­

REVIEW JURNAL

by - 11:35 PM


A.    Judul :
Pengaruh Metode Belajar Jigsaw Terhadap Keterampilan
Hubungan Interpersonal dan Kerjasama Kelompok
B.     Jurnal Volume dan Halaman :
VOLUME 37, NO. 2, halaman 165 – 175
C.    Penulis :
Asmadi Alsa
D.    Tanggal :
DESEMBER 2010
E.     Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji teori, yang menyebutkan bahwa metode pembelajaran jigsaw memiliki keunggulan dalam mengembangkan keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok pada mahasiswa.
F.     Subjek penelitian :
Subjek penelitian adalah 63 mahasiswa Fakultas Psikologi yang mengikuti matakuliah Psikologi Pendidikan pada semester genap Tahun Ajaran 2008/2009 di Universitas A.
G.    Metode penelitian :
Metode yang dipakai untuk mengumpulkan data adalah Skala Keterampilan Hubungan Interpersonal dan Skala Kerjasama Kelompok, yang keduanya disusun sendiri oleh peneliti. Rancangan penelitiannya adalah eksperimen dengan menggunakan one group pretest and posttest design.
H.    Definisi operasional variabel penelitian :
Salah satu pengelompokan metode pembelajaran adalah pengelompokan berdasar pendekatan teachercentered dan studentcentered. Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (students centered) antara lain metode belajar kooperatif (cooperative learning). Belajar kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dalam bentuk kelompok kecil. Siswa belajar dalam kelompok yang masingmasing anggotanya memiliki kemampuan yang berbedabeda. Dengan belajar kooperatif mereka saling menghargai dan saling peduli satu sama lain, sehingga mampu meningkatkan hubungan interpersonal di antara mereka.
Metode pembelajaran jigsaw adalah proses belajar dalam kelompokkelompok kecil, baik dalam “kelompok asal” maupun “kelompok ahli”, sehingga secara psikologis mahasiswa lebih memiliki kesempatan dan keberanian untuk berpendapat dan berdiskusi serta mengajukan pertanyaan dibandingkan belajar dalam kelas besar. Selain itu, belajar bersama melalui diskusi dan saling sharing secara aktif membuat mereka mampu memahami materi secara lebih cepat dan efektif. Hal ini dapat terjadi karena informasi atau konsep yang belum dimengerti oleh seorang mahasiswa, dapat diperoleh jawabannnya melalui diskusi kelompok atau klarifikasi.
I.       Teknik pengumpulan data :
Pengumpulan datanya mengunakan diskusi kelompok, pemberian tugas, survei lapangan, dan presentasipresentasi yang dilakukan oleh mahasiswa.
J.      Hasil penelitian
Hasil penelitian ini memperkuat teori dan hasil penelitianpenelitian terdahulu, bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan keterampilan sosial. Temuantemuan penelitian yang dilakukan oleh banyak peneliti, antara lain oleh David Johnson, Roger Johnson, dan Robert Slavin, menunjukkan bahwa metode pembelajaran jigsaw meningkatkan prestasi belajar siswa pada semua jenjang kelas, pada semua matapelajaran, dan pada semua tipe pelajar. Banyak hasil yang telah didokumentasikan, meliputi peningkatan selfesteem, hubungan kelompok, komunikasi, hubungan interpersonal, sikap terhadap sekolah, dan penerimaan serta kemampuan terhadap kerjasama dengan orang lain. Hasil yang positif tersebut meliputi pembelajaran pada matapelajaran biologi, kimia, geologi, statistika, sosiologi, dan psikologi (Resor, 2008; Steiner, Stromwall, Brzuzy, & Gerdes, 1999).
Hasil penelitian yang lain adalah persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran jigsaw yang sudah mereka ikuti. Dari 13 keunggulan metode pembelajaran jigsaw yang dipersepsikan oleh mahasiswa, tiga keunggulan utamanya adalah “mahasiswa tidak takut bertanya dan sharing dalam diskusi” (23,36%), “mahasiswa dapat memahami materi lebih cepat dan efektif (19,63%), dan “mahasiswa lebih aktif dalam proses belajar” (17,76%).

Tabel  Keunggulan metode pembelajaran jigsaw menurut responden

No
Keuntungan Metode Jigsaw berdasar persepsi mahasiswa
f
%
1
Mahasiswa tidak takut bertanya dan sharing dalam diskusi
25
23,36
2
Dapat memahami materi lebih cepat dan efektif
21
19,63
3
Mahasiswa lebih aktif
19
17,76
4
Materi yang diperoleh lebih banyak
12
11,21
5
Kelompok presenter lebih menguasai topik yang didiskusikan
10
9,35
6
Tidak membosankan
9
8,41
7
Meningkatkan motivasi
3
2,80
8
Materi lebih banyak yang diingat
2
1,87
9
Mampu memahami kelebihan dan kelemahan teman dalam kelompok
2
1,87
10
Memiliki persepsi yang sama dalam satu kelompok
1
0,935
11
Belajar secara mandiri
1
0,935
12
Belajar mengajari teman sebaya
1
0,935
13
Meningkatkan kemampuan berfikir kritis
1
0,935

Jumlah jawaban
107
100



Tabel  Kelemahan metode pembelajaran jigsaw menurut responden


No
Kelemahan Metode Jigsaw berdasar persepsi mahasiswa
f
%
1
Kurangnya pemahaman presenter dalam menyampaikan materi
16
16,33
2
Banyak waktu terbuang karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi
16
16,33
3
Tidak semua mahasiswa aktif
15
15,31
4
Sering menimbulkan persepsi yang salah terhadap suatu teori
9
9,18
5
Jika seorang anggota kelompok tidak datang akan merugikan seluruh anggota kelompok
8
8,16
6
Waktu kurang untuk diskusi
7
7,14
7
Mudah lupa karena terlalu banyak materi
6
6,12
8
Kurangnya penjelasan dari dosen
6
6,12
9
Mahasiswa kurang memperoleh penjelasan yang tuntas dari
presenter
4
4,08
10
Materi yang disampaikan tidak mencakup seluruh materi yang penting
4
4,08
11
Bosan
3
3,06
12
Perbedaan pendapat diantara mahasiswa
2
2,04
13
Kurang menimbulkan rasa kompetisi
1
1,02
14
Tugas dosen jadi lebih mudah
1
1,02

Jumlah jawaban
98
100

Seperti dijelaskan di atas bahwa Metode pembelajaran jigsaw adalah proses belajar dalam kelompokkelompok kecil, baik dalam “kelompok asal” maupun “kelompok ahli”, sehingga secara psikologis mahasiswa lebih memiliki kesempatan dan keberanian untuk berpendapat dan berdiskusi serta mengajukan pertanyaan dibandingkan belajar dalam kelas besar. Selain itu, belajar bersama melalui diskusi dan saling sharing secara aktif membuat mereka mampu memahami materi secara lebih cepat dan efektif. Hal ini dapat terjadi karena informasi atau konsep yang belum dimengerti oleh seorang mahasiswa, dapat diperoleh jawabannnya melalui diskusi kelompok atau klarifikasi oleh dosen berdasar pertanyaan kelompok. Dari 14 kelemahan metode jigsaw yang dipersepsikan oleh mahasiswa, tiga kelemahan utamanya adalah “kurangnya pemahaman presenter dalam menyampaikan materi (16,33%), “banyak waktu terbuang karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi” (16,33%), dan “tidak semua mahasiswa
aktif” (15,31%). Tentang kurangnya pemahaman presenter dalam menyampaikan materi, hal ini disebabkan karena ada mahasiswa yang tidak siap berposisi sebagai “seorang ahli” untuk memberikan di “kelompok asal”nya atas pengetahuan yang ia peroleh dari belajarnya di “kelompok ahli”. Penguasaan presenter pada materi tertentu yang sudah dipelajari dan didiskusikan di “kelompok ahli” diharapkan oleh teman satu “kelompok asal”nya untuk dibagikan, tetapi ternyata ada presenter yang belum siap atau belum menguasai sepenuhnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya “peluang” untuk tidak fokus dalam belajar karena jumlah anggota “kelompok ahli” yang relatif masih besar, yaitu 10 mahasiswa. Kemungkinan lain karena dalam diskusi di “kelompok ahli” mereka tidak mempelajari materinya terlebih dahulu (semingu sebelumnya) seperti yang ditetapkan pada langkah ketiga. Dua kelemahan utama yang lain adalah banyak waktu terbuang karena mahasiswa ngobrol dalam diskusi (16,33%) dan tidak semua mahasiswa aktif (15,31%). Hal ini bisa disebabkan karena kelasnya terlalu besar sehingga monitoring oleh
dosen pada kelompokkelompok kecil, baik pada “kelompok ahli” maupun “kelompok asal”, tidak berjalan optimal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dalam kelompok terstruktur lebih kooperatif dan lebih banyak saling memberikan bantuan antara yang satu dengan yang lain ketika belajar bersama dalam kelompok, dibandingkan dengan siswa dalam kelompok yang tidak terstruktur. Selain itu, juga ditemukan bahwa siswa yang belajar dalam kelompok terstruktur memiliki persepsi yang kuat bahwa belajar dalam kelompok kecil sangat menyenangkan dan memungkinkan mereka memperoleh kesempatan untuk belajar bersama secara berkualitas.

K.    Kekuatan penelitian :
Berdasar hasil analisis data seperti diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal dan kerjasama kelompok pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas A. Metode pembelajaran jigsaw yang diterapkan kepada 63 mahasiswa peserta matakuliah Psikologi Pendidikan (kelas A) Tahun Ajaran 2008/2009.
L.     Kelemahan penelitian :
Kendala yang dihadapi peneliti pada penelitian ini terletak pada proses pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kelas yang besar, yaitu sebanyak 63 mahasiswa, padahal idealnya maksimal 30 mahasiswa.
Kendala lain yang dihadapi peneliti adalah dalam menyiapkan materi untuk tujuh kali pertemuan, yang setiap materi harus dlakukan breakdown menjadi lima bagian untuk lima “kelompok ahli” sebagai bahan diskusi. Ada materi yang terlalu “kecil” untuk dibagi menjadi lima submateri. Pengatasan yang peneliti lakukan adalah dengan menambah submateri dari materi (atau topik) yang lain.

You May Also Like

0 komentar