LAPORAN PRATIKUM PSIKOLOGI FAAL

by - 7:42 PM

 LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL

                                                           I.            IDENTITAS
Nama Mahasiswa     :
Nomor  Mahasiswa   :
Nama Percobaan       : Buta Warna
Nama OP                   :
Nama PP                   :
Tanggal Percobaan    :
Tempat Percobaan     :

                                                        II.            TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui kemampuan mata melihat warna dan untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna atau tidak.

                                                     III.            DASAR TEORI
Tes buta warna adalah suatu tes yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang mengalami buta warna atau tidak. Hasil dari tes buta warna ada 3 macam yaitu buta warna total, buta warna sebagian (parsial) dan normal. Hasil tes buta warna sangat penting terutama untuk melanjutkan pendidikan dan bekerja di bidang-bidang tertentu seperti teknik elektro, teknik Informatika, desain dan lain-lain.
Menurut Ganong (2003), buta warna merupakan penyakit keturunan yang terekspresi pada para pria, tetapi tidak pada wanita. Wanita secara genitis sebagai carrier. Istilah buta warna atau colour blind sebetulnya salah pengertian dan menyesatkan, karena seorang penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila disebut gejala defisiensi daya melihat warna tertentu saja atau  colour visiondifiency.
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

Menurut Guyton (1997), metode ishihara yaitu metode yang dapat dipakai untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan pada penggunaan kartu bertitik-titik. Kartu tersebut disusun dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna.

                                                     IV.            ALAT YANG DI GUNAKAN
1.      Buku Ishihara’s
2.      Blangko hasil pemeriksaan buta warna

                                                        V.            JALAN PERCOBAAN
Menyiapkan buku Ishihara’s dan blangko hasil pemeriksaan buta warna, setelah itu testee diminta untuk menyebutkan gambar-gambar atau bentuk-bentuk yang ada di dalam buku ishihara’s tersebut, kemudian tester menulis atau mencatat jawaban yang disebut oleh testee tersebut di dalam blangko hasil pemeriksaan buta warna.

                                                     VI.            HASIL PERCOBAAN
No.
Nama Gambar/Angka/Huruf/Huruf yang terlihat
Keterangan Hasil
1.
12  Orengs
N/BW/BWL
2.
8    merah, kuning keemasan
N/BW/BWL
3.
5    hijau, kuning
N/BW/BWL
4.
29  merah, coklat
N/BW/BWL
5.
74  hijau tua, hijau muda
N/BW/BWL
6.
7    kuning, hijau
N/BW/BWL
7.
45  merah, coklat
N/BW/BWL
8.
2    merah, coklat
N/BW/BWL
9.
2    hijau
N/BW/BWL
10.
16  hijau tua, hijau muda
N/BW/BWL
11.
2    merah, hijau
N/BW/BWL
12.
35  merah, coklat
N/BW/BWL
13.
96  merah, coklat
N/BW/BWL
14.
53  merah, coklat
N/BW/BWL

                                                  VII.            KESIMPULAN
Buta warna disebabkan karena adanya kelainan maupun gangguan dan kerusakan pada sel kerucut di dalam retina. Buta warna adalah ketidakmampuan seseorang mengenali dengan cara biasa, baik satu atau pun seluruh warna. Test Istihara’s dapat menunjukan bahwa seseorang menderita buta warna atau tidak. Semakin banyak seseorang dapat menyebutkan angka, maka semakin baik kondisi matanya dan sebaliknya.
Hasil dari percobaan tersebut menyatakan bahwa saudari (Maria Virgilia Saka), masih bisa membedakan warna-warna yang ada di dalam buku tersebut dan dapat membedakan mana yang berwarna merah, kuning, hijau, dan sebagainya. Tetapi, dari pengelihatannya atau pola pikirnya dia masih bingung membedakan atau tidak mengetahui warna-warna tersebut, karena banyaknya warna yang tercampur dalam buku tersebut. Hasil dari tes yang sudah saya buat, menyatakan bahwa saudari (Maria Virgilia Saka) masih memiliki kekurangan dalam pengelihatan dan perbedaan.

                                               VIII.            DAFTAR PUSTAKA
Ratri Wididaningsih, Awang Harsa Kridalaksana,
Ahmad Rofiq Hakim.2010. Aplikasi Tes Buta
Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis
Komputer. Universitas Mulawarman: Samarinda. Hlm. 36-40


LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL

                                                           I.            IDENTITAS
Nama Mahasiswa     :
Nomor Mahasiswa    :
Nama Percobaan       : Indra Pengecap
Nama OP                   :
Nama PP                   :
Tanggal Percobaan    :
Tempat Percobaan     :

                                                        II.            TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui bagaimana terjadinya pengecapan serta perbedaan persepsi pengecap rasa manis, pahit, asin, dan asam.

                                                     III.            DASAR TEORI
Lidah merupakan alat indra pengecap. Lidah berfungsi sebagai indera pengecap. Indera pengecap tersebut terletak pada bagian permukaan atas terbagi menjadi beberapa daerah yang peka terhadap rasa yang berbeda-beda (manis, pahit, asin dan asam).
Permukaan lidah juga dapat merasakan panas, dingin, kasar, halus dan nyeri. Pengecap merupakan fungsi utama taste buds dalam rongga mulut, namun indera pembau juga sangat berperan pada persepsi pengecap. Selain itu, tekstur makanan seperti yang dideteksi oleh indera pengecap taktil dari rongga mulut dan keberadaan elemen dalam makanan seperti merica, yang merangsang ujung saraf nyeri, juga berperan  pada pengecap.
Indera pengecap pada manusia adalah lidah. Pengecapan merupakan fungsi puting kecap pada mulut. Puting kecap sering disebut juga reseptor pengecap yang terdapat disepanjang lidah dan rongga mulut. Puting kecap adalah selepitel yang selalu diganti. Lidah memiliki permukaan yang bersifat kasar karena memiliki tonjolan yang disebut papila. Papila dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.         Papila  Filiformis : Berbentuk seperti benang halus. Banyak terdapat dibagian depan lidah.
2.         Papila Fungiformis : Berbentuk tonjolan seperti kepala jamur. Banyak terdapat pada bagian depan lidah dan bagian sisi lidah.
3.      Papila Sirkuvalata : Berbentuk bulat. Tersusun seperti huruf ‘V’ terbalik di belakang lidah. Pada papila sirkum valata inilah terdapat puting kecap.
Makna penting dari indera pengecap adalah bahwa fungsi pengecap memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan substansi nutrisi tertentu (Diah Savitri, 1997).
Sensasi rasa pengecap timbul akibat deteksi zat kimia oleh resepor khusus di ujung sel pengecap (taste buds) yang terdapat dipermukaan lidah dan palatum molle. Sel pengecap tetap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan regenerasi.
Proses ini bergantung pada pengaruh saraf sensoris karena jika saraf tersebut dipotong maka akan terjadi degenerasi pada pengecap (Budi, 2004 dan Boron, 2005).

                                                     IV.            ALAT YANG DI GUNAKAN
Alat               : Mangkok kecil
Bahan            : Gula, Asam, kopi, dan Garam

                                                        V.            JALAN PERCOBAAN
Peserta Pratikum diminta untuk mencoba empat bahan jenis tersebut  yang telah disediakan, setelah mencoba dan merasakan empat jenis rasa tersebut, kemudian  menulis hasilnya.

                                                     VI.            HASIL PERCOBAAN
Rasa
Letak
Manis
Di ujug lidah
Pahit
Di pangkal lidah
Asam
Di ujung kanan lidah
Asin
Di ujung kiri lidah






                                                  VII.            KESIMPULAN
Kita dapat membedakan berbagai macam rasa dari makanan yang kita makan, dikarenakan pada lidah terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla, lidah menjadi tidak sensitif  terhadap rasa.          
Hasil dari percobaan tersebut yaitu bahwa saudari (Maria Virgilia Saka) bisa membedakan rasa-rasa yang suda diarasakan, tapi ia masih bingung dalam membedakan letak rasa asam dan asin karena rasa asem dan asin yang sebenarnya ada di kiri-kanan lidah.

                                               VIII.            DAFTAR PUSTAKA
http://www.gurukita.com/2012/10/alat-indra-manusia-pengecap-lidah.html. Tanggal Akses  :  18 Mei 2015.


LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL

                                                           I.            IDENTITAS
Nama Mahasiswa     :
Nomor Mahasiswa    :
Nama Percobaan       : Indra Penciuman
Nama OP                   :
Nama PP                   :
Tanggal Percobaan    :
Tempat Percobaan     :

                                                        II.            TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui mekanisme indra pencium dapat mencium atau membedakan bau wawangian yang enak dan yang tidak enak, sehingga kita dapat mengenalinya.

                                                     III.            DASAR TEORI
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.
Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor, namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk kesaluran hidung dan mengenai olfactory membrane. Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara masuk, maka sl-sel ini akan mengirimkan impuls saraf.
 Pada  daerah puncak rongga hidung dan meluas ke bawah yang berwarna coklat kekuning-kuningan merupakan daerah yang mengandung reseptor penciuman, disebut daerah olfaktori atau mukosa olfaktori. Jaringan epitel penyusun daerah tersebut adalah epitel silindris bertingkat, yang tersusun atas tiga jenis sel, yaitu:
1.         Sel Penyokong.
Sel-sel ini berbentuk silindris, tinggi ramping dan relatif lebar dibagian puncaknya, serta menyempit dibagian dasarnya.
2.         Sel Basal
Sel berbentuk kerucut, kecil dengan inti berbentuk lonjong, dan gelap terletak di antara sel-sel penyokong di bagian dasar.
3.         Sel Sensorik/Sel Olfaktoria.
Sel-sel sensorik tersebar di antara sel-sel penyokong dan merupakan modifikasi sel bipolar dengan sebuah badan sel, sebuah dendrit yang meninjol dipermukaan, dan sebuah akson yang masuk lebih dalam ke lamina propria.

                                                     IV.            ALAT YANG DI GUNAKAN
1.    Dupa                    
2.    Korek api

                                                        V.            JALAN PERCOBAAN
Peserta pratikum diminta untuk mencium bau dupa yang belum dibakar dan mencium dupa yang sudah dibakar, kemudian menulis hasil dari bau dupa tersebut sebelum dan sesudah dibakar.

                                                     VI.            HASIL PERCOBAAN
Sebeleum
 Dibakar
Sesudah
Dibakar
Berbau obat nyamuk Lavenda
Berbau obat nyamuk Baygon





                                                  VII.            KESIMPULAN
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak reseptor pembau, namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi (component  principle).
Hasil dari percobaan tersebut yaitu Saudari (Maria Virgilia Saka) mengatakan bahwa dupa yang ia cium sebelum dibakar berbau obat nyamuk lavenda, dan sesudah dibakar berbau obat nyamuk baygon.

                                               VIII.            DAFTAR PUSTAKA
http://www.gurukita.com/2012/10/alat-indra-manusia-pembau-hidung.html. Tanggal Akses  : 18 Mei 2015.

LAPORAN PRATIKUM
PSIKOLOGI FAAL


                                                           I.            IDENTITAS
Nama Mahasiswa     :
Nomor Mahasiswa    :
Nama Percobaan       : Gerak Refleks
Nama OP                   :
Nama PP                   :
Tanggal Percobaan    :
Tempat Percobaan     :

                                                        II.            TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui gerakan refleks pada seseorang terhadap refleks-refleks otot ketika di pukul dan cara kerja dari gerak refleks pada tubuh manusia.

                                                     III.            DASAR TEORI
Gerak refleks sendiri berasal dari kata Gerak yang berarti peralihan tempat atau kedudukan dan Refleks yang berarti gerakan otomatis dan tidak di rancang terhadap rangsangan dari luar yang di berikan satu organ atau bagian tubuh yang terkena.
Gerak refleks adalah gerakan yang tidak di sadari dan mengalami perjalana impuls pendek yang tidak diolah oleh otak serta menimbulkan tanggapan dari anggota tubuh.


Ada dua refleks yang utama yaitu  :
1.         Refleks kondisional (refleks bersarat)
Reaksi ini timbul sebagai hasil proses analisa sintesa informasi pada pusat sistem saraf pusat di otak. Jadi melalui pemikiran dan kesadaran.
2.         Refleks nonkondisional (refleks tak bersarat)
Prosesnya hanya melibatkan pusat-pusat saraf pada sumsum tulang belakang selain itu terdapat akson refleks yaitu refleks yang terjadi oleh sebab adanya kolateral yang keluar dari akson sel saraf sensorik nodus ranvier. Pada akson reflek informasi tidak dapat dilakukan pada sum-sum tulang belakang. Telah dijelaskan bahwa saraf tepi atau perifer adalah jaringan saraf dimana badan selnya terletak di luar sistem saraf pusat tetapi pangkal terletak di otak dan lanjutan dari sum-sum tulang belakang atau spinalis.
Bagian tubuh yang terlibat dalam gerak refleks manusia adalah sebagai berikut:
1.         Reseptor adalah alat indra yang berupa mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.
2.         Neuron sensori adalah sel saraf atau neuron yang berfungsi membawa rangsangan ke sistem saraf pusat.
3.         Sum-sum tulang belakang adalah lanjutan dari medulla oblongata terus ke bawah sampai tulang punggung, tepatnya sampai ruas kedua tulang pinggang dan menyerupai tali putih kemilau dari dasar otak ke tulang belakang. Fungsi utama sum-sum tulang belakang adalah menghubungkan impuls (rangsang) dari dan ke otak, serta memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks.
4.      Neuron motor adalah sel saraf atau neuron yang berfungsi membawa/meneruskan impuls (rangsang) dari sistem saraf pusat ke efektor agar bagian tubuh tertentu bertindak melakukan gerak  refleks.

                                                     IV.            ALAT YANG DI GUNAKAN
Martil (Neurogical Refleks Hammer)

                                                        V.            JALAN PERCOBAAN
Testee diminta untuk duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan tergantung bebas serta testee harus rileks dan jangan sampai tegang. Setelah itu di ketuk dengan martil di pergelangan sendi-sendi lutut  dan mengamati hasilnya kemudian  mencatat hasil yang sudah diamati.

                                                     VI.            HASIL PERCOBAAN
Sebelum diketuk testee diminta untuk duduk, kemudian tester mencari pergelangan sendi-sendi di lutut, kemudian mengetuknya. Ketukkan pertama kakinya tidak bergerak atau tidak merefleks ketukan, kemudian diketuk  yang ke dua kali kakinya sudah bergerak dan testee merasakan kakinya seperti ditarik atau kesetrum listrik.

                                                  VII.            KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari dan diolah oleh otak serta menimbulkan tanggapan dari anggota tubuh. Refleks yang berarti gerakan otomatis dan tidak dirancang terhadap rangsangan dari luar yang diberikan satu organ atau bagian tubuh yang terkena.
Dari hasil tes yang sudah saya lakukan terhadap teman saya (Maria Virgilia Saka), bahwa teman saya memiliki refleks atau gerak refleks yang besar dan membuat kakinya bergerak apabila lututnya diketuk pakai sebuah alat refleks.

                                               VIII.            DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=280&bih=617&q=gambar+gerak+refleks&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=947d48c16e63a19





You May Also Like

0 komentar