PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI BROKEN HOME
PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG
MENGALAMI BROKEN HOME
I. IDENTITAS
Nama : NA
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 20 Tahun
Pendidikan : Mahasiswa/3
Alamat Asal :
Alamat tempat tinggal :
Suku :
Deskripsi subjek :
A. Fisik
Subjek memiliki tinggi kurang
lebih 159 cm dan berat badan kurang lebih 50 kg. Subjek memiliki kulit
warna sawo matang dan rambut warna hitam. Subjek memakai kemeja motif kotak-kotak warna hitam
putih dan celana jeans warna hitam. Subjek memakai jam tangan dan gelang warna hitam di tangan bagian kiri, subjek juga memakai cincin di jari telunjuk tangan kanan.
B.
Non Fisik
Subjek termasuk remaja
yang dapat bersosialisasi dengan
banyak orang disekitarnya. Subjek
sangat senang jika berkumpul dengan banyak orang terutama dengan
teman-temannya. Subjek cukup mandiri dan sopan. Subjek dapat menyesuaikan
dirinya dengan kelebihan atau kekurangan yang ia miliki di lingkungan sekitar.
II. LATAR BELAKANG OBSERVASI
Masa remaja merupakan masa transisi
atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini
adalah remaja mencari jati diri. Pencaharian jati diri merupakan proses dari
perkembangan pribadi anak. Menurut Erickson (dalam Kartini kartono, 2003 : 8)
“Masa remaja merupakan masa pencaharian suatu identitas menuju kedewasaan”.
Pada hakekatnya keluargalah wadah
pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak remaja yang masih berada
dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya, selain sebagai pembentukan
masing-masing anggota terutama anak peranan terpenting dalam keluarga memenuhi
kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis pengalaman dalam keluarga”.
Subjek adalah remaja yang memiliki keoptimisan dalam hidupnya, gembira dan berani.
Subjek memiliki perilaku yang berbeda dengan gadis remaja yang lainnya, maka
dari itu saya tertarik melakukan observasi mengenai penyesuaian diri subjek
serta mengklasifikasikannya.
III. TUJUAN OBSERVASI
Tujuan
observasi adalah untuk mengetahui Penyesuaian
diri pada remaja yang mengalami broken
home.
IV. JENIS DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA OBSERVASI
Jenis
pengambilan data yaitu dengan observasi partisisipan dan non partisisipan,yaitu
observasi langsung dan tidak lansung. Teknik pencatatan datanya menggunakan Anecdotal record.
V. DASAR TEORI
A. Pengertian
Penyesuaian diri dalam
bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment
atau personal adjustment. Schneiders berpendapat
bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian
diri sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai bentuk konfornitas (conformity), dan penyesuaian diri
sebagai usaha penguasaan (mastery).
Pada
mulanya penyesuaian diri diartikan
sama dengan adaptasi , padahal
adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti
fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari
daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di
daerah dingin tersebut.
Ada
juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu
norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini
pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di
sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu
menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial,
maupun emosional.
Sudut pandang
berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai
sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu
kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara
tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.
Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya
kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu yang menderita dan
tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya
dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan
dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang
mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan
penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan
suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya.
Atas dasar pengertian tersebut dapat diberikan batasan bahwa kemampuan
manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara
manusia dengan lingkungannya.
Dalam
Oxford Dictionary (2010, h. 219) dituliskan bahwa broken home adalah
“A family in which the parents are divorced or separated”
Platt (dikutip dalam Musick, 1995, h.
147) menyatakan bahwa “A psychologically broken home is one where quarreling
and fighting dominates, where regular verbal abuse of children and parents
occurs. Physically broken homes are those where one or both parents are missing.”
Dari pengertian di atas, dapat
disimpulkan bahwa broken home adalah kondisi ketidakutuhan dalam sebuah
keluarga yang diakibatkan oleh perceraian dan perpisahan antara suami dan
istri.
B. Aspek-Aspek
1. Penyesuaian
Pribadi
Penyesuaian pribadi adalah kemampuan
individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang
harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya
siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak
obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian
pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau
tanggungjawab, dongkol, kecewa, atau tidak percaya pada kondisi dirinya.
Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan
yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan
keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan
emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya,
sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh
lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian
terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu
harus melakukan penyesuaian diri.
2. Penyesuaian Sosial
Setiap individu hidup di dalam
masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling
mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu
pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan
nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi
persoalan-persoalan hidup sehari-hari. Dalam bidang ilmu psikologi
sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial
terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi
dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat
di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas
secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama
memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya
dan adat istiadat yang ada, sementara komunitas (masyarakat) diperkaya
oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
Anak broken home dilihat dari beberapa aspek. Dilihat dari aspek kasih
sayang. Anak broken home mendapatkan kasih sayang yang kurang, kasing sayang
yang kita dapatkan dari orangtua jika tinggal di salah satu orang tua kita
adalah, dari ibu jika tinggal dengan ibunya, dari ayahnya jika tinggal dengan ayahnya. Walau pun jika
memiliki ayah atau ibu itri sangatlah berbeda tidak sebaik yang ayah atau ibu
kandung berikan. Dalam beberapa kasus bahkan ada yang menitipkan anaknya
dikakek-neneknya karena orangtua ingin meniti karir. Dilihat dari aspek
ekonomi, anak ekonomi biasanya mendapatkan sokongan finansisal dengan sistem
kirim/transfer dari salah satu ini, yaitu kedua orangtuanya, kedua orangtuanya
ditambah ayah/ibu tirinya, dan salah satu orangtuannya ditambah kakek-nenek
karena salah satu orangtuanya khilaf akan tanggungjawabnya kepada anak. Dilihat
dari aspek didikan orangtuanya, anak broken home selama hidup, masa kecilnya
lebih banyak dididik oleh salah satu orangtuanya.
VI. Pedoman Observasi
1. Penyesuaian
Pribadi
a. Mampu
menilai diri secara realistik
b. Mampu
menilai situasi secara realistik
c. Mampu
memiliki prestasi yang diperoleh secara realistik
d. Subjek
mempunyai sifat mandiri dalam berperilaku
e. Dapat
mengontrol emosi
2. Penyesuaian
Sosial
a. Menyesuaikan
diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungan
b. Subjek dinilai
positif oleh orang lain
c. Memiliki sifat
bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain
d. Subjek suka
berkumpul dengan banyak orang
VII. Setting
1. Observasi
1
a. Hari/Tanggal : Rabu, 14 Oktober
2015
b. Waktu : 20.00 - 20.30 wib
c. Tempat : Kamar kos teman
Subjek
d. Deskripsi suasana : Malam hari dengan
cuaca yang panas. Terdapat sebuah pintu dan sebuah jendela. Subjek duduk
bersila di sudut kamar dengan memainkan sebuah gitar dan sambil bernyanyi. Di
dalam kamar terdapat beberapa teman-temannya. Dinding kamar tersebut berwarna
hitam dan penuh dengan graffiti kapur. Lantai kamar menggunakan tikar berwarna
hitam putih. Terdapat kasur tipis. Terdapat sebuah lemari kain. Dibelakang
pintu kamat terdapat sebuah dispenser dan rak tempat penyimpanan piring.
Dibawah jendela terdapat sebuah laptop, cpu dan hiasan kamar.
2. Observasi 2
a. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Oktober 2015
b. Waktu : 10.45 - 13.04 Wib
c. Tempat : Dapur Asrama Putri Sulbar
Andi Depu
d. Deskripsi suasana : Waktu menjelang
siang. Subjek duduk bersila diantara dua temannya. Subjek memegang pisau dan
nampan. Di samping kanan subjek terdapat sebuah panji besar untuk memasak nasi.
Di samping kiri subyek terdapat sebuah mangkuk yang berisi potongan-potongan
wortel. Di depan subjek terdapat beberapa sayuran yang tergeletak di lantai. Di
belakang subjek terdapat sebuah kamar mandi.
3. Observasi
3
a. Hari/Tanggal : Minggu, 18 Oktober 2015
b. Waktu : 11.05 - 12.00 wib
c. Tempat : Teras dan halaman
wisma asri, waduk sermo
d. Deskripsi suasana : Matahari bersinar
begitu cerah. Subjek sedang berada di teras bersama dengan teman-temannya.
Disudut teras terdapat beberapa pot bunga. Di depan teras terdapat halaman yang
cukup luas. Di halaman terdapat 2 bus kopaja yang terparkir rapi. Disekeliling
wisma adalah hutan yang daun-daun pohonnya sudah cukup banyak yang mengering.
VIII. INTERPRETASI HASIL
TABEL
Rangkuman tema, sub kategori dan kategori
No.
|
Tema
|
Sub Kategori
|
Kategori
|
1
|
Subjek mampu
menilai dirinya secara
realistik sebagai mana apa adanya baik kelebihan dan kekurangan yang
menyangkut fisik dan kemampuannya.
(O1.P.S1.B1-B2)
|
Mampu menilai diri sendiri secara realistik
|
Penyesuaian Pribadi
|
2
|
Subjek mampu menilai
situasi secara realistik yaitu tahu apa yang harus ia lakukan dengan keadaan
di sekitarnya. (O2.P.S1.B1-B2)
|
Mampu menilai situasi secara realistik
|
Penyesuaian Pribadi
|
3
|
Subjek mampu
bersosialisasi bersama orang-orang disekitarnya .
(O3.P.S3.B1-B3)
|
Mampu bersosialisasi
|
Penyesuaian Sosial
|
1.
Aspek Penyesuaian Diri
Di dalam
lingkungan Subjek, subjek menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa
kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi
dirinya tersebut.
2.
Aspek Penyesuaian Diri
Dalam situasi apapun
subjek mampu mengkondisikan dirinya. Subjek tahu apa yang harus ia lakukan.
3.
Aspek Penyesuaian Sosial
Subjek
sangat senang bergaul dengan siapa saja. Sangat percaya diri dalam segala hal. Lebih
suka bercanda tawa ria dengan teman-teman dibanding hanya duduk sendiri ataupun
sibuk dengan ponselnya sendiri.
IX. KESIMPULAN
Dari hasil observasi ini
dapat disimpulkan bahwa subjek dapat menyesuaikan diri dengan baik di
lingkungannya. Penyesuaian diri yang di lakukan subjek adalah
dengan cara penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Subjek
menyesuaikan diri dengan menilai dirinya secara
realistik, menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri, menilai situasi yang
realistik, mempunyai sifat mandiri dan dapat mengontrol emosi.
Dampak yang diperoleh subjek adalah banyak memperoleh hal
positif, meningkatnya prestasi, bertambahnya
semangat dalam diri subjek, mampu berfikir tenang, subjek menjadi orang yang
lebih baik, mudah bergaul, dan mempunyai
banyak teman.
X. DAFTAR PUSTAKA
Ariska,
Dita. 2011. Efek Keluarga Broken Home Terhadap Remaja. (Online). (http://ditaariska.blogspot.co.id).
Diakses pada Kamis, 10 November 2011.
Hartanto,
Ingrid. 2014. Pengaruh Broken Home Terhadap Remaja. (Online). (http://ingridhartantopsi.blogspot.co.id).
Diakses pada Selasa, 11 November 2014.
Revira,
Maria. 2013. Pengaruh Broken Home Kepada Remaja. (Online). (http://mariarevir.blogspot.co.id).
Diakses pada Jumat, 11 Oktober 2013.
Tirta,
Angsana. 2012. Penyesuaian Diri Remaja. (Online). (http://angsanatirta.blogspot.co.id).
Diakses pada Senin, 04 Juni 2012.
XI. LAMPIRAN
SUBJEK
HASIL
OBSERVASI 1
Hari : Rabu
Tanggal : 14 Oktober 2015
Jam : 20.00 –
20.30 wib
Tempat : Kamar
Kos teman Subjek
Teknik pencatatan data : Anecdotal record
Baris
|
Catatan
|
Tema
|
1
5
10
|
Subjek menyadari sepenuhnya siapa dirinya
sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif
sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Terbukti ia dapat
mengakflikasikan kelebihannya di depan teman-temannya. Subjek adalah remaja yang cukup pintar, ia membantu temannya mengerjakan tugas kampus dan dapat
menyelesaikannya dengan cepat. Sering kali teman subjek mengajaknya mengobrol
dan bercerita. Subjek sangat pandai
bermain gitar, setelah ia mengerjakan tugas subjek bermain gitar sambil
bernyanyi ria diikuti oleh teman-temannya. Waktu menunjukkan pukul 21.00 dan Subjek memutuskan untuk pulang ke asrama
karena jam asrama adalah jam 22.00 malam.
|
Menilai diri secara realistic (B1-B4)
Memiliki prestasi yang diperoleh secara
realistik (B6-B7)
Memiliki prestasi yang diperoleh secara
realistik (B10-B11)
Mempunyai sifat mandiri dalam berperilaku
(B14-B15)
|
SUBJEK
HASIL
OBSERVASI 2
Hari : Sabtu
Tanggal : 17 Oktober 2015
Jam : 10.45 –
13.04 wib
Tempat : Dapur
Asrama Putri Sulbar Andi Depu
Teknik pencatatan data : Anecdotal record
Baris
|
Catatan
|
Tema
|
1
5
10
|
Waktu menjelang siang, subjek keluar dari kamar ia melihat teman-teman
sedang mempersiapkan bahan makanan yang akan dimasak. Subjek mencuci muka dan
tangan, setelah itu Subjek bergabung
dan ikut membantu menyiapkan bahan makanan. Subjek memotong-motong
kentang serta daun bawang. Subjek juga ikut membersihkan tempat subjek agar
lebih rapi dan bersih. Sering kali saat suasana menjadi hening subjek akan bercanda gurau dengan senior
dan junior yang berada di sekeliling subjek. Subjek tidak tahu memasak
tapi subjek mencoba ikut menggoreng tempe dan memasak sayur. Subjek sangat senang hingga
melompat-lompat ketika di puji oleh senior karena masakannya enak.
|
Menilai situasi secara realistic (B4-B6)
Memiliki sifat bersahabat dalam berhubungan
dengan orang lain (B10-B11)
Dinilai positif oleh orang lain (B13-B15
|
SUBJEK
HASIL OBSERVASI 3
Hari : Minggu
Tanggal : 18 Oktober 2015
Jam : 11.05 - 12.00 wib
Tempat : Teras
dan halaman wisma asri, waduk sermo
Teknik pencatatan data : Anecdotal record
Baris
|
Catatan
|
Tema
|
1
5
10
|
Subjek adalah anggota PDD (Dokumentasi) sering kali subjek di panggil oleh senior di suruh kesana dan kesini. Subjek tampak lelah tapi ia tetap tersenyum saat berpapasan dengan seseorang. Saat berkumpul dengan semua anggota subjek juga menjaga tingkah lakunya, ia menghormati senior maupun juniornya, dan mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh seniornya. Subjek merupakan orang yang cukup percaya diri. Ketika ingin pulang seluruh anggota berkumpul di teras dan subjek bergabung dengan teman-temannya. Saat berkumpul dengan teman-temannya subjek tak jarang melakukan joke dan tertawa terbahak-bahak. |
Dapat mengontrol emosi (B3-B5)
Menyesuaikan diri secara konstruktif dengan
norma yang berlaku (B7-B9)
Suka berkumpul dengan banyak orang (B13-B15)
|
0 komentar