihat sangat suka mencoret-coret (terlihat beberapa kali ia mencoret) dan
kemudian kami pelan2 mengambil kertasnya dan ia langsung menuju kearah kami
tetapi tidak meronta/mengerang. Anak menunjukkan reaksi terbengong ketika kami berusaha memfotonya.
Anak cenderung selalu menunjukkan emosi positif. Anak cenderung menunjukkan
emosi yang stabil dan tidak menangis ketika observer menggendong sang anak.
anak selalu tersenyum ketika dipeluk ibunya dan sudah tahu cara untuk meminta
ASI. Anak bingung merespon 2 stimulus
skaligus ketika 1 observer menepuk tangan dan 1 observer melakukan kiss bye.
Anak terlihat menggigit tutup pulpen walaupun tidak sering.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
a.
Kesimpulan
Dalam pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa seorang
anak butuh kasih sayang dan bantuan orang tuanya sendiri untuk pertumbuhannya.
Kedekatan orang tua pada anak akan memberi respon positif kepada anak, karena
sianak akan lebih mudah saat bersama ibu atau ayah dari pada sama orang lain
(pengasuh).
Seorang anak yang orang tuanya slalu bekerja dan jarang ada
waktu kepadanya akan mempengaruhi perkembangannya seperti kepatuhan,
kepercayaan diri, perkembangan kognitif, masalah perilaku, atau prestasi
akademik anak.
Perkembangan pada masa kanak-kanak
awal dari segi psikososial meliputi anak mulai belajar berbicara dari kata-kata
yang didengar dari orang tuanya atau yang ada didekatnya, anak mulai membedakan
antara laki-laki dan perempuan misalnya seperti ia malu jika melihat anak
laki-laki, anak muali membedakan baik dan buruk yang diajarkan oleh orang
tuanya atau sekitarnya, anak akan mengadakan hubungan emosinal yang baik atau
positif, dan anak mulai membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana.
b.
Saran
Pada
masa kanak-kanak awal seorang akan membutuhkan orang tua yang dekat dengannya,
jadi hendaklah orang tua mengutamakan menjalin hubungan yang baik kepada anak
dan memberi perhatian yang lebih kepada anak, agar anak dapat berkembang dengan
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Papalia
et.al, Diane E. 2008. Human Development (Psikologi Perkembangan).
Kencana Prenada Media Group: jakarta
Papalia,
Diena E. 2007. Human Development, Tenth Edition. McGraw-Hill:
New York.
0 komentar