Definisi Buta Warna mekanisme, tanda gejala
BUTA WARNA
A. Pengertian
Buta warna adalah suatu kelainan
yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucutmata untuk menangkap
suatu spektrum warna tertentu akibat
faktor genetis.
Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga
disebaut sex linked, karena kelainan ini
dibawa olehkromosom X. Artinya kromosom
Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita
buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa
sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna.
Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna
sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat
berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada
kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita
buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka
terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya.
Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan,
terutama sel kerucut.
B. Mekanisme buta warna
Untuk memahami bagaimana buta warna
bekerja, Anda pertama kali harus memahami komponen-komponen mata yang
menggabungkan untuk memberikan gambar yang Anda lihat. Anda mungkin akrab
dengan komponen seperti retina, iris, lensa, kornea etc. Menggabungkan
bagian-bagian yang terakhir untuk fokus dan proyek gelombang cahaya ke retina.
Disfungsi dalam hasil kornea sightedness pendek atau panjang sightedness etc;
Namun penyebab buta warna terletak di retina.
Retina yang bertanggung jawab untuk
melewati cahaya apa pun informasi yang itu tiba di bawah saraf optik ke otak.
Retina terdiri dari kedua ‘batang’ dan ‘kerucut’ sel. Sel-sel batang sangat
sensitif terhadap cahaya, dalam kenyataannya lebih dari 100x sensitif seperti
sel-sel kerucut. Sel batang menjadi aktif dalam kondisi cahaya rendah dan
biasanya dalam penglihatan tepi. Demonstrasi sederhana ini adalah untuk pergi
ke luar pada awan-free berikutnya malam dan melihat bintang-bintang. Jika Anda
melihat langsung ke arah mereka, Anda mungkin tidak melihat banyak, tetapi jika
Anda mencoba untuk mempelajari visi periferal Anda, Anda akan menemukan bahwa
jauh lebih terang terdeteksi, karena ini adalah di mana fungsi sel batang. Akan
tetapi, sel-sel batang tidak ada hubungannya dengan apakah seseorang buta
warna, seluruh kegiatan yang terjadi dengan sel kerucut!
C. Klasifikasi
1. Trikromasi
1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas
warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah
yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada
trikomasi:
· Protanomali,
seorang buta warna lemah mengenal merah
· Deuteromali,
warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
· Trinomali (low
blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2. Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
Deuteranopia, retina tidak
memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
Tritanopia, sel kerucut warna
biru tidak ditemukan.
3. Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.
D. Penyebab
a. kongenital, bersifat resesif terkait
dengan kromosom X
b. resesif, bila ada kelainan pada
makula dan saraf optic
E.
Patofisiologi
Buta warna adalah kondisi yang
diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X pada perempuan, buta warna
diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta warna, mata
mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata
berfungsi dengan normal.
Pada bagian tengah retina, terdapat photoreceptor atau
cone (seperti kantung) yang memungkinkan kita untuk bisa membedakan warna.
Photoreceptor ini terdiri dari tiga pigmen warna ; yaitu merah, hijau dan biru.
Gangguan persepsi terhadap warna terjadi apabila satu atau lebih dari pigmen
tersebut tidak ada atau sangat kurang. Mereka dengan persepsi warna normal
disebut Trichromats. Mereka yang mengalami defisiensi salah satu pigmen warna
disebut dengan Anomalous Trichromats. Type ini adalah yang paling sering
ditemukan. Sedangkan mereka yang sama sekali tidak memiliki salah satu dari
pigmen warna itu disebut drichromat.
F.
Tanda dan Gejala
Tanda seorang mengalami buta warna
tergandung pada beberapa factor; apakah kondisinya disebabkan factor genetik,
penyakit, dan tingkat buta warnanya; sebagian atau total. Gejala umumnya adalah
kesulitan membedakan warna merah dan hijau (yang paling sering terjadi), atau
kesulitan membedakan warna biru dan hijau (jarang ditemukan).Gejala untuk kasus
yang lebih serius berupa; objek terlihat dalam bentuk bayangan abu-abu (kondisi
ini sangat jarang ditemukan), dan penglihatan berkurang.
Gangguan persepsi warna dapat dideteksi dengan
menggunakan table warna khusus yang disebut dengan Ishuhara Test Plate. Pada
setiap gambar terdapat angka yang dibentuk dari titik-titik berwarna. Gambar
digantung di bawah pencahayaan yang baik dan pasien diminta untuk
mengidentifikasi angka yang ada pada gambar tersebut. Ketika pada tahap ini
ditemukan adanya kelainan, test yang lebih detail laggi akan diberikan.
G. Pemeriksaan
Penunjang
1. oftalmoskop
Suatu alat dengan system pencahayaan khusus, untuk
melihat bagian dalam mata terutama retina dan struktur terkaitnya
2. tes penglihatan warna
a. uji ishihara
dengan memakai sejumlah lempeng polikromatik yang
berbintik, warna primer dicetak diatas latar belakang mosaic bintik-bintik
serupa dengan aneka warna sekunderyang membingungkan, bintik-bintik primer
disusun menurut pola (angka atau bentuk geometric) yang tidak dapat dikenali
oleh pasien yang kurang persepsi warna
b. uji pencocokan benang
pasien diberi sebuah gelendong benang dan diminta
untuk mengambilgelendong yang warnanya cocok dari setumpuk gelendong yang
berwarna-warni
3. tes sensitivitas kontras
Adalah kesanggupan mata melihat perbedaan kontras yang
halus, dimana pada pasien dengan gangguan pada retina, nervus optikus atau
kekeruhan media mata tidak sanggup melihat perbedaan kontras tersebut
4. tes elektrofisiologik
a. elektroletingrafi (ERG)
untuk mengukur respon listrik retina terhadap kilatan
cahaya bagian awal respon flash ERG mencerminkan fungsi fotoreseptor sel krucut
dan sel batang
b. elektro okulografi (EOG)
untuk mengukur potensial korneoretina tetap. Kelainan
EOG terutama terjadi pada penyakit secara dipus mempengaruhi epitel pigmen
retina dan fotoreseptor
H. Pengobatan
Tidak ada pengobatan atau tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengobati masalah gangguan persepsi warna. Namun penderita
buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.
Untuk mengurangi gejala dapat digunakan kacamata
berlensa dengan filter warna khusus yang memungkinkan pasien melakukan
interpretasi kembali warna
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/definisi-buta-warna-mekanisme-tanda.html#ixzz3aTCzQsXm
0 komentar