PERKEMBANGAN DALAM MASA KANAK-KANAK
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada masa
ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik
motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan
kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka
segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu permainan
yang menyenangkan.
Perkembangan anak berlangsung dalam
proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun
perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.Mengamati perkembangan
fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik. Mulai dari saat bayi
yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan
menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia
mulai dapat miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah
menjadi anak kecil yang lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia
dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa perkembangan tubuh dan keterampilan
geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan perkembangan usia.
Menurut
Zulkifli (2001) - perkembangan motoris:gerakan-gerakan tubuh yang dimotori
dengan kerjasamaantara otot, otak dan saraf. Ciri-ciri gerakan motoris:gerak
dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukanuntuk maksud-maksud tertentu.
Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda dan gerak serta.
Menurut
Werner, Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetapdan tidak
dapat diputar kembali.Di dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik
seorang anak memang sangat menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan,
sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa
mendatang. Dalam kaitannya dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja
dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan dengan
fisik dan intelektual anak.Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik
anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama
dengan kaitan fisik dan intelektual anak. Dalam makalah ini akan coba di
paparkan apa yang dimaksud dengan kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan
motorik anak, bagaimana proses perkembangan motorik anak pada usia middle age
dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan
motorik anak.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah
yang diajukan sebagai berikut:
1. Apa
yang di maksud dengan motoric ?
2. Bagaimana
Motorik anak-anak dibandingkan dengan motoric orang dewasa
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Motoric
anak-anak
Yang di maksud dengan
motoric adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan
tubuh.Dalam perkembangan motoris, unsur-unsur yang menentukan ialah otot,
saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing perannya secara
“interaksi positif “, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling
menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi
motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut
menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak
kurang terampil menggerak-gerakan tubuhnya.
1.1 Motorik anak-anak disbandingkan
dengan motoric orang dewasa
a. cara
memegang
pada orang dewasa
perkakas di pegang dengan cara khas agar ia dapat mempergunakannya secara
optimal. Sedangkan, anak-anak asal memegang saja.
b. Cara
berjalan
Pada orang dewasa
mereka hanya menggunakan otot-ototnya seperlunya saja.Sedangkan, anak-anak
berjalan seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak-gerak.
c. Cara
menyepak
Perhatikan anak-anak
menyepak bola, kedua belah tangannya mengaju ke depan dengan berlebihan.
1.2 Beberapa macam motoric
Gerakan-gerakan
itu tidak sama asal dan rupanya. Ada gerakan yang merupakan akibat kemauan, ada
gerakan yang terjadi di luar kemauan dan biasanya kurang di sadari karena ia
berjalan otomatis. Kita bagi gerakan dalam 3 golongan, seperti berikut :
a. Motoric
statis
Gerakan tubuh sebagai
upaya untuk memperoleh keseimbangan, misalnya; keserasian gerakan tangan dan
kaki pada waktu kita sedang berjalan.
b. Motoric
ketangkasan
Gerakan untuk
melaksanakan tindakan yang berwujud ketangkasan dan keterampilan,
misalnya; gerak melempar, menangkap, dan
sebagainya.
c. Motoric
penguasaan
Gerakan untuk
mengendalikan otot-otot, roman muka, dan sebagainya.
II.
Pengamatan dan fantasi
2.1
pengamatan
kegiatan
yang menggunakan alat-alat indera seperti perbuatan melihat, mendengar,
mencium, mengecap, dan meraba disebut mengamati. Gambaran penginderaan
dikirimkan ( melalui saraf sensoris ) menuju ke pusat saraf alam otak. Di dalam
otak, gambaran penginderaan itu diolah di bagian pusat pengamatan, maka
terjaidlah gambaran pengamatan.
2.2
fantasi anak-anak
anak-anak sangat luas
dan leluasa fantasinya, artinya dapat membuat gambaran khayal yang banyak dan
luar biasa sehingga orang dewasa menganggapnya mustahil, misalnya sapu dan
tongkat di ciptakan menjadi kuda-kudaan, kursi dibalikan menjadi kereta kuda,
dan sebagainya.
Charlotte Buhler telah
meneliti tentang dongeng dan fantasi anak-anak yang dirangkum sebahai berikut :
a. masa
pertama ( usia sampai 4 tahun )
masa ini disebut masa
“struwelpeter” dalam masa ini anak- anak gemar mendengarkan cerita tentang anak
yang nakal, anak berkuku panjang dan anak kotor, anak berambut gondrong, dan
sebagainya.
b. Masa
kedua (usia 4-8 tahun )
Dalam masa ini
anak-anak suka sekali mendengarkan cerita tentang kehidupan.Sebagai contoh
timun mas, Cinderella, bawang putih dan sebagainya. Mereka tidak akan merasa
bosan untuk mendengarka ceritanya berulang-ulang kali, bahkan samapi mengingat
susunan kata-katanya maupun jalan ceritanya.
c. Masa
ketiga ( usia 8-12 tahun )
Dalam masa ini anka-anak mengalami
realism naif. Pada masa ini akan di jelaskan lebih rinci di bab masa anak
sekolah.
III.
Perkembangan bahasa
1. Anak
mempunyaikesanggupan untuk menyatakan apa yang terkandung dalam pikirannya
dalam suara. Potensi itu mempunyai kemungkinan besar untuk dikembangkan.
2. Bahasa
merupakan suatu kelebihan untuk umat manusia. Dengan menggunakan bahasa, orang
akan mampu membedakan antara subjek dan objek.
3.1 fungsi bahasa
bahasa mempunyai 3 fungsi, yaitu :
a. alat
untuk menyatakan ekspresi
contoh : saat tanpa
sengaja anak menjatuhkan gelas dan terkena kakinya, maka anak itu akan
berteriak “aaauuu… !!!”
b. alat
untuk mempengaruhi orang lain
contoh : anak terjatuh
dari tangga, sambil kesakitan dia berteriak “ aduuh,, tolong,, sakiiit,,!”
c. alat
untuk memberi nama
contoh : kita
mengetahui bahwa setiap nama merupakan symbol yang mewakili benda itu.
3.2 dorongan berbicara
menurut Karl Buhler,
ada 3 daya pendorong yang membuat anak ingin bicara, yaitu :
a. dorongan
pernyataan
dorongan untuk
menyatakan pernyataan kepada orang lain apa-apa yang terkandung dalam perasaan
seseorang.
b. Dorongan
menguraikan
Dorongan untuk
menguraikan apa-apa yang ingin dikatakannya, termaksud perkataan yang tidak diketahui.
c. Dorongan
menyampaikan
Dorongan menyampaikan segala
sesuatu yang menarik perhatiannya kepada orang lain, termaksud tanda-tanda
meminta pertolongan.
Bahkan
ada masa tertentu yang seakan-akan perkembangan bahasa itu terhenti sama
sekali, yaitu ketika anak sedang giat-giatnya belajar berjalan. Selanjutnya,
setelah anak agak pandai berjalan, kembali perkembangan bahasa itu mengalami
kemajuan. Jika dibandingkan kecepatan perkembangan bahasa anak-anak dengan
sukarnya orang dewasa berbahasa asing, kemajuan perkembangan bahasa anak-anak
sangat mengagumkan walaupun pada mulanya perkembangan bahasa itu tidak secepat
pertumbuhan pikirannya sehingga ia terpaksa menggunakan tanda-tanda seperti
gerakan tangan, gerakan kepala, dan sebagainya.
3.3 Perkembangan bahasa
a. kalimat
satu kata ( 1 tahun s/d 1 tahun 6 bulan )
sebagian besar dari
kata-kata yang diucapkan anak itu belum bisa kita sebutkan kata dalam arti yang
sebenarnya. Anak menggunakan kata-kata itu untuk menyatakan keinginan dan
perasaannya dengan satu kata.Contoh : saat anak itu memanggil “ibu!” sambil
menunjuk kursi padahal yang dia maksud agar ibunya duduk dengannya di kursi.
b. Masa
memberi nama ( ½ tahun s/d 2 tahun )
Dalam masa ini anak
menyadari bahwa setia benda memiliki nama. Biasanya anak akan lebih banyak
bertanya tentang “apa itu”; “ apa
ini”; “siapa itu”; “ini apa”. Kaliamat
yang semula terdiri dari sepatah kata itu makin lama semakin bertambah
sempurna, dan sudah jarang terdengar. Selanjutnya disusul dengan kalimat dua
kata, kemudian dengan tiga kata sampai akhirnya ia dapat mengucapkan kalimat
yang sempurna.
c. Masa
kalimat majemuk ( 2 tahun 6 bulan dan seterusnya )
Anak mengucapkan
kalimat yang semakin panjang dan makin bagus.Anak mulai menyatakan pendapatnya
dengan kalimat majemuk.Dalam hal ini anak-anak sering melakukan kesalahan,
namun tampaknya dia tidak langsung berputus asa.Kadang- kadang orang dewasa
sukar memahami bahasa anak-anak.Kita harus mengenalnya lebih dulu agar lebih
mudah memahami bahasanya.
3.4 Bentuk bahasa anak-anak
a. bahasa
egosentris
bntuk bahasa yang lebih
menonjolkan keinginan dan kehendak seseorang. Contoh : anak menangkap suatu
percakapan, kemudian percakapan itu diulangi lagi untuk dirinya sendiri.
b. Bahasa
sosial
Bentuk bahasa yang
dipergunakan untuk bertukar pikiran dan untuk mempengaruhi orang lain. Bbentuk
bahasa yang digunakan ialah informasi, kritik, permintaan, dan pertanyaan.
IV.
Permainan anak
4.1 beberapa teori permainan
a. teori
rekreasi.
b. teori
penglepasan.
c. Teori
atavistis.
d. Teori
biologis.
e. Teori
psikologi dalam.
4.2 beberapa macam permainan
H. Hetzer, seseorang
ahli psikologis asal jerman, meneliti permainan di kalangan anak-anak. Tokoh
ini menyebutkan beberapa macam permainan sebagai berikut :
a. permainan
fungsi ; diutamakan untuk geraknya, seperti gerakan-gerakan tangan dan kaki
pada bayi.
b. permainan
konstruktif ; diutamakan hasilnya, permainan ini sangat penting pada anak usia
6 s/d 10 tahun. Seperti bermainan mobil-mobilan, boneka.
c. permainan
reseptif ; sambil mendengarkan cerita atau melihat-lihat buku bergambar, anak
akan berfantasi dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi
aktif.
d. permainan
peran ; bermain dokter-dokteran dan sebagainya. Anak memegang peranannya
sendiri.
e. permainan
sukses ; diutamakan adalah prestasi. Permainan ini membutuhkan keberanian,
ketangkasan, kekuatan, dan bahkan persaingan yang positif. Contoh meloncati
parit, meniti jembatan, memanjat pohon.
V.
Gambar anak-anak
Corrado
Ricci ( 1887 ) dari italia, Sully ( 1896 ) dari amerika, dan Kerschensteiner
dari jerman. Pada umumnya mereka mengumpulkan metode pengumpulan, yaitu dengan
mengumpulkan gambar anak-anak, kemudian mereka pelajari dengan teliti. Dari
hasil-hasil penelitian itu mereka membuatkan pembagian sebagai berikut :
5.1.1
Masa coret-coret : 3 s/d 5 tahun.
5.1.2
Masa bagan atau skema : 5 s/d 7 tahun.
5.1.3
Masa bentuk dan garis : 7 s/d 9 tahun.
5.1.4
Masa silhuet atau baying-bayang : 9 s/d 10
tahun.
5.1.5
Masa perspektif : 10 tahun keatas.
VI.
Perkembangan perasaan sosial
Sejak anak berumur satu
tahun, ia hanya dapat berhubungan dengan ibu, ayah, atau orang dewasa lainnya,
yang tinggal bersama-sama di rumah itu. Semua anggota keluarga mempunyai tugas
tertentu untuk kepentngan si anak. Dalam perkembangan selanjutnya, kesanggupan
berhubungan batin dengan orang lain makin lama tampaknya makin nyata.
Perkembangan sosial barulah agak nyata bila ia memasuki masa kanak-kanak.
Sekitar usia dua sampai tiga tahun, anak sudah mulai membentuk masyarakat kecil
yang anggotanya terdiri dari dua atau tiga orang anak. Mereka bermain
bersama-sama walaupun kelompok itu hanya dapat bertahan dalam waktu yang
relative singkat.Dalam kegiatan semacam itu anak sudah menghubungkan dirinya
dengan suatu masyarakat yang baru, di dalamnya mulai terjadi perkembangan baru,
yaitu perkembangan sosial.
6.1 penakut
perasaan
takut termaksud bentuk perasaan yang timbul pada diri anak jika dia berhadapan
dengan objek tertentu. Bila ditinjau dari dasar psikologis, sewajarnya orang
tua menghindarkan timbulnya takut di dalam diri anak- anak.Misalnya dengan
memupuk sikap tenang, percaya diri, tidak suka menakut-nakuti.
6.2 keras kepala atau degil
sikap
keras kepala sering timbul di kalangan anak-anak setelah mereka mencapai usia 3
tahun. Hanya sejumlah kecil saja anak-anak yang memperlihatkan sikap degil itu
dalam wujud suka membantah, suka ngadat, membandel dan sebagainya.
6.3 iri hati
iri
hati adalah gejala yang sering timbul dalam kehidupan di kalangan anak-anak
ketika ia mendapat adik baru. Menurut, J. Biyl, anak perempuan lebih iri hati
daripada laki-laki.
6.4 Pendusta
a. dusta
semu : dusta ini tidak sengaja, tidak mempunyai maksud menipu, dan tak ada
tujuan yang dicapainya. Biasanya terjadi karena, takut terkena hukuman,
perkembangan bahasa belum sempurna, keinginan dan kenyataan dicampuradukan.
b. Dusta
sebenarnya : dusta ini sudah disengaja, dan ada tujuan tertentu. Biasanya
terjadi karena, merasa takut, ingin menark perhatian orang lain, ingin
memperoleh keuntungan, telah mampu mengatur seluruh tingkah laku untuk mencapai
tujuan itu.
6.5 kepatuhan
sebagai
pendidik, baik orang tua, guru, maupun pemimpin perkumpulan ketika bergaul
dengan anak-anak, mereka akan menjumpai masalah kepatuhan. Menurut Langeveld,
anak-anak baru dapat berlaku patuh, setelah mereka melampaui masa kritis
pertama pada usia 3 s/d 5 tahun.
A. Sifat-sifat
yang memungkinkan kepatuhan
1. Dorongan
imitasi
2. Dorongan
identifikasi
3. Sudestibel
B. Cara-cara
menanamkan kepatuhan
1. Harus
memperingatkan berulang-ulang.
2. Kata-kata
perintah harus singkat dan jelas.
3. Khusus
untuk anak yang lebih besar, larangan ditambah dengan penjelsan seperlunya
saja.
4. Menyuruh
anak-anak mengerjakan sesuatu bersama-sama secara berkelompok.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi,
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.Dalam
hal ini para ahli psikologi mengemukakan berbagai teorinya tentang perkembangan
fisik- motorik anak.Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal
cord.Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik.Faktor yang
mempengaruhi perkembangan fisik anak, Faktor kematangan, Faktor
Keturunan,Tinggi tubuh, Kecepatan pertumbuhan, Pengaruh lain, Nutrisi.Faktor
yang mempengaruhi perkembangan motorik anak Kondisi fisik dan intelektual anak,
Faktor gizi, Pola pengasuhan anak, Lingkungan. 4. Masalah- masalah Perkembangan
Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak. Masalah dalam Perkembangan Fisik
Anak, Malnutrisi (Kurang gizi), Obesitas (Kelebihan Berat Badan)Masalah dalam
Perkembangan Motorik Anak, Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar, Ketidak
mampuan mengatur keseimbangan, Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang
baik.Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus, Belum bisa menggambar bentuk
bermakna, Belum bisa mewarnai dengan rapi.
Daftar
pustaka
Fudyartanta
Ki.2011. psikologi Perkembangan. Yogyakarta:pustaka pelajar.
0 komentar