Review Jurnal
A. Judul
:
Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina Agam
B. Jurnal
Volume dan Halaman :
Volume 1, No. 1, Hlm. 01 – 13
C. Penulis
:
Lolita
Indraswari
D. Tanggal
:
2012
E. Tujuan
Penelitian :
Tujuan
Penelitian adalah untuk meningkatkan motorik
halus anak melalui kegiatan mozaik.
F. Subjek
Penelitian :
Subjek
penelitian ini adalah anak didik kelompok B-3 di Taman kanak–kanak Negeri
Pembina Agam dengan jumlah murid 20 orang yang tediri 11 orang anak laki-laki dan
9 orang anak perempuan pada tahun ajaran 2011/2012.
G. Metode Penelitian :
Metode penelitian data yang diguanakan adalah
penelitian tindakan kelas.
H. Definisi
Operasional Variabel Penelitian :
Pendidikan usia dini merupakan periode
yang penting dan perlu mendapat
penanganan
sedini mungkin. Usia 3-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa peka pada anak, yaitu suatu
periode dimana suatu fungsi tertentu perlu distimulus, diarahkan sehingga tidak
terhambat perkembangannya. Pemberian stimulus merupakan hal yang sangat membantu anak
untuk berkembang.
Anak usia dini adalah manusia yang polos
serta memiliki potensi yang masih
harus
dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa
serta akan berkembang menjadi manusia seutuhnya.
Santoso (2007: 2.9) anak usia dini
adalah sosok individu sebagai makhluk sosiokultural yang sedang mengalami
proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan
selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.
Menurut Susanto (2011 : 164) motorik
halus adalah gerakan halus yang
melibatkan
bagian-bagian tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena tidak memerlukan
tenaga.
Perkembangan motorik terbagi atas dua
yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar memerlukan koordinasi
kelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka
melompat, memanjat, berlari, menaiki sepeda. Sedangkan motorik halus
memerlukan koordinasi tangan dan mata seperti menggambar, menulis, menggunting.
Kegiatan mozaik ini
merupakan salah satu dari banyak cara untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak terhadap pemahaman bentuk geometri dan menempelkan kepingan geometri
dengan upaya untuk membuat anak lebih terlatih motorik halusnya, secara
sederhana penelitian ini telah berhasil dalam meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan mozaik.
I. Teknik
Pengumpulan Data :
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah melalui observasi dan wawancara.
J. Hasil
Penelitian:
Berdasarkan hasil yang dicapai pada
siklus pertama, ada beberapa hal yang menjadi catatan peneliti, baik positif
maupun negative sebagai konsekuensi dari diterapkannya strategi pembelajaran ini.
Beberapa catatan negatif yang belum terarasi pada siklus I, telah
dilakukan perbaikan pada siklus II agar capaian hasil yang diperoleh lebih baik.
Peningkatan persentase kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan mozaik
meningkat
dari siklus I dan siklus II, memberikan arti bahwa perbaikan yang telah dilakukan terhadap
kelemahan yang ditemukan pada siklus I telah berhasil dicapai dengan baik.
Ketertarikan anak dengan kegiatan mozaik, dapat diartikan semakin tinggi persentase kemampuan
motorik halus anak terhadap pemahaman bentuk-bentuk geometri dan menempel
kepingan geometri akan meningkat.
Berdasarkan tingkatan penelitian siklus
I dan siklus II dapat dijabarkan rata-rata keberhasilan anak
sebagai berikut : Ditinjau dari aktifitas guru, pembelajaran pada siklus II sudah berjaan
dengan baik dan berhasil, Kemampuan anak melalui kegiatan mozaik dengan
menggunakan bentuk-bentuk geometri meningkat dapat dilihat dari uraian sebagai berikut
:
a.
Anak dapat menempelkaan
kepingan geometri, dari kondisi awal nilai kemampuan sangat tinggi
dari 10% pada pertemuan ketiga pada siklus II meningkat menjadi 85 %.
b.
Dapat menyusun kepingan
geometri dari kondisi awal nilai kemampuan sangat tinggi dari 15% pada
pertemuan kedua siklus II meningkat menjadi 90%.
c.
Anak membuat bentuk
dengan teknik mozaik dengan memakai berbagai bentuk/bahan
(segiempat, segitiga, lingkaran) dari kondisi awal nilai sangat tinggi adalah 15% meningkat
menjadi 85%.
Peningkatan kemampuan motorik halus
anak melalui kegiatan mozaik tidak akan berhasil tanpa didukung
oleh kemampuan guru. Tingkat kesenangan belajar anak juga diperkuat
dengan hasil wawancara anak yang diberikan secara langsung dan dapat dipercaya
kepada anak. Hasil observasi yang dilakukan oleh guru membuktikan terhadap
pembelajaran yang memiliki tingkat ketetapan yang lebih baik karena didukung
oleh hasil wawancara.
K. Kekuatan Penelitian :
Melalui
kegiatan mozaik dapat memberikan
pengaruh yang cukup memuaskan untuk meningkatkan hasil belajar anak, dengan adanya peningkatan setiap Siklus, Perlunya
merangsang perkembangan motorik halus
anak pada usia dini.
L. Kelemahan Penelitian :
Berdasarkan latar belakang
masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul dalam peningkatan
kemampuan matorik halus anak memalui kegiatan mozaik adalah Kurang berkembangnya motorik halus
anak, Kurangnya alat/media pembelajaran dalam pengembangan motorik halus anak
dan Kurangnya motivasi guru dalam mengembangkan motorik halus anak.
0 komentar