REVIEW JURNAL
A. Judul
:
Pengaruh
Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan
Hubungan
Interpersonal dan Kerjasama Kelompok
B. Jurnal
Volume dan Halaman :
VOLUME 37, NO. 2, halaman 165 – 175
C. Penulis
:
Asmadi Alsa
D. Tanggal
:
DESEMBER 2010
E. Tujuan
Penelitian :
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji teori, yang menyebutkan bahwa metode pembelajaran jigsaw
memiliki keunggulan dalam mengembangkan keterampilan hubungan interpersonal
dan kerjasama kelompok pada mahasiswa.
F. Subjek
penelitian :
Subjek
penelitian adalah 63 mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengikuti matakuliah Psikologi
Pendidikan pada semester genap Tahun Ajaran 2008/2009 di Universitas A.
G. Metode penelitian :
Metode
yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah Skala Keterampilan Hubungan
Interpersonal dan Skala Kerjasama Kelompok, yang keduanya disusun sendiri oleh
peneliti. Rancangan penelitiannya adalah eksperimen dengan menggunakan one
group pretest and posttest design.
H. Definisi
operasional variabel penelitian :
Salah satu
pengelompokan metode pembelajaran adalah pengelompokan berdasar pendekatan teachercentered
dan student‐centered.
Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered) antara
lain metode belajar kooperatif (cooperative learning). Belajar
kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil. Siswa
belajar dalam kelompok yang masing‐masing
anggotanya memiliki kemampuan yang berbeda‐beda. Dengan
belajar kooperatif mereka saling menghargai dan saling peduli satu sama lain,
sehingga mampu meningkatkan hubungan interpersonal di antara mereka.
Metode
pembelajaran jigsaw adalah proses belajar dalam kelompok‐kelompok kecil,
baik dalam “kelompok asal” maupun “kelompok ahli”, sehingga secara psikologis mahasiswa
lebih memiliki kesempatan dan keberanian untuk berpendapat dan berdiskusi serta
mengajukan pertanyaan dibandingkan belajar dalam kelas besar. Selain itu,
belajar bersama melalui diskusi dan saling sharing secara aktif membuat mereka
mampu memahami materi secara lebih cepat dan efektif. Hal ini dapat terjadi karena
informasi atau konsep yang belum dimengerti oleh seorang mahasiswa, dapat diperoleh
jawabannnya melalui diskusi kelompok atau klarifikasi.
I. Teknik
pengumpulan data :
Pengumpulan datanya mengunakan diskusi
kelompok, pemberian tugas, survei lapangan, dan presentasi‐presentasi yang
dilakukan oleh mahasiswa.
J. Hasil
penelitian
Hasil
penelitian ini memperkuat teori dan hasil penelitian‐penelitian terdahulu,
bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan
keterampilan sosial. Temuan‐temuan
penelitian yang dilakukan oleh banyak peneliti, antara lain oleh David Johnson,
Roger Johnson, dan Robert Slavin, menunjukkan bahwa metode pembelajaran jigsaw
meningkatkan prestasi belajar siswa pada semua jenjang kelas, pada semua
matapelajaran, dan pada semua tipe pelajar. Banyak hasil yang telah didokumentasikan,
meliputi peningkatan self‐esteem,
hubungan kelompok, komunikasi, hubungan interpersonal, sikap terhadap sekolah, dan
penerimaan serta kemampuan terhadap kerjasama dengan orang lain. Hasil yang
positif tersebut meliputi pembelajaran pada matapelajaran biologi, kimia,
geologi, statistika, sosiologi, dan psikologi (Resor, 2008; Steiner, Stromwall,
Brzuzy, & Gerdes, 1999).
Hasil
penelitian yang lain adalah persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran jigsaw
yang sudah mereka ikuti. Dari 13 keunggulan metode pembelajaran jigsaw yang
dipersepsikan oleh mahasiswa, tiga keunggulan utamanya adalah “mahasiswa tidak
takut bertanya dan sharing dalam diskusi” (23,36%), “mahasiswa dapat
memahami materi lebih cepat dan efektif (19,63%), dan “mahasiswa lebih aktif dalam
proses belajar” (17,76%).
Tabel Keunggulan metode pembelajaran jigsaw menurut
responden
No
|
Keuntungan Metode Jigsaw berdasar persepsi mahasiswa
|
f
|
%
|
1
|
Mahasiswa
tidak takut bertanya dan sharing dalam diskusi
|
25
|
23,36
|
2
|
Dapat
memahami materi lebih cepat dan efektif
|
21
|
19,63
|
3
|
Mahasiswa
lebih aktif
|
19
|
17,76
|
4
|
Materi
yang diperoleh lebih banyak
|
12
|
11,21
|
5
|
Kelompok
presenter lebih menguasai topik yang didiskusikan
|
10
|
9,35
|
6
|
Tidak
membosankan
|
9
|
8,41
|
7
|
Meningkatkan
motivasi
|
3
|
2,80
|
8
|
Materi
lebih banyak yang diingat
|
2
|
1,87
|
9
|
Mampu
memahami kelebihan dan kelemahan teman dalam kelompok
|
2
|
1,87
|
10
|
Memiliki
persepsi yang sama dalam satu kelompok
|
1
|
0,935
|
11
|
Belajar
secara mandiri
|
1
|
0,935
|
12
|
Belajar
mengajari teman sebaya
|
1
|
0,935
|
13
|
Meningkatkan
kemampuan berfikir kritis
|
1
|
0,935
|
Jumlah
jawaban
|
107
|
100
|
Tabel Kelemahan metode pembelajaran jigsaw menurut
responden
No
|
Kelemahan Metode Jigsaw berdasar persepsi
mahasiswa
|
f
|
%
|
1
|
Kurangnya pemahaman
presenter dalam menyampaikan materi
|
16
|
16,33
|
2
|
Banyak waktu terbuang
karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi
|
16
|
16,33
|
3
|
Tidak semua mahasiswa
aktif
|
15
|
15,31
|
4
|
Sering menimbulkan
persepsi yang salah terhadap suatu teori
|
9
|
9,18
|
5
|
Jika seorang anggota
kelompok tidak datang akan merugikan seluruh anggota kelompok
|
8
|
8,16
|
6
|
Waktu kurang untuk
diskusi
|
7
|
7,14
|
7
|
Mudah lupa karena
terlalu banyak materi
|
6
|
6,12
|
8
|
Kurangnya penjelasan
dari dosen
|
6
|
6,12
|
9
|
Mahasiswa kurang
memperoleh penjelasan yang tuntas dari
presenter
|
4
|
4,08
|
10
|
Materi yang disampaikan
tidak mencakup seluruh materi yang penting
|
4
|
4,08
|
11
|
Bosan
|
3
|
3,06
|
12
|
Perbedaan pendapat
diantara mahasiswa
|
2
|
2,04
|
13
|
Kurang menimbulkan rasa
kompetisi
|
1
|
1,02
|
14
|
Tugas dosen jadi lebih
mudah
|
1
|
1,02
|
Jumlah jawaban
|
98
|
100
|
Seperti
dijelaskan di atas bahwa Metode pembelajaran jigsaw adalah proses
belajar dalam kelompok‐kelompok
kecil, baik dalam “kelompok asal” maupun “kelompok ahli”, sehingga secara
psikologis mahasiswa lebih memiliki kesempatan dan keberanian untuk berpendapat
dan berdiskusi serta mengajukan pertanyaan dibandingkan belajar dalam kelas
besar. Selain itu, belajar bersama melalui diskusi dan saling sharing secara
aktif membuat mereka mampu memahami materi secara lebih cepat dan efektif. Hal
ini dapat terjadi karena informasi atau konsep yang belum dimengerti oleh
seorang mahasiswa, dapat diperoleh jawabannnya melalui diskusi kelompok atau
klarifikasi oleh dosen berdasar pertanyaan kelompok. Dari 14 kelemahan metode jigsaw
yang dipersepsikan oleh mahasiswa, tiga kelemahan utamanya adalah
“kurangnya pemahaman presenter dalam menyampaikan materi (16,33%), “banyak
waktu terbuang karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi” (16,33%), dan “tidak
semua mahasiswa
aktif” (15,31%).
Tentang kurangnya pemahaman presenter dalam menyampaikan materi, hal ini
disebabkan karena ada mahasiswa yang tidak siap berposisi sebagai “seorang
ahli” untuk memberikan di “kelompok asal”nya atas pengetahuan yang ia peroleh
dari belajarnya di “kelompok ahli”. Penguasaan presenter pada materi tertentu
yang sudah dipelajari dan didiskusikan di “kelompok ahli” diharapkan oleh teman
satu “kelompok asal”nya untuk dibagikan, tetapi ternyata ada presenter yang
belum siap atau belum menguasai sepenuhnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena
adanya “peluang” untuk tidak fokus dalam belajar karena jumlah anggota
“kelompok ahli” yang relatif masih besar, yaitu 10 mahasiswa. Kemungkinan lain
karena dalam diskusi di “kelompok ahli” mereka tidak mempelajari materinya
terlebih dahulu (semingu
sebelumnya) seperti yang ditetapkan pada langkah ketiga. Dua kelemahan utama
yang lain adalah banyak waktu terbuang karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi
(16,33%) dan tidak semua mahasiswa aktif (15,31%). Hal ini bisa disebabkan
karena kelasnya terlalu besar sehingga monitoring oleh
dosen pada
kelompok‐kelompok
kecil, baik pada “kelompok ahli” maupun “kelompok asal”, tidak berjalan
optimal.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa siswa yang belajar dalam kelompok terstruktur lebih kooperatif
dan lebih banyak saling memberikan bantuan antara yang satu dengan yang lain
ketika belajar bersama dalam kelompok, dibandingkan dengan siswa dalam kelompok
yang tidak terstruktur. Selain itu, juga ditemukan bahwa siswa yang belajar
dalam kelompok terstruktur memiliki persepsi yang kuat bahwa belajar dalam
kelompok kecil sangat menyenangkan dan memungkinkan mereka memperoleh
kesempatan untuk belajar bersama secara berkualitas.
K. Kekuatan
penelitian :
Berdasar
hasil analisis data seperti diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal
dan kerjasama kelompok pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas A. Metode
pembelajaran jigsaw yang diterapkan kepada 63 mahasiswa peserta matakuliah
Psikologi Pendidikan (kelas A) Tahun Ajaran 2008/2009.
L. Kelemahan
penelitian :
Kendala
yang dihadapi peneliti pada penelitian ini terletak pada proses pembelajaran. Hal
ini disebabkan oleh kelas yang besar, yaitu sebanyak 63 mahasiswa, padahal
idealnya maksimal 30 mahasiswa.
Kendala lain
yang dihadapi peneliti adalah dalam menyiapkan materi untuk tujuh kali
pertemuan, yang setiap materi harus dlakukan breakdown menjadi lima bagian
untuk lima “kelompok ahli” sebagai bahan diskusi. Ada materi yang terlalu “kecil”
untuk dibagi menjadi lima submateri. Pengatasan yang peneliti lakukan adalah
dengan menambah sub‐materi
dari materi (atau topik) yang lain.
0 komentar