KAJIAN PSIKOLOGI : NENG NING NUNG NANG
(Neng; sembah
raga) Jumeneng; menjalankan “syariat”.
TITIK LEMAH:
Pada tataran awal ini meskipun seseorang seolah-olah terkesan baik namun belum menjamin pencapaian tataran spiritual yang memadai, dan belum tentu diberkahi Tuhan. Sebab seseorang melakukan kebaikan terkadang masih diselimuti rahsaning karep atau nafsu negatif;
rasa ingin diakui, mendapat nama baik atau pujian.
(Ning; sembah kalbu) Wening atau hening; kematian di dalam hidup.
Tataran ini sepadan dengan tarekat. Menggambarkan keadaan hati yang
selalu bersih dan batinnya selalu eling lan waspadha. Ning dicapai setelah hati dapat dilibatkan dalam menjalankan ibadah tingkat awal atau Neng; yakni hati yg ikhlas dan tulus, hati yang
sudah tunduk dan patuh kepada sukma sejati yang
suci dari semua nafsu negatif.
Titik Lemah;
Jangan lekas puas dulu bila merasa sudah sukses menjalankan tataran ini. Sebab pencapaian tataran kedua ini semakin banyak ranjau dan lobang kelemahan yang
kapan saja siap memakan korban apabila kita lengah. Penekanan di sini adalah pentingnya sikap eling dan waspadha.
(Nung; sembah cipta) Kesinungan ; yakni dipercaya Tuhan untuk mendapatkan anugrah tertentu.
Pencapaian tataran ini sama halnya laku hakekat. Laku hakekat adalah meliputi keadaan hati dan batin; sabar, tawakal, tulus, ikhlas, pembicaraannya menjadi kesejatian (kebenaran),
yang sejati menjadi kosong, hilang lenyap menjadi ada. Tataran ini ditandai oleh pencapaian kemuliaan yang
sejati, seseorang mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan kelak setelah ajal. Pada tahap ini manusia sudah mengenal akan jati dirinya dan mengenal lebih jauh sejatinya Tuhan.
Titik Lemah;
Nung, setara dengan Hakekat, di sini ibarat puncak kemuliaan. Seseorang yang
merasa sudah PUAS
dan
BANGGA dengan pencapaian hakekat ini bersiko terlena. Lantas menganggap
orang lain remeh dan rendah.
Yang paling berbahaya adalah menganggap tataran ini merupakan tataran tertinggi sehingga
orang tidak perlu lagi berusaha menggapai tataran yang
lebih tinggi.
(Nang;
sembah rahsa)
Nang merupakan kemenangan
Kemenangan adalah anugrah dari Sifat zat (manusia) menyatu dengan sifat hakekat (Tuhan) menjadi “loroning atunggil“.
Yang menjadi jumbuh(campur tak bisa dipilah) antara kawula dengan Gusti. Sifat hakekat, menselaraskan gelombang batin manusia dengan gelombang energi Tuhan. Inilah pertanda akan kemenangan manusia dalam “berjihad”
yang sesungguhnya dan pertanda berakhir.
0 komentar