PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG MENGALAMI BROKEN HOME

by - 10:56 PM

PENYESUAIAN DIRI PADA REMAJA YANG
MENGALAMI BROKEN HOME

I.     IDENTITAS
       Nama                               : NA
       Jenis kelamin                   : Perempuan
       Usia                                 : 20 Tahun
     Pendidikan                      : Mahasiswa/3
       Alamat Asal                    : 
       Alamat  tempat tinggal    : 
       Suku                                :          
       Deskripsi subjek              :
A.  Fisik
            Subjek memiliki tinggi kurang lebih 159 cm dan berat badan kurang lebih 50 kg. Subjek memiliki kulit warna sawo matang dan rambut warna hitam. Subjek memakai kemeja motif kotak-kotak warna hitam putih dan celana jeans warna hitam. Subjek memakai jam tangan dan gelang warna hitam di tangan bagian kiri, subjek juga memakai cincin di jari telunjuk tangan kanan.

B.  Non Fisik
                Subjek termasuk remaja yang dapat bersosialisasi dengan banyak orang disekitarnya. Subjek sangat senang jika berkumpul dengan banyak orang terutama dengan teman-temannya. Subjek cukup mandiri dan sopan. Subjek dapat menyesuaikan dirinya dengan kelebihan atau kekurangan yang ia miliki di lingkungan sekitar.



II.   LATAR BELAKANG OBSERVASI
            Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini adalah remaja mencari jati diri. Pencaharian jati diri merupakan proses dari perkembangan pribadi anak. Menurut Erickson (dalam Kartini kartono, 2003 : 8) “Masa remaja merupakan masa pencaharian suatu identitas menuju kedewasaan”.
            Pada hakekatnya keluargalah wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak remaja yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya, selain sebagai pembentukan masing-masing anggota terutama anak peranan terpenting dalam keluarga memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis pengalaman dalam keluarga”.
            Subjek adalah remaja yang memiliki keoptimisan dalam hidupnya, gembira dan berani. Subjek memiliki perilaku yang berbeda dengan gadis remaja yang lainnya, maka dari itu saya tertarik melakukan observasi mengenai penyesuaian diri subjek serta mengklasifikasikannya.

III.  TUJUAN OBSERVASI
            Tujuan observasi adalah untuk  mengetahui Penyesuaian diri pada remaja yang mengalami broken home.

IV.  JENIS DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA OBSERVASI
            Jenis pengambilan data yaitu dengan observasi partisisipan dan non partisisipan,yaitu observasi langsung dan tidak lansung. Teknik pencatatan datanya menggunakan Anecdotal record.


V.   DASAR TEORI
       A. Pengertian
            Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi, penyesuaian diri sebagai bentuk konfornitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).
            Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi , padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.
            Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional.
            Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.
            Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan jiwa atau mental individu. Banyak individu  yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena ketidak-mampuannya dalam menyesuaikan diri, baik dengan kehidupan keluarga, sekolah, pekerjaan dan dalam masyarakat pada umumnya. Tidak jarang pula ditemui bahwa orang-orang mengalami stres dan depresi disebabkan oleh kegagalan mereka untuk melakukan penyesaian diri dengan kondisi yang penuh tekanan. 
            Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan lingkungannya. Atas dasar pengertian tersebut  dapat diberikan batasan bahwa kemampuan manusia sanggup untuk membuat hubungan-hubungan yang menyenangkan antara manusia dengan lingkungannya.
            Dalam Oxford Dictionary (2010, h. 219) dituliskan bahwa broken home adalah “A family in which the parents are divorced or separated
            Platt (dikutip dalam Musick, 1995, h. 147) menyatakan bahwa “A psychologically broken home is one where quarreling and fighting dominates, where regular verbal abuse of children and parents occurs. Physically broken homes are those where one or both parents are missing.”
            Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa broken home adalah kondisi ketidakutuhan dalam sebuah keluarga yang diakibatkan oleh perceraian dan perpisahan antara suami dan istri.


       B. Aspek-Aspek
            1.  Penyesuaian Pribadi
            Penyesuaian pribadi adalah kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Ia menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai dengan tidak adanya rasa benci, lari dari kenyataan atau tanggungjawab, dongkol, kecewa,  atau tidak percaya pada kondisi dirinya. Kehidupan kejiwaannya ditandai dengan tidak adanya kegoncangan atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, rasa cemas, rasa tidak puas, rasa kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya.
            Sebaliknya kegagalan penyesuaian pribadi ditandai dengan keguncangan emosi, kecemasan, ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya, sebagai akibat adanya gap antara individu dengan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungan. Gap inilah yang menjadi sumber terjadinya konflik yang kemudian terwujud dalam rasa takut dan kecemasan, sehingga untuk meredakannya individu harus melakukan penyesuaian diri.

            2.  Penyesuaian Sosial  
            Setiap individu hidup di dalam masyarakat. Di dalam masyarakat tersebut terdapat proses saling  mempengaruhi satu sama lain silih berganti. Dari proses tersebut timbul suatu pola kebudayaan dan tingkah laku sesuai dengan sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi, demi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup sehari-hari.  Dalam bidang ilmu psikologi sosial, proses ini dikenal dengan proses penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Dalam hal ini individu dan masyarakat sebenarnya sama-sama memberikan dampak bagi komunitas. Individu menyerap berbagai informasi, budaya dan adat istiadat yang ada, sementara  komunitas (masyarakat) diperkaya oleh eksistensi atau karya yang diberikan oleh sang individu.
            Anak broken home dilihat dari beberapa aspek. Dilihat dari aspek kasih sayang. Anak broken home mendapatkan kasih sayang yang kurang, kasing sayang yang kita dapatkan dari orangtua jika tinggal di salah satu orang tua kita adalah, dari ibu jika tinggal dengan ibunya, dari ayahnya jika  tinggal dengan ayahnya. Walau pun jika memiliki ayah atau ibu itri sangatlah berbeda tidak sebaik yang ayah atau ibu kandung berikan. Dalam beberapa kasus bahkan ada yang menitipkan anaknya dikakek-neneknya karena orangtua ingin meniti karir. Dilihat dari aspek ekonomi, anak ekonomi biasanya mendapatkan sokongan finansisal dengan sistem kirim/transfer dari salah satu ini, yaitu kedua orangtuanya, kedua orangtuanya ditambah ayah/ibu tirinya, dan salah satu orangtuannya ditambah kakek-nenek karena salah satu orangtuanya khilaf akan tanggungjawabnya kepada anak. Dilihat dari aspek didikan orangtuanya, anak broken home selama hidup, masa kecilnya lebih banyak dididik oleh salah satu orangtuanya.


VI.    Pedoman Observasi
          1.  Penyesuaian Pribadi
              a. Mampu menilai diri secara realistik
              b. Mampu menilai situasi secara realistik
              c. Mampu memiliki prestasi yang diperoleh secara realistik
              d. Subjek mempunyai sifat mandiri dalam berperilaku
              e. Dapat mengontrol emosi

          2.  Penyesuaian Sosial
              a.  Menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungan
              b.  Subjek dinilai positif oleh orang lain
              c.  Memiliki sifat bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain
              d.  Subjek suka berkumpul dengan banyak orang

VII.   Setting
          1.  Observasi 1
              a. Hari/Tanggal           :  Rabu, 14 Oktober 2015
              b. Waktu                     :  20.00 - 20.30 wib
              c. Tempat                    :  Kamar kos teman Subjek
              d. Deskripsi suasana   :  Malam hari dengan cuaca yang panas. Terdapat sebuah pintu dan sebuah jendela. Subjek duduk bersila di sudut kamar dengan memainkan sebuah gitar dan sambil bernyanyi. Di dalam kamar terdapat beberapa teman-temannya. Dinding kamar tersebut berwarna hitam dan penuh dengan graffiti kapur. Lantai kamar menggunakan tikar berwarna hitam putih. Terdapat kasur tipis. Terdapat sebuah lemari kain. Dibelakang pintu kamat terdapat sebuah dispenser dan rak tempat penyimpanan piring. Dibawah jendela terdapat sebuah laptop, cpu dan hiasan kamar.

     2.    Observasi 2
              a. Hari/Tanggal           : Sabtu, 17 Oktober 2015
              b. Waktu                     : 10.45 - 13.04 Wib
              c. Tempat                    : Dapur Asrama Putri Sulbar Andi Depu
              d. Deskripsi suasana   :  Waktu menjelang siang. Subjek duduk bersila diantara dua temannya. Subjek memegang pisau dan nampan. Di samping kanan subjek terdapat sebuah panji besar untuk memasak nasi. Di samping kiri subyek terdapat sebuah mangkuk yang berisi potongan-potongan wortel. Di depan subjek terdapat beberapa sayuran yang tergeletak di lantai. Di belakang subjek terdapat sebuah kamar mandi.

          3.  Observasi 3
              a. Hari/Tanggal           :  Minggu, 18 Oktober 2015
              b. Waktu                     :  11.05 - 12.00 wib
              c. Tempat                    :  Teras dan halaman wisma asri, waduk sermo
              d. Deskripsi suasana   :  Matahari bersinar begitu cerah. Subjek sedang berada di teras bersama dengan teman-temannya. Disudut teras terdapat beberapa pot bunga. Di depan teras terdapat halaman yang cukup luas. Di halaman terdapat 2 bus kopaja yang terparkir rapi. Disekeliling wisma adalah hutan yang daun-daun pohonnya sudah cukup banyak yang mengering.



VIII. INTERPRETASI HASIL

TABEL
Rangkuman tema, sub kategori dan kategori
No.
Tema
Sub Kategori
Kategori
1
Subjek mampu menilai dirinya  secara realistik sebagai mana apa adanya baik kelebihan dan kekurangan yang menyangkut fisik dan kemampuannya.
(O1.P.S1.B1-B2)
Mampu menilai diri sendiri secara realistik
Penyesuaian Pribadi
2
Subjek mampu menilai situasi secara realistik yaitu tahu apa yang harus ia lakukan dengan keadaan di sekitarnya. (O2.P.S1.B1-B2)
Mampu menilai situasi secara realistik
Penyesuaian Pribadi
3
Subjek mampu bersosialisasi bersama orang-orang disekitarnya .
(O3.P.S3.B1-B3)
Mampu bersosialisasi
Penyesuaian Sosial


1.    Aspek Penyesuaian Diri
                      Di dalam lingkungan Subjek, subjek menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut.
2.    Aspek Penyesuaian Diri
          Dalam situasi apapun subjek mampu mengkondisikan dirinya. Subjek tahu apa yang harus ia lakukan.
3.    Aspek Penyesuaian Sosial
          Subjek sangat senang bergaul dengan siapa saja. Sangat percaya diri dalam segala hal. Lebih suka bercanda tawa ria dengan teman-teman dibanding hanya duduk sendiri ataupun sibuk dengan ponselnya sendiri.

IX.    KESIMPULAN
                   Dari hasil observasi ini dapat disimpulkan bahwa subjek dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungannya. Penyesuaian diri yang di lakukan subjek  adalah dengan cara penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Subjek menyesuaikan diri dengan menilai dirinya secara realistik, menilai kelebihan dan kekurangan diri sendiri, menilai situasi yang realistik, mempunyai sifat mandiri dan dapat mengontrol emosi.
                   Dampak yang diperoleh subjek adalah banyak memperoleh hal positif, meningkatnya prestasi, bertambahnya semangat dalam diri subjek, mampu berfikir tenang, subjek menjadi orang yang lebih baik, mudah bergaul, dan mempunyai banyak teman.



X.      DAFTAR PUSTAKA

          Ariska, Dita. 2011. Efek Keluarga Broken Home Terhadap Remaja. (Online). (http://ditaariska.blogspot.co.id). Diakses pada Kamis, 10 November 2011.
          Hartanto, Ingrid. 2014. Pengaruh Broken Home Terhadap Remaja. (Online). (http://ingridhartantopsi.blogspot.co.id). Diakses pada Selasa, 11 November 2014.
          Revira, Maria. 2013. Pengaruh Broken Home Kepada Remaja. (Online). (http://mariarevir.blogspot.co.id). Diakses pada Jumat, 11 Oktober 2013.
          Tirta, Angsana. 2012. Penyesuaian Diri Remaja. (Online). (http://angsanatirta.blogspot.co.id). Diakses pada Senin, 04 Juni 2012.

XI.    LAMPIRAN

SUBJEK
                                                HASIL OBSERVASI 1

          Hari                                 : Rabu
          Tanggal                           : 14 Oktober 2015
          Jam                                  : 20.00 – 20.30 wib
          Tempat                            : Kamar Kos teman Subjek
          Teknik pencatatan data   : Anecdotal record
Baris
Catatan
Tema
1



5




10
Subjek  menyadari sepenuhnya siapa dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak obyektif sesuai dengan kondisi dirinya tersebut. Terbukti ia dapat mengakflikasikan kelebihannya di depan teman-temannya. Subjek adalah remaja yang cukup pintar, ia membantu temannya mengerjakan tugas kampus dan dapat menyelesaikannya dengan cepat. Sering kali teman subjek mengajaknya mengobrol dan bercerita. Subjek sangat pandai bermain gitar, setelah ia mengerjakan tugas subjek bermain gitar sambil bernyanyi ria diikuti oleh teman-temannya. Waktu menunjukkan pukul 21.00 dan Subjek memutuskan untuk pulang ke asrama karena jam asrama adalah jam 22.00 malam.

Menilai diri secara realistic (B1-B4)



Memiliki prestasi yang diperoleh secara realistik (B6-B7)

Memiliki prestasi yang diperoleh secara realistik (B10-B11)

Mempunyai sifat mandiri dalam berperilaku (B14-B15)


SUBJEK
                                                HASIL OBSERVASI 2

          Hari                                 : Sabtu
          Tanggal                           : 17 Oktober 2015
          Jam                                  : 10.45 – 13.04 wib
          Tempat                            : Dapur Asrama Putri Sulbar Andi Depu
          Teknik pencatatan data   : Anecdotal record
Baris
Catatan
Tema
1



5




10
Waktu menjelang siang, subjek keluar dari kamar ia melihat teman-teman sedang mempersiapkan bahan makanan yang akan dimasak. Subjek mencuci muka dan tangan, setelah itu Subjek bergabung dan ikut membantu menyiapkan bahan makanan. Subjek memotong-motong kentang serta daun bawang. Subjek juga ikut membersihkan tempat subjek agar lebih rapi dan bersih. Sering kali saat suasana menjadi hening subjek akan bercanda gurau dengan senior dan junior yang berada di sekeliling subjek. Subjek tidak tahu memasak tapi subjek mencoba ikut menggoreng tempe dan memasak sayur. Subjek sangat senang hingga melompat-lompat ketika di puji oleh senior karena masakannya enak.



Menilai situasi secara realistic (B4-B6)


Memiliki sifat bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain (B10-B11)
Dinilai positif oleh orang lain (B13-B15

 

 

 

SUBJEK
HASIL OBSERVASI 3
          Hari                                 : Minggu
          Tanggal                           : 18 Oktober 2015
          Jam                                  : 11.05 - 12.00 wib
          Tempat                            : Teras dan halaman wisma asri, waduk sermo
          Teknik pencatatan data   : Anecdotal record
Baris
Catatan
Tema
1



5




10





Subjek adalah anggota PDD (Dokumentasi) sering kali subjek di panggil oleh senior di suruh kesana dan kesini. Subjek tampak lelah tapi ia tetap tersenyum saat berpapasan dengan seseorang. Saat berkumpul dengan semua anggota subjek juga menjaga tingkah lakunya, ia menghormati senior maupun juniornya, dan mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh seniornya. Subjek merupakan orang yang cukup percaya diri. Ketika ingin pulang seluruh anggota berkumpul di teras dan subjek bergabung dengan teman-temannya. Saat berkumpul dengan teman-temannya subjek tak jarang melakukan joke dan tertawa terbahak-bahak.




Dapat mengontrol emosi (B3-B5)

Menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku (B7-B9)



Suka berkumpul dengan banyak orang (B13-B15)

              

You May Also Like

0 komentar