PENDEKATAN PENELITIAN POSITIVISTIK

by - 11:24 PM

PENDEKATAN PENELITIAN POSITIVISTIK

Pendekatan Positivistik
            Penelitian yang digunakan dalam pendekatan Positivistik, yaitu berpikir positivistik adalah berpikir spesifik, berpikir tentang empirik melalui pengamatan yang terukur dan dapat dihapuskan (eliminasi) serta dapat dimanipulasikan, dilepaskan dari satuan besarnya. Tata fikir logik yang dominan dalam metodologi penelitian positivistik adalah sebab akibat (kausalitas), tidak ada akibat tanpa sebab. Pendekatan positivistik juga merupakan pendekatan dimana setiap orang yang melakukan penelitian mencoba menganalisa fakta-fakta dan data-data empiris untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi/menyebabkan terjadinya sesuatu hal.  Secara umum berita sebagai sebuah produk kerja wartawan dipahami sebagai sebuah realita yang “direpresentasikan” secara utuh apa adanya, persis seperti realita yang terjadi di lapangan.

Pendekatan Positivistik dalam Penelitian
Positivistik bisa menjalankan peran pendekatan ilmiah pada gejala lingkungan untuk diformulasikan menjadi pengetahuan yang bemakna. Pengetahuan modern mengharuskan adanya kepastian dalam suatu kebenaran. Sehingga, sebuah fakta dan gejala dapat dikumpulkan secara sistematis dan terencana harus mengikuti asas yang terukur, terobservasi dan diverifikasi. Dengan begini, pengetahuan menjadi bermakna dan sah menurut tata cara positivistik.
Positivistik sendiri sebenarnya merupakan sebuah paham penelitian. Istilah ini juga merujuk pada sudut pandang tertentu, sehingga boleh disebut sebagai pendekatan. Paham penelitian positivistik berbau statistik dan biasanya menolak pemahaman metafisik dan teologis. Bahkan, paham positivistik sering menganggap bahwa pemahaman metafisik dan teologis terlalu primitif dan kurang rasional. Artinya, kebenaran metafisik dan teologis dianggap ringan dan kurang teruji. Singkat kata, positivistik lebih berusaha ke arah mencari fakta atau sebab-sebab terjadinya fenomena secara objektif, terlepas dari pandangan pribadi yang bersifat subjektif.
Tujuan penelitian dengan pendekatan positivisme adalah menjelaskan yang pada akhirnya memungkinkan untuk memprediksi dan mengendalikan fenomena, benda-benda fisik atau manusia. Kriteria kemajuan puncak dalam paradigma ini adalah bahwa kemampuan “ilmuwan” untuk memprediksi dan mengendalikan (fenomena) seharusnya berkembang dari waktu ke waktu. Perlu dicermati reduksionisme dan determinisme yang diisyaratkan dalam posisi ini. Peneliti terseret ke dalam peran “ahli”, sebuah situasi yang tampaknya memberikan hak istimewa khusus, namun boleh jadi justru tidak layak, bagi seorang peneliti.
Positivistik lebih menekankan pembahasan singkat, dan menolak pembahasan yang penuh diskripsi cerita. Peneliti yang akan menggunakan positivistik, harus berani membangun teori-teori atau konsep dasar, kemudian disesuaikan dengan kondisi lapangan. Peneliti lebih banyak berpikir induktif, agar menghasilkan verifikasi sebuah fenomena. Penelitian positivistik menuntut pemisahan antara subyek peneliti dan obyek penelitian sehingga diperoleh hasil yang obyektif. Kebenaran diperoleh melalui hukum kausal dan korespondensi antar variabel yang diteliti. Karenanya, menurut paham ini, realitas juga dapat dikontrol dengan variabel lain.
Penelitian dengan pendekatan positivisme menggunakan beberapa tahap yaitu: Pertama, Pengajuan masalah umum berdasarkan rasional ilmiah tertentu. Kedua, spesifikasi masalah ke dalam ruang lingkup yang lebih khusus serta diikuti pengembangan hipotesis berdasarkan kerangka teoritik tertentu. Untuk menjawab masalah umun dan menjawab hipotesis dilakukan tahap ketiga yaitu, pembuatan jenis rancangan penelitian yang relevan untuk menjawab permasalahan umum dan menguji hipotesis yang telah disusun. Jenis rancangan penelitian dapat bermacam-macam seperti kuasi eksperimen, eksperimen, survei, ex post facto, analisis basis data dan rekaman. Langkah keempat adalah pengumpulan data. Alat pengumpulan yang digunakan menggunakan wawancara terstruktur, pengamatan terkontrol, dan memakai angket. Secara umum data penelitian dalam kerangka positivistik terwujud pada pola-pola yang bersifat kuantitatif. Kelima, tahap terakhir berupa analisis data yang diperolah. Seperti pada penelitian ilmu alam, teknik analisis yang digunakan bersifat statistik matematis seperti analisis faktor, analisis jalur, analisis kanonik, analisis diskriminan atau bahkan sampai pada teknik analisis yang paling canggih seperti meta-analisis. (kerlinger,1986)



DAFTAR PUSTAKA

You May Also Like

0 komentar