LAPORAN PRATIKUM PSIKOLOGI FAAL
LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL
I.
IDENTITAS
Nama
Mahasiswa :
Nomor Mahasiswa :
Nama Percobaan : Buta Warna
Nama OP :
Nama PP :
Tanggal Percobaan :
Tempat Percobaan :
II.
TUJUAN
PERCOBAAN
Untuk mengetahui kemampuan mata
melihat warna dan untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna atau
tidak.
III.
DASAR
TEORI
Tes
buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami
buta warna atau tidak. Hasil dari tes buta warna ada 3 macam yaitu buta warna
total, buta warna sebagian (parsial)
dan normal. Hasil tes buta warna sangat penting terutama untuk melanjutkan
pendidikan dan bekerja di bidang-bidang tertentu seperti teknik elektro, teknik
Informatika, desain dan lain-lain.
Menurut
Ganong (2003), buta warna merupakan penyakit keturunan yang terekspresi pada
para pria, tetapi tidak pada wanita. Wanita secara genitis sebagai carrier. Istilah buta warna atau colour
blind sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan, karena seorang penderita
buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila disebut
gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau colour visiondifiency.
Buta
warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata
untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.
Menurut
Guyton (1997), metode ishihara yaitu metode yang dapat dipakai untuk menentukan
dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan pada penggunaan kartu bertitik-titik.
Kartu tersebut disusun dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam
warna.
IV.
ALAT
YANG DI GUNAKAN
1.
Buku Ishihara’s
2. Blangko
hasil pemeriksaan buta warna
V.
JALAN
PERCOBAAN
Menyiapkan
buku Ishihara’s dan blangko hasil pemeriksaan buta warna, setelah itu testee diminta untuk menyebutkan
gambar-gambar atau bentuk-bentuk yang ada di dalam buku ishihara’s tersebut,
kemudian tester menulis atau mencatat
jawaban yang disebut oleh testee
tersebut di dalam blangko hasil pemeriksaan buta warna.
VI.
HASIL
PERCOBAAN
No.
|
Nama
Gambar/Angka/Huruf/Huruf yang terlihat
|
Keterangan
Hasil
|
1.
|
12 Orengs
|
|
2.
|
8 merah, kuning keemasan
|
|
3.
|
5 hijau, kuning
|
|
4.
|
29 merah, coklat
|
|
5.
|
74 hijau tua, hijau muda
|
|
6.
|
7 kuning, hijau
|
|
7.
|
45 merah, coklat
|
|
8.
|
2 merah, coklat
|
|
9.
|
2 hijau
|
N/
|
10.
|
16 hijau tua, hijau muda
|
|
11.
|
2 merah, hijau
|
N/
|
12.
|
35 merah, coklat
|
|
13.
|
96 merah, coklat
|
|
14.
|
53 merah, coklat
|
VII.
KESIMPULAN
Buta
warna disebabkan karena adanya kelainan maupun gangguan dan kerusakan pada sel
kerucut di dalam retina. Buta warna adalah ketidakmampuan seseorang mengenali
dengan cara biasa, baik satu atau pun seluruh warna. Test Istihara’s dapat
menunjukan bahwa seseorang menderita buta warna atau tidak. Semakin banyak
seseorang dapat menyebutkan angka, maka semakin baik kondisi matanya dan
sebaliknya.
Hasil
dari percobaan tersebut menyatakan bahwa saudari (Maria Virgilia Saka), masih
bisa membedakan warna-warna yang ada di dalam buku tersebut dan dapat
membedakan mana yang berwarna merah, kuning, hijau, dan sebagainya. Tetapi,
dari pengelihatannya atau pola pikirnya dia masih bingung membedakan atau tidak
mengetahui warna-warna tersebut, karena banyaknya warna yang tercampur dalam
buku tersebut. Hasil dari tes yang sudah saya buat, menyatakan bahwa saudari
(Maria Virgilia Saka) masih memiliki kekurangan dalam pengelihatan dan
perbedaan.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
Ratri Wididaningsih,
Awang Harsa Kridalaksana,
Ahmad
Rofiq Hakim.2010. Aplikasi Tes Buta
Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis
Komputer. Universitas Mulawarman: Samarinda. Hlm. 36-40
LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL
I.
IDENTITAS
Nama
Mahasiswa :
Nomor Mahasiswa :
Nama Percobaan : Indra Pengecap
Nama OP :
Nama PP :
Tanggal Percobaan :
Tempat Percobaan :
II.
TUJUAN
PERCOBAAN
Untuk
mengetahui bagaimana terjadinya pengecapan serta perbedaan persepsi pengecap
rasa manis, pahit, asin, dan asam.
III.
DASAR
TEORI
Lidah merupakan alat indra pengecap.
Lidah berfungsi sebagai indera pengecap. Indera pengecap tersebut terletak pada
bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa
yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan asam).
Permukaan
lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri. Pengecap
merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun indera
pembau juga sangat berperan pada persepsi pengecap. Selain itu, tekstur makanan
seperti yang dideteksi oleh indera pengecap taktil dari rongga mulut dan
keberadaan elemen dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung saraf
nyeri, juga berperan pada pengecap.
Indera
pengecap pada manusia adalah lidah. Pengecapan merupakan fungsi puting kecap pada
mulut. Puting kecap sering disebut juga reseptor pengecap yang terdapat disepanjang
lidah dan rongga mulut. Puting kecap adalah selepitel yang selalu diganti. Lidah memiliki permukaan yang
bersifat kasar karena memiliki tonjolan yang disebut papila. Papila dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Papila Filiformis :
Berbentuk seperti benang halus. Banyak terdapat dibagian depan lidah.
2.
Papila Fungiformis : Berbentuk tonjolan seperti kepala jamur.
Banyak terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
3.
Papila Sirkuvalata : Berbentuk bulat. Tersusun seperti huruf
‘V’ terbalik di belakang lidah. Pada papila sirkum valata inilah terdapat
puting kecap.
Makna
penting dari indera pengecap adalah bahwa fungsi pengecap memungkinkan manusia
memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan
kebutuhan jaringan akan substansi nutrisi tertentu (Diah Savitri, 1997).
Sensasi
rasa pengecap timbul akibat deteksi zat kimia oleh resepor khusus di ujung sel
pengecap (taste buds) yang terdapat dipermukaan lidah dan palatum
molle. Sel pengecap tetap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan
regenerasi.
Proses
ini bergantung pada pengaruh saraf sensoris karena jika saraf tersebut dipotong
maka akan terjadi degenerasi pada pengecap (Budi, 2004 dan Boron, 2005).
IV.
ALAT
YANG DI GUNAKAN
Alat : Mangkok kecil
Bahan : Gula, Asam, kopi, dan Garam
V.
JALAN
PERCOBAAN
Peserta
Pratikum diminta untuk mencoba empat bahan jenis tersebut yang telah disediakan, setelah mencoba dan
merasakan empat jenis rasa tersebut, kemudian menulis hasilnya.
VI.
HASIL
PERCOBAAN
Rasa
|
Letak
|
Manis
|
Di ujug lidah
|
Pahit
|
Di pangkal lidah
|
Asam
|
Di ujung kanan lidah
|
Asin
|
Di ujung kiri lidah
|
VII.
KESIMPULAN
Kita
dapat membedakan berbagai macam rasa dari makanan yang kita makan, dikarenakan
pada lidah terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste
buds. Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla,
pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan.
Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla, lidah menjadi
tidak sensitif terhadap rasa.
Hasil
dari percobaan tersebut yaitu bahwa saudari (Maria Virgilia Saka) bisa
membedakan rasa-rasa yang suda diarasakan, tapi ia masih bingung dalam
membedakan letak rasa asam dan asin karena rasa asem dan asin yang sebenarnya
ada di kiri-kanan lidah.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.gurukita.com/2012/10/alat-indra-manusia-pengecap-lidah.html. Tanggal Akses : 18
Mei 2015.
LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL
I.
IDENTITAS
Nama
Mahasiswa :
Nomor Mahasiswa :
Nama Percobaan : Indra Penciuman
Nama OP :
Nama PP :
Tanggal Percobaan :
Tempat Percobaan :
II.
TUJUAN
PERCOBAAN
Untuk
mengetahui mekanisme indra pencium dapat mencium atau membedakan bau wawangian
yang enak dan yang tidak enak, sehingga kita dapat mengenalinya.
III.
DASAR
TEORI
Indra
pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas
pengecap.
Epitelium
pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori
yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau.
Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa
rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.
Organ
pembau hanya memiliki tujuh reseptor, namun dapat membedakan lebih dari 600
aroma yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul
yang menguap dan masuk kesaluran hidung dan mengenai olfactory membrane.
Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara
masuk, maka sl-sel ini akan mengirimkan impuls saraf.
Pada daerah puncak rongga hidung dan meluas ke
bawah yang berwarna coklat kekuning-kuningan merupakan daerah yang mengandung
reseptor penciuman, disebut daerah
olfaktori atau mukosa olfaktori.
Jaringan epitel penyusun daerah tersebut adalah epitel silindris bertingkat,
yang tersusun atas tiga jenis sel, yaitu:
1.
Sel Penyokong.
Sel-sel
ini berbentuk silindris, tinggi ramping dan relatif lebar dibagian puncaknya,
serta menyempit dibagian dasarnya.
2.
Sel Basal
Sel
berbentuk kerucut, kecil dengan inti berbentuk lonjong, dan gelap terletak di
antara sel-sel penyokong di bagian dasar.
3.
Sel Sensorik/Sel Olfaktoria.
Sel-sel
sensorik tersebar di antara sel-sel penyokong dan merupakan modifikasi sel
bipolar dengan sebuah badan sel, sebuah dendrit yang meninjol dipermukaan, dan
sebuah akson yang masuk lebih dalam ke lamina propria.
IV.
ALAT
YANG DI GUNAKAN
1.
Dupa
2.
Korek api
V.
JALAN
PERCOBAAN
Peserta
pratikum diminta untuk mencium bau dupa yang belum dibakar dan mencium dupa
yang sudah dibakar, kemudian menulis hasil dari bau dupa tersebut sebelum dan
sesudah dibakar.
VI.
HASIL
PERCOBAAN
Sebeleum
Dibakar
|
Sesudah
Dibakar
|
Berbau obat nyamuk Lavenda
|
Berbau obat nyamuk Baygon
|
VII.
KESIMPULAN
Manusia
dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor
pembau, namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component principle).
Hasil
dari percobaan tersebut yaitu Saudari (Maria Virgilia Saka) mengatakan bahwa
dupa yang ia cium sebelum dibakar berbau obat nyamuk lavenda, dan sesudah
dibakar berbau obat nyamuk baygon.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.gurukita.com/2012/10/alat-indra-manusia-pembau-hidung.html. Tanggal Akses : 18 Mei 2015.
LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL
I. IDENTITAS
Nama
Mahasiswa :
Nomor Mahasiswa :
Nama Percobaan : Gerak Refleks
Nama OP :
Nama PP :
Tanggal Percobaan :
Tempat Percobaan :
II.
TUJUAN
PERCOBAAN
Untuk mengetahui gerakan refleks
pada seseorang terhadap refleks-refleks otot ketika di pukul dan cara kerja
dari gerak refleks pada tubuh manusia.
III.
DASAR
TEORI
Gerak refleks sendiri berasal dari
kata Gerak yang berarti peralihan tempat atau kedudukan dan Refleks yang
berarti gerakan otomatis dan tidak di rancang terhadap rangsangan dari luar
yang di berikan satu organ atau bagian tubuh yang terkena.
Gerak refleks adalah gerakan yang
tidak di sadari dan mengalami perjalana impuls pendek yang tidak diolah oleh
otak serta menimbulkan tanggapan dari anggota tubuh.
Ada dua refleks yang utama yaitu :
1.
Refleks kondisional (refleks bersarat)
Reaksi ini timbul sebagai hasil
proses analisa sintesa informasi pada pusat sistem saraf pusat di otak. Jadi
melalui pemikiran dan kesadaran.
2.
Refleks nonkondisional (refleks tak bersarat)
Prosesnya hanya melibatkan
pusat-pusat saraf pada sumsum tulang belakang selain itu terdapat akson refleks
yaitu refleks yang terjadi oleh sebab adanya kolateral yang keluar dari akson
sel saraf sensorik nodus ranvier.
Pada akson reflek informasi tidak dapat dilakukan pada sum-sum tulang belakang.
Telah dijelaskan bahwa saraf tepi atau perifer
adalah jaringan saraf dimana badan selnya terletak di luar sistem saraf
pusat tetapi pangkal terletak di otak dan lanjutan dari sum-sum tulang belakang
atau spinalis.
Bagian tubuh yang terlibat dalam
gerak refleks manusia adalah sebagai berikut:
1.
Reseptor adalah alat indra yang berupa mata, telinga, kulit,
hidung dan lidah.
2.
Neuron sensori adalah sel saraf atau neuron yang berfungsi
membawa rangsangan ke sistem saraf pusat.
3.
Sum-sum tulang belakang adalah lanjutan dari medulla
oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung, tepatnya sampai ruas kedua
tulang pinggang dan menyerupai tali putih kemilau dari dasar otak ke tulang
belakang. Fungsi utama sum-sum tulang belakang adalah menghubungkan impuls
(rangsang) dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada
gerak refleks.
4.
Neuron motor adalah sel saraf atau neuron yang berfungsi
membawa/meneruskan impuls (rangsang) dari sistem saraf pusat ke efektor agar
bagian tubuh tertentu bertindak melakukan gerak refleks.
IV.
ALAT
YANG DI GUNAKAN
Martil
(Neurogical Refleks Hammer)
V.
JALAN
PERCOBAAN
Testee
diminta untuk duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung
bebas serta testee harus rileks dan
jangan sampai tegang. Setelah itu di ketuk dengan martil di pergelangan
sendi-sendi lutut dan mengamati hasilnya
kemudian mencatat hasil yang sudah diamati.
VI.
HASIL
PERCOBAAN
Sebelum
diketuk testee diminta untuk duduk,
kemudian tester mencari pergelangan
sendi-sendi di lutut, kemudian mengetuknya. Ketukkan pertama kakinya tidak
bergerak atau tidak merefleks ketukan, kemudian diketuk yang ke dua kali kakinya sudah bergerak dan
testee merasakan kakinya seperti ditarik atau kesetrum listrik.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa gerak refleks adalah gerakan yang
tidak disadari dan diolah oleh otak serta menimbulkan tanggapan dari anggota
tubuh. Refleks yang berarti gerakan otomatis dan tidak dirancang terhadap
rangsangan dari luar yang diberikan satu organ atau bagian tubuh yang terkena.
Dari
hasil tes yang sudah saya lakukan terhadap teman saya (Maria Virgilia Saka),
bahwa teman saya memiliki refleks atau gerak refleks yang besar dan membuat
kakinya bergerak apabila lututnya diketuk pakai sebuah alat refleks.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=280&bih=617&q=gambar+gerak+refleks&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=947d48c16e63a19
0 komentar