PERILAKU SOSIAL DILINGKUNGAN PADA ANAK UMUR 5 TAHUN
I.
DENTITAS
Nama : R
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 5 tahun
Pendidikan :
Alamat Asal :
Alamat tempat
tinggal :
Suku :
Deskripsi subjek
A. Fisik
Subjek memiliki tinggi sekitar 128 cm. Subjek
mmiliki berat sekitar 27 kg. Subjek memiliki rambut yang lurus, mata yang bulat
dan hidung yang mancung. Subjek memiliki kulit berwarna sawo matang. Bagian
bibir subjek terlihat ada bekas jahitan. Subjek memakai baju berbentuk burung
hantu, berwarna hijau kuning. Subjek mengunakan sendal berwarna biru.
B. Non Fisik
Subjek
berkeliling di teras rumah sambil mengendarai sepeda,setelah selesai bermain
subjek mendekati ruang TV. Subjek membuka TV dan menonton kartun.Subjek Terlihat
ditemani oleh neneknya, sambil disuapi neneknya Setelah itu subjek meningalkan rungan nonton
dan berlarian di sekitar kost milik anak-anak di belakang rumah subjek.
II.
LATAR BELAKANG OBSERVASI
Subjek setiap hari selalu berangkat ke TK pada
jam 06.45 pagi. Subjek sudah memakai baju sendiri,memakai sepatu sendiri.
Subjek selalu membawa bekal ke TK subjek bersekolah. Subjek selalu diantar oleh
mama subjek mengunakan mobil pribadi yang di miliki subjek. Subjek setiap
harinya pulang dari TK subjek sekitar jam 10.00 wib. Subjek biasanya setelah
pulang dari TK lansung menganti baju seragam dan lansung makan sambl bermain game di kamarnya sendiri.
Proses perkembangan manusia dimulai dengan perkembangan prakelahiran, perkembangan fase awal
kanak-kanak, perkembangan fase akhir kanak-kanak,prkembangan fase remaja,
perkembangan tahap dewasa dan perkembangan tahap dewasa, dan perkembangan
lanjut usia. Pada waktu lahir kemampuan otak anak telah terbentuk 50% dan
kemampuan itu akan terus meningkat sampai umur 5 tahun. Pertumbuhan otak sangat
bergantung pada kondisi kesehatan anak, dan hal iu sangat di pengaruhi oleh
asupan gizi yang terkandung didalam makanan untuk anak.
III.
TUJUAN OBSERVASI
Tujuan observasi adalah untuk mengetahui apakah subjek yang di observasi
dapat bersosialisasi dengan ligkungan sekitar tempat sujek tinggal.
IV.
JENIS DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA OBSERVASI
Jenis pengambilan data yaitu dengan observasi partisispan
dan non partisispan,yaitu observasi langsung dan tidak lansung.
V.
DASAR TEORI
A.Pengertian
Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal
manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum memiliki kemampuan
dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kemampuan
sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan
orang-orang dilingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah
dirasakan sejak usia enam bulan, disaat itu mereka telah mampu mengenal manusia
lain, terutama ibu dan anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti
senyum dan perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara
keras) dan kasih sayang. Sunarto dan Hartono (1999) menyatakan bahwa: Hubungan
manusia sebagai hubungan manusia yang saling membutuhkan.Faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial keluarga, kematangan, pendidikan, status
ekonomi, kapasitas mental: Emosi dan intelegensi.
Perkembangan soaial Anak pada usia 5 tahun adalah hasil interaksi dengan
orang-orang yang ada di sekelilingnya dan lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa anak yang berusia 5 tahun hasil interaksi dengan orang-orang yang ada di
sekelilingnya dan lingkungannya.
B.Aspek-aspek……………..
Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari perilaku subjek adalah Dalam upaya
pengembangan aspek sosial sangat berkaitan dengan sikap emosional anak itu
sendiri bahkan bukan hanya itu saja tapi juga berkaitan dengan aspek-apek yang
lainnya, namun saya hanya mencatat sebuah kesimpulan upaya untuk pengembangan
lebih kepada kecerdasan emosional yang berkaitan dengan aspek sosial,
diantaranya:
1. Membicarakan tentang
perasaan, baik sendiri maupun orang lain.
2. Mengembangkan sikap
kebiasaan saling menyayangi dengan teman.
3. Menghormati pribadi anak,
seperti: bertutur kata yang sopan dan baik, mengucapkan/menjawab salam anak dan
tidak mencemooh teman ataupun mengajarkan anak untuk tidak menjahili temannya.
4. Memberikan penghargaan
berupa pujian, ancungan jempol dan hadiah.
5. Mengembangkan sikap
kebiasaan untuk menaati tata tertib dan menjelaskan alasan penerapannya.
6. Mengembangkan sikap
kebiasaan untuk saling menghormati, menolong dan menjalin persahabatan.
VI.
PEDOMAN OBSERVASI
Aspek Aspek Perkembangan Sosial-Emosi pada anak usia 5 tahun
Emosi yang meninggi pada awal masa kanak-kanak
ditandai oleh ledakan amarah yang kuat, ketakutan yang hebat dan iri hati yang
tidak masuk akal.Penyebab emosi ini adalah akibat lamanya bermain, tidak mau
tidur siang, dan makan terlalu sedikit.Pada masa ini, emosi yang dilakukan adalah
termasuk dalam emosi yang disadari. Ekspresi dari emosi-emosi ini menunjukkan
bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial
untuk menilai perilaku mereka. Emosi yang
umum pada masa kanak-kanak awal adalah:
a. Amarah
Muncul
ketika anak sedang bermain dengan teman sebayanya, lalu terjadi perebutan
mainan oleh salah satu pihak, mungkin juga karena keinginannya tidak tercapai,
ataupun karena ada serangan dari anak lain. Ekspresi yang biasa muncul adalah
menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat, dan memukul.
b. Takut
Dirasakan
ketika ia mendengar cerita yang menyeramkan, melihat gambar, melihat TV,
mendengarkan radio, maupun melihat orang yang sedang marah-marah. Ia biasanya
langsung panik, lari, menghindar, bersembunyi, maupun menangis.
c. Cemburu
Biasa diungkapkan dengan pura-pura sakit, nakal, maupun regresi
(melakukan hal-hal yang dulu pernah dilakukan dan menarik perhatian, misalnya
ngompol lagi setelah lama tidak ngompol). Penyebab umumnya adalah karena
perhatian orang tua beralih kepada orang lain, misalnya adiknya yang baru
lahir.
d. Ingin
tahu
Emosi
ini biasanya dilakukan dengan banyak bertanya.Ia ingin mengetahui hal-hal
yang baru, juga ingin mengetahui tubuhnya sendiri.
e. Iri
hati
Jika emosi ini sedang muncul, maka ia akan mengeluh tentang
hal-hal yang dimiliki, mengungkapkan keinginan untuk memiliki barang orang
lain, ataupun bahkan mengambil benda yang ingin dimilikinya. Ia sering iri hati
mengenai kemampuan atau barang yang dimiliki orang lain.
f. Gembira
Dapat mereka rasakan tatkala ia sedang sehat, mendengar bunyi
yang tiba-tiba, ataupun berhasil melakukan tugas yang dianggapnya sulit.
Ungkapannya adalah dengan tersenyum, tertawa, bertepuk tangan, melompat-lompat,
memeluk benda atau orang yang membutanya bahagia.
g. Sedih
Tatkala
kehilangan sesuatu yang disayanginya.Ia akan menangis dan kehilangan gairah
mengerjakan kegiatan sehari-hari.
h. Kasih
sayang
Emosi ini ditimbulkan dengan memeluk, menepuk, mencium obyek
yang disayangi dengan kasih sayang, mengajak bicara dengan mesra, mengelus-elus
binatang yang disayangi dan menggendongnya.
i. Malu
Muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi
standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka
bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.Rasa malu biasanya
berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat
mengakibatkan kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Tubuh anak
yang mengalami rasa malu ini biasanya akan terlihat seperti “merengut”
seolah-olah ingin menghindar dari tatapan orang lain. Rasa malu bukan merupakan
hasi dari situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu
terhadap kejadian tertentu.
Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan akan
lebih menunjukkan perasaan malu dan bersalah jika dibandingkan dengan
laki-laki. Perbedaan di antara gender ini sangat menarik karena biasanya anak
perempuan adalah pihak yang lebih rentan terhadap internalisasi seperti
kecemasan dan depresi, di mana salah satu ciri khasnya adalah perasaan malu dan
kritik terhadap diri yang berlebihan.
j. Bersalah
Emosi ini biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya
sebagai sebuah kegagalan.Perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik
fisik yang berbeda.Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka
seolah-olah mengecilkan tubuh mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika
mereka mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan
tertentu seakan berusaha memperbaiki kegagalan mereka.
k. Bangga
Emosi ini muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah
sukses melakukan perilaku tertentu.Rasa bangga sering kali diasosiakan dengan
pencapaian suatu tujuan tertentu.
Perkembangan emosi evaluatif yang disadari ini sangat
dipengaruhi oleh respons orang tua terhadap perilaku anak. Sebagai contoh,
seorang anak akan mengalami perasaan bersalah ketika orang tua berkata “Kamu
seharusnya tidak boleh menggigit kakakmu”.
Beberapa di antara perubahan penting dalam perkembangan emosi
pada masa kanak-kanak awal adalah meningkatnya kemampuan untuk membicarakan
emosi diri dan orang lain dan peningkatan pemahaman tentang emosi. Mereka juga
mulai belajar mengenai penyebab dan konsekuensi dari perasaan-perasaan yang
dialami.
Ketika menginjak usia 4-5 tahun, anak-anak mulai menunjukkan
peningkatan kemampuan dalam merefleksi emosi. Mereka juga mulai memahami bahwa
mereka harus mengatur emosi mereka untuk memenuhi standar sosial.
A.
SETTING
1.Observasi
1
a. Hari/Tanggal : Rabu,7 oktober 2015
b. Waktu : 16.03 wib
c. Tempat : Rumah subjek
d. Deskripsi suasana : waktu menjelang sore subjek berdiri di depan kamar kost.
Sambil memegang mainan. Berlarian mengintari pintu kost anak anak kost.
2.
Observasi 2
a. Hari/Tanggal : jumat,16 oktober
2015
b. Waktu : 19.00wib
c. Tempat : halaman rumah
subjek
d. Deskripsi suasana : didepan rumah subjek. Subjek sedang bermain bersama anak
anak sekitar komplek perumhan subjek. Subjek bermain di bawah sebuah pohon
besar di depan halaman rumah subjek.
3.Observasi
3
a. Hari/Tanggal : minggu, 18
oktober 2015
b. Waktu : 11.03 wib
c. Tempat :ruang makan subjek
d. Deskripsi suasana : subjek duduk di bangku rruang makan ruang makan. Di dekat
ruang makan terdapat kolam ikan. Didekat kolam ikan ada sebuah meja panjang
sebagai meja makan keluarga.
0 komentar