Makalah Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Istilah “perkembangan” (development)
dalam psikologi merupakan
sebuah
konsep yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh
sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu
memahami beberapa konsep lain yang
terkandung
di dalamnya, diantaranya adalah pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung
mendefinisikan perkembangan
sebagai
“Long-term changes in a person’s growth feelings, paterns of tingking, social
relationships, and motor skills.”
Menurut Monks dkk, mengartikan
perkembangan sebagai “suatu
proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat terulang kembali. Perkembangan menunjuk
pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap menuju
ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.”
Sedangkan Desmita mendefinisikan perkembangan
tidak terbatas pada pengertian
perubahan secara fisik, melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan
secara terus menerus dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu menuju tahap kematangan, melalui pertumbuhan dan belajar.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian perkembangan ?
2.
Apa saja tahapan aspek-aspek perkembangan anak usia 0-1 tahun ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perkembangan
Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
kematangan. (Soetjiningsih, 1995)
Masa
perkembangan anak merupakan suatu proses yang spesifik, sebagai masa
pertumbuhan dan perkembangannya semua aspek dan fungsi yang ada dalam diri si
anak, termasuk perkembangan fisik, intelektual dan sosial yang berlangsung
secara bersamaan dan seimbang (multidimensional).
B. Aspek-Aspek
Dalam Tahapan Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun
Bayi pada umumnya bertumbuh dan
berkembang, seiring dengan pertambahan umur. Tahapan demi tahapan yang
dilalui sesuai umur mereka ditandai lewat kemajuan aktivitas yang
diperlihatkannya. Itu menunjukkan bahwa mereka bertumbuh dan berkembang.
Untuk itu anda perlu mengenali tahapan
demi tahapan untuk mengetahui perkembangan bayi sesuai usianya. Jika di
salah satu tahapan ada yang tidak dilalui, anda perlu waspadai, karena ini
sangat berpengaruh pada tumbuh kembang si bayi tersebut.
1. Gerakan
Motorik Kasar
Motorik
kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan yang dihasilkan
otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan. Yang biasany dilakukan melalui
gerakan menendang, menjejak, meraih dan melempar.
2.
Gerakan Motorik Lembut
Motorik
halus merupakan koordinasi antara jari-jemari, telapak tangan dan kaki, serta
mata. Untuk mendeteksi gangguan/penyimpangan perkembangan, bisa dilakukan
dengan alat skrining perkembangan Denver II.
Berikut garis besar
skrining perkembangan motorik kasar menurut Denver II:
a.
Gerakan Seimbang (sejak
lahir hingga 0,5 bulan)
Hal
ini bisa dilihat dari anggota geraknya, yakni tangan dan kaki. Saat kaget,
keempat anggota geraknya yang semula dalam posisi menekuk seperti katak,
mengalami ekstensi menjadi lurus secara bersamaan. Untuk mengetahui apakah anak
tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
tarik selimutnya saat
anak sedang tidur, baik dalam posisi tengkurap atau telentang. Jika salah satu
dari keempat anggota geraknya tak simetris, misal nya kaki kanannya tampak
lemas/tak terangkat, perlu dicermati sebagai tanda mencurigakan.
b.
Mengangkat Kepala (20
hari - belum genap sebulan).
Dalam
range waktu antara beberapa hari sejak lahir hingga usia 2,5 bulan, anak
sudah bisa mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat. Selanjutnya, sekitar 1
bulan 10 hari sampai 3,5 bulan, bayi harus nya sudah bisa mengangkat kepala
sejauh 90 derajat.
Untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
Untuk mengetahui apakah anak tersebut mengalami gangguan atau tidak, kita dapat melakukan hal ini:
posisikan anak tengkurap/telungkup.
Jika tidak ada kelainan, secara spontan bayi akan berusaha mengangkat kepalanya
sendiri.
c.
Duduk dengan Kepala
Tegak (1,5 bulan - 3 bulan 3 minggu)
Perkembangan motorik
bayi pada tahap ini dapat kita lihat dengan cara memangku bayi tersebut dan
menyandarkan anak pada tubuhnya hingga kepalanya ikut tegak. Jika kepala bayi
tampak lemas, terjatuh, atau menunduk, kita perlu memeriksakan kondisi anak
tersebut.
d.
Menumpu Badan pada Kaki
(1,2 bulan - 4 bulan 3 minggu)
Stimulasi
yang disarankan, posisikan tengkurap. Perhatikan, tubuh bayi akan terlihat
bertumpu pada kakinya.
e.
Dada Terangkat Bertumpu pada Lengan (2,5 bulan
- mendekati 5 bulan)
Cara
stimulasinya, telungkupkan tubuh bayi tersebut. Perhatikan kemampuannya
mengangkat lengan dan dada, hingga posisi lengannya tegak. Untuk bisa bertumpu
pada tangannya, ulurkan mainan yang bersuara atau coba panggil namanya, hingga
dia mencoba melihat ke arah suara dan mengangkat kepalanya.
f.
Tengkurap Sendiri (1
bulan 3 minggu - 5,5 bulan)
Cara
stimulasinya, jangan sering menggendong bayi atau menaruhnya di ayunan karena
anak tak akan punya kesempatan belajar tengkurap. Sebaiknya taruh anak di
tempat tidur dengan posisi telentang. Kemudian sedikit demi sedikit bantu ia
membalikkan posisi tubuhnya.
g.
Ditarik untuk Duduk
Kepala Tegak (2 bulan 3 minggu - 6 bulan)
Cara
stimulasi, tidurkan anak dengan posisi telentang, lalu tarik perlahan kedua
lengannya. Perhatikan, apakah kepalanya sudah dapat mengikuti tubuh untuk tegak
atau tidak. Jika kepala tetap lunglai, besar kemungkinan ada kelainan yang
umumnya terjadi di susunan saraf pusat.
h.
Duduk Tanpa Pegangan (5 bulan 1 minggu - 7
bulan)
Bila
sesudah ditarik kedua tangannya kepala bayi bisa tegak, coba lepaskan kedua
tangannya secara perlahan agar dia bisa duduk sendiri.
3.
Perkembangan
Koognitif
Kemampuan
kognitif pada bayi mencakup kemampuan mental yang meliputi berpikir, belajar,
dan proses pemecahan masalah. Sama seperti kemampuan yang lain, kemampuan
kognitif pada bayi juga mengalami perkembangan dari bulan ke bulan. Berikut
adalah perkembangan kemampuan kognitif pada bayi dari usia 1 bulan sampai
dengan 12 bulan.
Ø Usia 1 Bulan:
·
Melihat ke arah
orang-orang yang sedang bergerak.
·
Melihat ke wajah
orang-orang di sekitarnya.
·
Diam ketika hendak
digendong.
·
Menikmati ketika berada
di gendongan anda.
Ø Usia 2 Bulan:
·
Matanya dapat bergerak
mengikuti orang atau benda yang bergerak.
·
Tetap terbangun dari
tidurnya untuk waktu yang cukup lama, artinya jam tidur si kecil sekarang sudah
mulai berkurang.
·
Mulai untuk tersenyum.
Ø Usia 3 Bulan:
·
Mulai senang melihati
tangannya sendiri.
·
Merasakan suatu benda
dengan mulut dan tangannya.
·
Menengokkan kepalanya
ke arah suara berasal.
·
Si kecil menikmati
permainan yang melibatkan interaksi, seperti cilukbaa….
·
Tersenyum kepada orang
yang dia kenal.
Ø Usia 4 Bulan:
·
Dapat memfokuskan
matanya ke arah suara berasal.
·
Melihat mainannya yang
dipegang tangannya sendiri.
·
Tersenyum sendiri
ketika dihadapkan ke cermin.
·
Si kecil mulai
mengeluarkan tawanya.
Ø Usia 5 Bulan:
·
Menemukan mainan yang
disembunyikan secara sebagian di bawah kain.
·
Dapat memproduksi suara
sendiri untuk menarik perhatian dari lingkungan sosialnya.
·
Memerhatikan orang
asing yang ada di sekitarnya.
Ø Usia 6 Bulan:
·
Mulai mencoba meraih
mainannya yang sebenarnya berada di luar jangkauan si kecil.
·
Mulai menyukai bersama
orang lain atau menyukai keramaian.
Ø Usia 6-12 Bulan:
·
Dapat menemukan benda
atau mainannya setelah sebelumnya melihatnya isembunyikan.
·
Melihat-lihat gambar
yang ada di buku, jadi sekarang anda mulai bisa membelikan si kecil buku-buku
bergambar.
·
Dapat menggunakan benda
sebagai suatu peralatan sesudah ditunjukkan bagaimana caranya.
·
Dapat memainkan
mainannya dengan cara yang baru, menariknya, memutarnya, menyodoknya, dan
merobeknya.
·
Menikmati fungsi
mainannya, seperti mainan musiknya, dll.
·
Sangat menyukai
permainan Ci..luk…baaaa……. ataupun Pok…ame…ame.
4.
Perkembangan Aspek
Bahasa (Berbicara)
Bayi
yang baru lahir belum bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya lewat
kata-kata. Di usia tersebut, bayi berbicara kepada orang di sekitarnya lewat
tangisan dan senyumannya. Namun, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya
bayi akan belajar bagaimana berbicara selain dengan tangisan ataupun senyuman,
yaitu lewat kata-kata.
Berikut tahapan
perkembangan bahasa pada bayi usia 0-12 bulan:
a.
Bayi 0-1 bulan
·
Pada usia ini bayi anda
akan mengkomunikasikan segala sesuatunya lewat tangisan mereka, tetapi
terkadang mereka juga mengeluarkan suara lain selain tangisan.
·
Bayi mulai berkembang
untuk mengenali suara tertentu saja, seperti suara musik yang sering mereka
dengar ataupun suara lain yang familiar buat mereka.
·
Bayi akan memalingkan
pandangannya pada suara yang mereka kenali, dan memberikan respon yang positif
saat diajak berbicara.
b.
Usia 1-4 bulan
·
Bayi akan menggunakan
beberapa jenis suara yang bisa dibedakan dan memerhatikan bahasa tubuh orang di
sekitarnya. (mulai usia 2 bulan)
·
Kemampuan mendengar
bayi semakin meningkat, mulai mengeluarkan suara tertentu (berceloteh, misalnya
aah.. uuh..) dalam komunikasinya dengan orang yang sudah mereka kenal,
contohnya pada saat pengasuhnya bicara atau tersenyum kepada mereka.(mulai usia 3 bulan)
·
Bayi akan membuat
suara-suara untuk menarik perhatian (mulai
usia 4 bulan)
·
Bayi akan menangis
ketika mereka membutuhkan sesuatu.
·
Bayi mulai tertawa dan
tersenyum, terlebih bila dihibur.
·
Bayi dapat
menghubungkan suara dengan objek tertentu dan juga dengan gerak badan.
Maksudnya mereka sudah mulai dapat mengasosiasikan pola suara dengan suatu
benda serta pola suara dengan gerak tubuh.
c.
Usia 4-8 bulan
·
Bayi mulai memakai tiga
atau empat ocehan dan mengombinasikan beberapa huruf hidup dan huruf mati
misalnya nanana (mulai usia 5 bulan)
·
Bayi mengeluarkan lebih
banyak huruf hidup dan mati seperti k, f, v, ka, da, ma (mulai usia 6 bulan).
·
Bayi mulai merespon
saat diajak berbicara langsung. Bayi juga semakin paham dengan berbagai nada
suara seperti suara terkejut, senang, serius, dan lainnya (mulai usia 7 bulan).
·
Bayi semakin sering
mengulangi suara yang sama berulang-ulang, contohnya suku kata yang sering
didengar (mulai usia 8 bulan).
·
Bayi mulai menggumam
dengan irama tertentu.
·
Mulai mengenali nama
mereka (panggilan mereka).
·
Bayi sudah mulai dapat
mengucapkan satu kata tertentu, meskipun masih belum terlalu jelas.
·
Bayi mulai meniru suara
tertentu (bukan meniru pembicaraan), seperti mengecap-ecap bibir atau mencoba
membunyikan lidah (tongue clicking).
d.
Usia 8-12 bulan
·
Bayi mulai meniru apa
yang diucapkan ibu atau pengasuhnya
·
Bayi mengucapkan kata
pertamanya (biasanya sekitar usia 9
bulan).
·
Bayi mendengarkan
dengan seksama ketika Anda berbicara, dan sudah mulai mengerti arti perintah
sederhana seperti “ayo kesini”.
·
Bayi dapat mengucapkan
satu atau dua kata secara konsisten (meskipun belum terlalu jelas).
·
Bayi dapat menunjuk
satu gambar dalam buku.
·
Bayi dapat
mengungkapkan setuju atau tidak dengan menganggukkan atau menggelengkan kepala
mereka.
·
Bayi mulai menyadari
nama pengasuhnya dan akan bereaksi ketika nama pengasuhnya disebut atau
dipanggil.
·
Bayi mulai dapat
berinteraksi secara verbal dengan pengasuhnya.
·
Bayi dapat menggunakan
tiga atau empat kata untuk menamai benda yang sudah dikenalnya, misalnya guguk
untuk anjing.
Tahapan perkembangan di atas
hanyalah tahapan tumbuh kembang bahasa bayi pada umumnya. Bagaimanapun, karena
setiap manusia termasuk bayi adalah unik, maka tahapan perkembangan bahasanya
bisa lebih cepat atau lebih lambat dari tahapan yang disebutkan di atas.
5.
Perkembangan Sosial
Menurut
keyakinan tradisional sebagian manusia dilajirkan dengan sifat social
dansebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada
bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya
lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah
bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang
masyarakat yaitu orang yang anti social.
a.
Mulainya Perilaku
Sosial
Pada
waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik
mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada vulan
pertama atau kedua sejak bayai dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap
rangsangan dilingkungan mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia
atau benda, sebagai contoh, mereka tidak dapat membedakan dengan jelas antara
suara manusia dan suara lainnya.
Sosialisasi
dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala
bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka
bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat
dan terkoordinasi sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan
mengikuti gerak orang ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas.
Pendengaran mereka juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal
suara. Akibat dari perkembangan ini, ditinjau dari sudut kematangan, mereka
telah siap untuk belajar bermasyarakat.
b.
Reaksi Terhadap Orang
Dewasa
Reaksi
social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang
dewasa merupakan hubungan social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia
tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas
senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran
orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman
social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari
senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir bayi, dipandang
sebagai awal perkembangan social.
Pada
bulan ketiga, bayi menangis ketika ditinggalkan sendiriran dan mereka berhenti
menangis jika diajak berbicara atau dialihkan perhatiannya dengan suara
gemerincing atau bunyi alat lainnya. Bayi mengenal ibunya dan orang-orang dekat
lainnya dan menunjukkan rasa takut terhadap orang dewasa yang dikenal dengan
menangis atau memalingkan muka.
Pada
bulan keempat, bayi melakukan penyesuaian pendahuluan kalau akan diangkat,
memperlihatkan perhatian yang selektif terhadap wajah orang, melihat ke arah
orang yang meninggalkannya, tersenyum kepada seseorang yang berbicara
dengannya, memperlihatkan kegembiraan terhadap perhatian pribadi, dan tertawa
bila diajak bermain,
Dari
umur lima sampai enam bulan, bayi bereaksi secara berbeda kepada senyuman dan
omelan, dan dapat membedakan antara suara yang ramah dan suara yang bernada
marah. Bayi mmengenal orang yang sudah akrab dengan tersenyum, daakutan
memperlihatkan ekspresi ketakutan yang jelas terhdap kehadiran orang yang tidak
dikenal. Padausia enam bulan, gerak social mereka semakin agresif. Sebagai
contoh, bayi menarik rambut orang yang membopongnya, mencekau hidung dan
kacamatanya, dan meraba wajah orang tersebut.
Pada
umur tujuh atau
Sembilan bulan, bayi berusaha menirukan suara pembicaraan dan juga menirukan
perbuatan dan isyarat yang sederhana. Pada umur 12bulan, mereka dapat menahan
diri untuk melakukan sesuatu sebagai reaksi atas kata-kata, “jangan-jangan!”.
Mereka memperlihatkan ketakutan dan ketidaksukaan kepada orang yang tidak
dikenal dengan menghindar dan menangis jika ada orang yang tidak dikenal
mendekati mereka. Dari umur 15bulan, bayi memperlihatkan minat yang semakin
bertambah terhadap orang dewasa dan keinginan yang kuat untuk berada bersama
atau menirukan mereka. Pada umur dua tahun, merekadapaat bekerja sama dengan
orang dewasa dalam sejumlah aktivitas sederhana, seperti membantu ketika
dimandikan atau dikenakan baju.
Dengan
demikian, jelas bahwa dalam jangka waktu yang relative pendek bayi berubah dari
anggota kelompok yang pasif, yang menerima perhatian lebih banyak dan
memberikan sedikit sebagai balasannya,menjadi anggota ynag aktif yang
memprakarsai hubungan social dan berpartisipasi dalam aktivitas keluarga.
Mereka telah melewati masa tidak suka bergaul dan tahap social dalam pola
perkembangan.
c.
Reaksi Terhadap Bayi
Lain
Petunjuk
pertama yang nyata bahwa bayi memperhatikan bayi lain terjadi antara umur empat
dan lima bulan ketika mereka tersenyum kepada bayi lain atau memperlihatkan
perhatian pada tangis bayi lain. Hubungan yang ramah diantara bayi biasanya
mulai antara umur enam bulan dan delapan bulan yang mencakup melihat, dan
meraba bayi lain. Usaha yang seringkali menimbulkan perkelahian. Antara umur
Sembilan dan 13 bulan, bayi menyelidiki bayi lain dengan cara menarik rambut
atau bajunya, menirukan perilaku dan suara bayi lain, dan untuk pertama alinya
memperlihatkan kerja sama dalam penggunaan mainan. Jika sebuah mainandiambil
oleh bayi lain, biasanya bayi menjadi marah, berkelahi, dan menangis.
Reaksi
social terhadap bayi lain dan anakanak berkembang pesatpada umur dua tahun.
Pada umur 12 dan 13 bulan, bayi tersenyum dan tertawa menirukan bayi lain atau
anak-anak. Minat mereka berpindah dari mainan ke bayi lain atau anak-anak,
perkelahian berkurang dan pada waktu bermain mereka lebih banyak bekerja sama.
Pada pertengahan akhir tahun kedua, bayi memandang mainan sebagai alat untuk
membina hubungan social. Mereka bekerjasama dengan teman bermain, mengubah
perilaku untuk menyesuaikan diri dengan aktivitas ke teman bermain, dan
melibatkan diri dalam permainan yang sederhana dengan anak-anak kecil atau
anak-anak yang lebih tua.
6.
Perkembangan Emosi
a.
Pola Perkembangan Emosi
Kemampuan
untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala
pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang
kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang
banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi
tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan
emosional yang spesifik.
Seringkali
sebelum lewatnya periode neonate, keterangsangan umum pada bayi yang baru lahir
dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan tentang kesenangan
dan ketidaksenangan. Reaksi yang tidak menyenangkan dapat diperoleh dengan cara
mengubah posisi secara tiba-tiba, sekonyong-konyong membuat suara keras,
merintangi gerakan bayi, membiarkan bayi mengenakan popok yang basah, dan
menempelkan sesuatu yang dingin pada kulitnya. Rangsangan semacam itu
menyebabkan timbulnya tangisan dan aktivitas besar. Sebaliknya, reaksi yang
menyenangkan tampak jelas tatkala bayi menetek. Reaksi semacam itu juga dapat
diperoleh dengan cara mengayun-ayunkannya, menepuk-nepuknya, memberikan
kehangatan, dan membopongnya dengan mesra. Rasa senang pada bayi dapat terlihat
dari relaksasi yang menyeluruh pada tubuhnya, dan dari suara yang menyenangkan
berupa mendekut dan mendeguk.
Bahkan
sebelum bayi berusia satu tahun, ekspresi emosional diketahui serupa dengan
ekspresi pada orang dewasa. Lebih jauh lagi, bayi menunjukkan berbagai macam
reaksi emosional yang semakin banyak, antara lain kegembiraan, kemarahan,
ketakutan, dan kebahagiaan. Reaksi ini dapat ditimbulkan dengan cara memberikan
berbagai macam rangsangan yang meliputi manusia serta objek dan situasi yang
tidak efektif bagi bayi ynag lebih muda.
Bukan
hanya pola emosi umum yang mengikuti alur yang dapat diramalkan, tetapi pola
dari berbagai macam emosi juga dapat diramalkan. Sebagai contoh, reaksi ledakan
marah (temper tantrums) mencapai puncaknya pada usia antara dua dan empat
tahun, dan kemudian diganti dengan pola ekspresi yang lebih matang, seperti
cemberut dan sikap Bengal.
b.
Variasi dalam Pola
Perkembangan Emosi
Terdapat
variasi dari segi frekuensi, intesitas serta jangka waktu dari berbagai macam
emosi, dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum
masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan
meningkatnya usia kanak-kanak.
Dengan
meningkatnya usia anak, semua emosi diekspresikan secara lebih lunak karena
mereka harus mempelajari reaksi orang lain terhadap luapan emosi yang
berlenihan, sekalipun emosi itu berupa kegembiraan atau emosi yang menyenangkan
lainnya. Selain itu, karena anak-anak mengekang sebagian emosi mereka, emosi
cenderung bertahan lebih lamadaipada dengan jika emosi itu diekspresikan secara
lebih kuat.
Variasi
itu disebabkan oleh keadaan fisik anak pada saat itu dan taraf intelektualnya,
dan sebagian lagi disebabkan oleh kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung
kurang emosional, dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Sedangkan
ditinjau sebagai suatu kelompok, anak-anak yang pandai bereaksi lebih emosional
terhadap berbagai rangsangan dibandingkan dengan anak-anak yang kurang pandai.
Mereka juga cenderung lebih mampu mengendalikan ekspresi emosi.
Variasi
dipengaruhi oleh reaksi social terhadap perilaku emosional. Apabila reaksi
social ini tidak menyenangkan, misalnya pada rasa takut atau cemburu, emosi
tersebut akan jarang tampak dan terwujud dalam bentuk yang lebih terkendali
dibandingkan dengan apabila reaksi social yang mereka terima menyenangkan.
Keberhasilan
emosi yang memenuhi kebutuhan anak mempengaruhi variasi pola emosi. Jika
ledakan marah berhasil memenuhi kebutuhan anak akan perhatian dan memberikanapa
yang mereka inginkan. Mereka tidak hanya akan terus menggunakan perilaku
tersebut untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ditinjau sebagai suatu
kelompok, anak laki-laki lebih sering dan lebih kuat mengekspresikan emosi yang
sesuai dengan jenis kelamin mereka, misalnya marah, dibandingkan dengan emosi
yang dianggap lebih sesuai bagi perempuan, misalnya takut, cemas, dan
kasihsayang. Rasa cemburu dan marah lebih umum terdapat dikalangan keluarga
besar sedangkan rasa iri lebih umum terdapat dikalangan keluarga kecil. Rasa
cemburu dan ledakan marah juga lebih umum dan lebih kuat dikalangan anak
pertama dibandingkan dengan anak yang lahir kemudian dalam keluarga yang sama.
Cara
mendidik anak yang otoriter mendorong perkembangan rasa cemas dan takut
sedangkan cara mendidik yang (serba membolehkan) permisif atau demokratis
mendorong berkembangnya semangat dan rasa kasih saying. Anak-anak yang berasal
dari keluarga yang berstatus social rendah cenderung lebih mengembangkan rasa
takut dan cemas dibandingkandengan mereka yang berasal dari keluarga yang
berstatus social tinggi.
Ciri Khas Penampilan Emosi Anak
·
Emosi yang kuat
·
Emosi sering kali
tampak
·
Emosi bersifat
sementara
·
Reaksi mencerminkan individualitas
·
Emosi berubah
kekuatannya
·
Emosi dapat diketahui
melalui gejala perilaku
c.
Pola Emosi yang Umum
Beberapa
bulan setelah bayi lahir, muncul berbagai macam pola emosi. Pola yang paling
umum, rangsangan yang membangkitkan emosi dan reaksi yang khas dari setiap pola
dibawah ini, antara lain:
Ø
Rasa Takut
Rangsangan
yang umumnya menimbulkan rasa takut pada masa bayi ialah suara yang keras,
binatang, kamar yang gelap, tempat yang tinggi, berada seorang diri, rasa
sakit, orangyang tak dikenal, tempat dan obyek yang tidak dikenal.
Anak
kecil lebih takut kepada benda-benda dibandingkan dengan bayi atau anak yang
lebih tua. Usia antara dua sampai enam tahun merupakan masa puncak bagi rasa
takut yang khas didalam pola perkembangan yang normal. Alasannya karena anak
kecil lebih mampu mengenal bahaya dibandingkan dengan bayi, tetapi kurangnya
pengalaman menyebabkan mereka kurang mampu mengenal apakah suatu bahay
merupakan ancaman pribadi atau tidak.
Dikalangan
anak-anak yang lebih tua, rasa takut terpusat pada bahaya yang fantastis,
adikodrati (supernatural), dan samara-samar pada gelap dan mahluk imajinatif
yang diasosiasikan dengan gelap, pada kematian atau luka, pada berbagai elemen
terutama guntur dan kilat, serta karakter dalam dongeng, film, buku, komik, dan
televisi. Anak yang lebih tua mempunyai berbagai ketakutan yang berhubungan
dengan diri atau status, mereka takut gagal, takut dicemoohkan, dan takut
“berbeda” dari anak lain.
Ø
Rasa Malu
Merupakan
bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari hubungan dengan orang
lain yang tidak dikenal atau tidak sering berjumpa. Rasa malu selalu ditimbulkan
oleh manusia, bukan oleh binatangatau situasi. Studi terhadap bayi telah
menunjukkan bahwa selama pertengahan tahun pertama kehidupan, rasa malu merupakan
reaksi yang hamper universal terhadap orang yang tidak dikenalatau orang yang
sudah dikenal tetapi memakai baju atau tata rambut yang tidak seperti biasanya.
Ketakutan terhadap orang yang tidak dikenal yang menimbulkan rasa malu tampak
pada perubahan sikap bayi setelah mereka menjadi terbiasa mengenal kembali
orang yang tadinya sudah dikenal. Kemudian, umumnya bayi berhenti menangis dan
bereaksi dengan ramah. Rasa malu dengan kehadiran orang yang tidak dikenal
sangat umum pada tingkat usia ini sehingga tingkat usia ini sering disebut
sebagai “usia yang tidak dikenal” (the strange age) atau “periode ketakutan
yang infantile”.
Pada
bayi, reaksi yang umum terhadap rasa malu ialah menangis, memalingkan muka,
dari orang yang tidak dikenal, dan bergayut pada orang yang sudah akrab untuk
berlindung. Hanya apabila mereka telah yakin bahwa tidak ada bahaya yang nyata
barulah mereka mau mendekati orang yang tidak dikenal itu.
Anak
yang lebih tua menunjukkan rasa malu dengan muka memerah, dengan menggagap,
dengan berbicara sesedikit mungkin, dengan tingkah yang gugup sperti
menarik-narik telinga atau baju, dengan menolehkan wajah kearah lain dan
kemudian mengangkatnya dengan tersipu-sipu untuk menatap orag yang tidak
dikenal itu. Mereka berusaha membuat diri mereka sesedikit mungkin menarik
perhatian dengan cara berpakaian seperti orang lainnya dan berbicara sesedikt
mungkin.
7.
Perkembangan Agama
Pada
fase ini juga belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang anak.
Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan dalam hadis, seperti
memperdengarkan adzan dan iqamah saat kelahiran anak.
8.
Perkembangan fisik
a.
Berat badan
Pada
bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke
10. Berat badan menjadi 2 kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan,
mejadi 3 kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat
badan lahir pada umur 2 tahun.
Pada
masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian pertumbuhan
konstan mulai berakhir dan dimulai
“
pre adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata
kenaikan berat nadan adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “
adolescent growth spurt” ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak
laki-laki , “growth spurt” ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat
yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10
tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak
laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan
anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan
anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah
berkisar anatara :
700 – 1000 gram/bulan
pada triwulan I
500 – 600 gram/bulan
pada triwulan II
350 – 450 gram/bulan
pada triwulan III
250 – 350 gram/bulan
pada triwulan IV
Dapat
pula digunakan rumus yang dikutip dari Behrman,1992 untuk memperkirakan berat
badan adalah sebagai berikut :
Perkiraan Berat badan
dalam kilogram :
1)
Lahir :
3,25 kg
2)
3-12 bulan :
umur(bulan) + 9
3)
1-6 tahun :
umur(bulan) x 2 + 8
4)
6-12 tahun :
umur(bulan) x 7 – 5
Contohnya
: Ny. Nia melahirkan bayi pada tanggal 30 November 2004 dengan berat badan
waktu lahir 3,5 kg. Maka hitunglah berapa umur dan berat badan By. Nia saat ini
!
2004
– 11 – 30 ( Lahir )
2005
– 03 – 31 ( Saat penimbangan )
Jadi
umur BY Nia adalah 4 bulan 1 hari, maka BB By. Nia adalah :
Umur
( bulan ) + 9 / 2 = 13 / 2 = 6,5 Kg.
b.
Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada
waktu lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak dapat
diperkirakan, sebagai berikut :
1 tahun 1,5 x TB lahir
4 tahun 2 x TB lahir
6 tahun 1,5 x TB
setahun
13 tahun 3 x TB lahir
Dewasa 3,5 x TB lahir (
2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992
adalah sebagai berikut :
1)
Lahir :
50 cm
2)
Umur 1 tahun :
75 cm
3)
2-12 tahun :
umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak
sesuai dengan potensi genetik berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan
asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai
berikut (dikutip dari Titi,1993) :
TB
anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
TB
anak laki-laki = ( TB ibu + 13 cm ) + TB
ayah ± 8,5 cm
Contohnya
adalah sebagai berikut : Sepasang suami istri datang ke poliklinik
Tumbang untuk dipantau tumbuh kembang anaknya. Setelah dianamnesis didapatkan
data senagai berikut TB suami 165 cm, sedangakan TB istri 160 cm, maka
hitunglah TB optimal anak perempuannya ?
TB
anak perempuan : ( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
(
165 cm – 13 cm ) + 160 cm ± 8,5 cm
312
cm / 2 ± 8,5 cm
156
cm ± 8,5 cm
Dilihat dari proporsi antara
kepala, badan, serta anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas
antara janin, anak-anak dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
1)
Pada
waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran
panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak
sangat pendek.
2)
Pada waktu lahir,
kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada masih
lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek. Sebagai
titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
3)
Pada dewasa anggota
gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil, sehingga sebagai titik
tengah adalah setinggi simfisis pubis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam setiap usia anak memiliki
ciri-ciri perkembangan sendiri-sendiri baik itu darifisik, motorik kasar maupun
motorik halusnya. Seperti pada anak usia 0-1 tahun padamotorik kasarnya anak
belum dapat berdiri sendiri secara mandiri, motorik halusnya anakdapat menjepit
barang dengan jarinya.
B. Saran
Pertumbuhan
dan perkembangan
itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan “kematangan”,
baik kematangan jasmani maupun
kematangan
mental. Untuk
itu, di harapkan kepada pembaca yang ingin mengetahui tentang Perkembangan anak yang berusia 0-1 tahun dapat membaca buku-buku atau majalah-majalah
yang memuat tentang Perkembangan
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Hurluck,
E. , 1990. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta, Erlangga, 2002.
Psikologi Perkembangan suatu
pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/01/fase-dan-tugas-perkembangan/
http://kuliahbidan.wordpress.com/2009/04/03/pertumbuhan-dan-perkembangan-bayi-balita/
http://bidanshop.blogspot.com/2009/12/kenali-tahap-perkembangan-bayi.html
http://informasitips.com/perkembangan-motorik-halus-pada-bayi-1-12-bulan
http://informasitips.com/perkembangan-kemampuan-kognitif-pada-bayi-1-12-bulan
http://informasitips.com/stimulasi-perkembangan-bahasa-bayi
0 komentar