PERILAKU SOSIAL DILINGKUNGAN PADA ANAK UMUR 5 TAHUN

by - 10:53 PM

I.                   DENTITAS
Nama                                       : R
Jenis kelamin                           : Laki-laki
Usia                                         : 5 tahun
Pendidikan                              :
Alamat            Asal                            :
Alamat  tempat tinggal           :
Suku                                        :
Deskripsi subjek                     
A.    Fisik
Subjek memiliki tinggi sekitar 128 cm. Subjek mmiliki berat sekitar 27 kg. Subjek memiliki rambut yang lurus, mata yang bulat dan hidung yang mancung. Subjek memiliki kulit berwarna sawo matang. Bagian bibir subjek terlihat ada bekas jahitan. Subjek memakai baju berbentuk burung hantu, berwarna hijau kuning. Subjek mengunakan sendal berwarna biru.
B.     Non Fisik
     Subjek berkeliling di teras rumah sambil mengendarai sepeda,setelah selesai bermain subjek mendekati ruang TV. Subjek membuka TV dan menonton kartun.Subjek Terlihat ditemani oleh neneknya, sambil disuapi neneknya  Setelah itu subjek meningalkan rungan nonton dan berlarian di sekitar kost milik anak-anak di belakang rumah subjek.


II.                LATAR BELAKANG OBSERVASI
Subjek setiap hari selalu berangkat ke TK pada jam 06.45 pagi. Subjek sudah memakai baju sendiri,memakai sepatu sendiri. Subjek selalu membawa bekal ke TK subjek bersekolah. Subjek selalu diantar oleh mama subjek mengunakan mobil pribadi yang di miliki subjek. Subjek setiap harinya pulang dari TK subjek sekitar jam 10.00 wib. Subjek biasanya setelah pulang dari TK lansung menganti baju seragam dan lansung  makan sambl bermain game di kamarnya sendiri. Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan  prakelahiran, perkembangan fase awal kanak-kanak, perkembangan fase akhir kanak-kanak,prkembangan fase remaja, perkembangan tahap dewasa dan perkembangan tahap dewasa, dan perkembangan lanjut usia. Pada waktu lahir kemampuan otak anak telah terbentuk 50% dan kemampuan itu akan terus meningkat sampai umur 5 tahun. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada kondisi kesehatan anak, dan hal iu sangat di pengaruhi oleh asupan gizi yang terkandung didalam makanan untuk anak.
III.             TUJUAN OBSERVASI
Tujuan observasi adalah untuk  mengetahui apakah subjek yang di observasi dapat bersosialisasi dengan ligkungan sekitar tempat sujek tinggal.
IV.             JENIS DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA OBSERVASI
Jenis pengambilan data yaitu dengan observasi partisispan dan non partisispan,yaitu observasi langsung dan tidak lansung.
V.                DASAR TEORI
A.Pengertian
       Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa: Hubungan manusia sebagai hubungan manusia yang saling membutuhkan.Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial keluarga, kematangan, pendidikan, status ekonomi, kapasitas mental: Emosi dan intelegensi.
       Perkembangan soaial Anak pada usia 5 tahun adalah hasil interaksi dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dan lingkungannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa anak yang berusia 5 tahun hasil interaksi dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dan lingkungannya.

B.Aspek-aspek……………..
  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari perilaku subjek adalah Dalam upaya pengembangan aspek sosial sangat berkaitan dengan sikap emosional anak itu sendiri bahkan bukan hanya itu saja tapi juga berkaitan dengan aspek-apek yang lainnya, namun saya hanya mencatat sebuah kesimpulan upaya untuk pengembangan lebih kepada kecerdasan emosional yang berkaitan dengan aspek sosial, diantaranya:
1.      Membicarakan tentang perasaan, baik sendiri maupun orang lain.
2.      Mengembangkan sikap kebiasaan saling menyayangi dengan teman.
3.      Menghormati pribadi anak, seperti: bertutur kata yang sopan dan baik, mengucapkan/menjawab salam anak dan tidak mencemooh teman ataupun mengajarkan anak untuk tidak menjahili temannya.
4.      Memberikan penghargaan berupa pujian, ancungan jempol dan hadiah.
5.      Mengembangkan sikap kebiasaan untuk menaati tata tertib dan menjelaskan alasan penerapannya.
6.      Mengembangkan sikap kebiasaan untuk saling menghormati, menolong dan menjalin persahabatan.



VI.               PEDOMAN OBSERVASI
Aspek  Aspek Perkembangan Sosial-Emosi pada anak usia 5 tahun
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal.Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau tidur siang, dan makan terlalu sedikit.Pada masa ini, emosi yang dilakukan adalah termasuk dalam emosi yang disadari. Ekspresi dari emosi-emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Emosi yang umum pada masa kanak-kanak awal adalah:

a.     Amarah 
Muncul ketika anak sedang bermain dengan teman sebayanya, lalu terjadi perebutan mainan oleh salah satu pihak, mungkin juga karena keinginannya tidak tercapai, ataupun karena ada serangan dari anak lain. Ekspresi yang biasa muncul adalah menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat, dan memukul.
b.    Takut
Dirasakan ketika ia mendengar cerita yang menyeramkan, melihat gambar, melihat TV, mendengarkan radio, maupun melihat orang yang sedang marah-marah. Ia biasanya langsung panik, lari, menghindar, bersembunyi, maupun  menangis.
c.     Cemburu
Biasa diungkapkan dengan pura-pura sakit, nakal, maupun regresi (melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan dan menarik perhatian, misalnya ngompol lagi setelah lama tidak ngompol). Penyebab umumnya adalah karena perhatian orang tua beralih kepada orang lain, misalnya adiknya yang baru lahir.
d.    Ingin tahu
Emosi ini biasanya dilakukan dengan banyak bertanya.Ia ingin mengetahui hal-hal yang baru, juga ingin mengetahui tubuhnya sendiri.
e.     Iri hati
Jika emosi ini sedang muncul, maka ia akan mengeluh tentang hal-hal yang dimiliki, mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang orang lain, ataupun bahkan mengambil benda yang ingin dimilikinya. Ia sering iri hati mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain.
f.     Gembira
Dapat mereka rasakan tatkala ia sedang sehat, mendengar bunyi yang tiba-tiba, ataupun berhasil melakukan tugas yang dianggapnya sulit. Ungkapannya adalah dengan tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat, memeluk benda atau orang yang membutanya bahagia.
g.    Sedih
Tatkala kehilangan sesuatu yang disayanginya.Ia akan menangis dan kehilangan gairah mengerjakan kegiatan sehari-hari.
h.    Kasih sayang
Emosi ini ditimbulkan dengan memeluk, menepuk, mencium obyek yang disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra, mengelus-elus binatang yang disayangi dan menggendongnya.
i.      Malu
Muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.Rasa malu biasanya berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat mengakibatkan kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak yang mengalami rasa malu ini biasanya akan terlihat seperti “merengut” seolah-olah ingin menghindar dari tatapan orang lain. Rasa malu bukan merupakan hasi dari situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian tertentu.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan akan lebih menunjukkan perasaan malu dan bersalah jika dibandingkan dengan laki-laki. Perbedaan di antara gender ini sangat menarik karena biasanya anak perempuan adalah pihak yang lebih rentan terhadap internalisasi seperti kecemasan dan depresi, di mana salah satu ciri khasnya adalah perasaan malu dan kritik terhadap diri yang berlebihan.
j.      Bersalah
Emosi ini biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan.Perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang berbeda.Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.
k.    Bangga
Emosi ini muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan perilaku tertentu.Rasa bangga sering kali diasosiakan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Perkembangan emosi evaluatif yang disadari ini sangat dipengaruhi oleh respons orang tua terhadap perilaku anak. Sebagai contoh, seorang anak akan mengalami perasaan bersalah ketika orang tua berkata “Kamu seharusnya tidak boleh menggigit kakakmu”.
Beberapa di antara perubahan penting dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya kemampuan untuk membicarakan emosi diri dan orang lain dan peningkatan pemahaman tentang emosi. Mereka juga mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan-perasaan yang dialami.
Ketika menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak mulai menunjukkan peningkatan kemampuan dalam merefleksi emosi. Mereka juga mulai memahami bahwa mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi standar sosial.

A.           SETTING
1.Observasi 1
a. Hari/Tanggal            :  Rabu,7 oktober 2015
b. Waktu                      : 16.03 wib
c. Tempat                     : Rumah subjek
d. Deskripsi suasana    : waktu menjelang sore subjek berdiri di depan kamar kost. Sambil memegang mainan. Berlarian mengintari pintu kost anak anak kost.
    
2. Observasi 2
a. Hari/Tanggal            : jumat,16 oktober 2015
b. Waktu                      : 19.00wib
c. Tempat                     : halaman rumah subjek
d. Deskripsi suasana    : didepan rumah subjek. Subjek sedang bermain bersama anak anak sekitar komplek perumhan subjek. Subjek bermain di bawah sebuah pohon besar di depan halaman rumah subjek.        

3.Observasi 3
a. Hari/Tanggal            : minggu, 18 oktober 2015
b. Waktu                      : 11.03 wib
c. Tempat                     :ruang makan subjek
d. Deskripsi suasana    : subjek duduk di bangku rruang makan ruang makan. Di dekat ruang makan terdapat kolam ikan. Didekat kolam ikan ada sebuah meja panjang sebagai meja makan keluarga.

You May Also Like

0 komentar