PERKEMBANGAN DALAM MASA KANAK-KANAK

by - 8:09 PM


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu permainan yang menyenangkan.
Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.Mengamati perkembangan fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik. Mulai dari saat bayi yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia mulai dapat miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah menjadi anak kecil yang lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa perkembangan tubuh dan keterampilan geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan perkembangan usia.
            Menurut Zulkifli (2001) - perkembangan motoris:gerakan-gerakan tubuh yang dimotori dengan kerjasamaantara otot, otak dan saraf. Ciri-ciri gerakan motoris:gerak dilakukan dengan tidak sengaja, tidak ditujukanuntuk maksud-maksud tertentu. Gerak yang dilakukan tidak sesuai untuk mengangkat benda dan gerak serta.
Menurut Werner, Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetapdan tidak dapat diputar kembali.Di dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik seorang anak memang sangat menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Dalam kaitannya dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan dengan fisik dan intelektual anak.Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual anak. Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses perkembangan motorik anak pada usia middle age dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan motoric ?
2.      Bagaimana Motorik anak-anak dibandingkan dengan motoric orang dewasa



BAB II
PEMBAHASAN
I.                   Motoric anak-anak
Yang di maksud dengan motoric adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh.Dalam perkembangan motoris, unsur-unsur yang menentukan ialah otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing perannya secara “interaksi positif “, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan kekuatan  otot, rupanya kesempurnaan otak juga turut menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakan tubuhnya.
1.1  Motorik anak-anak disbandingkan dengan motoric orang dewasa

a.       cara memegang
pada orang dewasa perkakas di pegang dengan cara khas agar ia dapat mempergunakannya secara optimal. Sedangkan, anak-anak asal memegang saja.
b.      Cara berjalan
Pada orang dewasa mereka hanya menggunakan otot-ototnya seperlunya saja.Sedangkan, anak-anak berjalan seolah-olah seluruh tubuhnya ikut bergerak-gerak.
c.       Cara menyepak
Perhatikan anak-anak menyepak bola, kedua belah tangannya mengaju ke depan dengan berlebihan.
1.2  Beberapa macam motoric
Gerakan-gerakan itu tidak sama asal dan rupanya. Ada gerakan yang merupakan akibat kemauan, ada gerakan yang terjadi di luar kemauan dan biasanya kurang di sadari karena ia berjalan otomatis. Kita bagi gerakan dalam 3 golongan, seperti berikut :
a.       Motoric statis
Gerakan tubuh sebagai upaya untuk memperoleh keseimbangan, misalnya; keserasian gerakan tangan dan kaki pada waktu kita sedang berjalan.
b.      Motoric ketangkasan
Gerakan untuk melaksanakan tindakan yang berwujud ketangkasan dan keterampilan, misalnya;  gerak melempar, menangkap, dan sebagainya.
c.       Motoric penguasaan
Gerakan untuk mengendalikan otot-otot, roman muka, dan sebagainya.
II.                  Pengamatan dan fantasi

2.1        pengamatan
kegiatan yang menggunakan alat-alat indera seperti perbuatan melihat, mendengar, mencium, mengecap, dan meraba disebut mengamati. Gambaran penginderaan dikirimkan ( melalui saraf sensoris ) menuju ke pusat saraf alam otak. Di dalam otak, gambaran penginderaan itu diolah di bagian pusat pengamatan, maka terjaidlah gambaran pengamatan.
2.2        fantasi anak-anak
anak-anak sangat luas dan leluasa fantasinya, artinya dapat membuat gambaran khayal yang banyak dan luar biasa sehingga orang dewasa menganggapnya mustahil, misalnya sapu dan tongkat di ciptakan menjadi kuda-kudaan, kursi dibalikan menjadi kereta kuda, dan sebagainya.
Charlotte Buhler telah meneliti tentang dongeng dan fantasi anak-anak yang dirangkum sebahai berikut :
a.       masa pertama ( usia sampai 4 tahun )
masa ini disebut masa “struwelpeter” dalam masa ini anak- anak gemar mendengarkan cerita tentang anak yang nakal, anak berkuku panjang dan anak kotor, anak berambut gondrong, dan sebagainya.
b.      Masa kedua (usia 4-8 tahun )
Dalam masa ini anak-anak suka sekali mendengarkan cerita tentang kehidupan.Sebagai contoh timun mas, Cinderella, bawang putih dan sebagainya. Mereka tidak akan merasa bosan untuk mendengarka ceritanya berulang-ulang kali, bahkan samapi mengingat susunan kata-katanya maupun jalan ceritanya.
c.       Masa ketiga ( usia 8-12 tahun )
Dalam masa ini anka-anak mengalami realism naif. Pada masa ini akan di jelaskan lebih rinci di bab masa anak sekolah.


III.                Perkembangan bahasa
1.      Anak mempunyaikesanggupan untuk menyatakan apa yang terkandung dalam pikirannya dalam suara. Potensi itu mempunyai kemungkinan besar untuk dikembangkan.
2.      Bahasa merupakan suatu kelebihan untuk umat manusia. Dengan menggunakan bahasa, orang akan mampu membedakan antara subjek dan objek.
3.1  fungsi bahasa
bahasa mempunyai 3 fungsi, yaitu :
a.       alat untuk menyatakan ekspresi
contoh : saat tanpa sengaja anak menjatuhkan gelas dan terkena kakinya, maka anak itu akan berteriak “aaauuu… !!!”
b.      alat untuk mempengaruhi orang lain
contoh : anak terjatuh dari tangga, sambil kesakitan dia berteriak “ aduuh,, tolong,, sakiiit,,!”
c.       alat untuk memberi nama
contoh : kita mengetahui bahwa setiap nama merupakan symbol yang mewakili benda itu.
3.2    dorongan berbicara
menurut Karl Buhler, ada 3 daya pendorong yang membuat anak ingin bicara, yaitu :
a.       dorongan pernyataan
dorongan untuk menyatakan pernyataan kepada orang lain apa-apa yang terkandung dalam perasaan seseorang.
b.      Dorongan menguraikan
Dorongan untuk menguraikan apa-apa yang ingin dikatakannya, termaksud perkataan yang tidak diketahui.
c.       Dorongan menyampaikan
Dorongan menyampaikan segala sesuatu yang menarik perhatiannya kepada orang lain, termaksud tanda-tanda meminta pertolongan.


Bahkan ada masa tertentu yang seakan-akan perkembangan bahasa itu terhenti sama sekali, yaitu ketika anak sedang giat-giatnya belajar berjalan. Selanjutnya, setelah anak agak pandai berjalan, kembali perkembangan bahasa itu mengalami kemajuan. Jika dibandingkan kecepatan perkembangan bahasa anak-anak dengan sukarnya orang dewasa berbahasa asing, kemajuan perkembangan bahasa anak-anak sangat mengagumkan walaupun pada mulanya perkembangan bahasa itu tidak secepat pertumbuhan pikirannya sehingga ia terpaksa menggunakan tanda-tanda seperti gerakan tangan, gerakan kepala, dan sebagainya.
3.3  Perkembangan bahasa
a.       kalimat satu kata ( 1 tahun s/d 1 tahun 6 bulan )
sebagian besar dari kata-kata yang diucapkan anak itu belum bisa kita sebutkan kata dalam arti yang sebenarnya. Anak menggunakan kata-kata itu untuk menyatakan keinginan dan perasaannya dengan satu kata.Contoh : saat anak itu memanggil “ibu!” sambil menunjuk kursi padahal yang dia maksud agar ibunya duduk dengannya di kursi.
b.      Masa memberi nama ( ½ tahun s/d 2 tahun )
Dalam masa ini anak menyadari bahwa setia benda memiliki nama. Biasanya anak akan lebih banyak bertanya tentang “apa itu”;  “ apa ini”;  “siapa itu”; “ini apa”. Kaliamat yang semula terdiri dari sepatah kata itu makin lama semakin bertambah sempurna, dan sudah jarang terdengar. Selanjutnya disusul dengan kalimat dua kata, kemudian dengan tiga kata sampai akhirnya ia dapat mengucapkan kalimat yang sempurna.
c.       Masa kalimat majemuk ( 2 tahun 6 bulan dan seterusnya )
Anak mengucapkan kalimat yang semakin panjang dan makin bagus.Anak mulai menyatakan pendapatnya dengan kalimat majemuk.Dalam hal ini anak-anak sering melakukan kesalahan, namun tampaknya dia tidak langsung berputus asa.Kadang- kadang orang dewasa sukar memahami bahasa anak-anak.Kita harus mengenalnya lebih dulu agar lebih mudah memahami bahasanya.



3.4   Bentuk bahasa anak-anak
a.       bahasa egosentris
bntuk bahasa yang lebih menonjolkan keinginan dan kehendak seseorang. Contoh : anak menangkap suatu percakapan, kemudian percakapan itu diulangi lagi untuk dirinya sendiri.
b.      Bahasa sosial
Bentuk bahasa yang dipergunakan untuk bertukar pikiran dan untuk mempengaruhi orang lain. Bbentuk bahasa yang digunakan ialah informasi, kritik, permintaan, dan pertanyaan.

IV.               Permainan anak

4.1  beberapa teori permainan
a.       teori rekreasi.
b.      teori penglepasan.
c.       Teori atavistis.
d.      Teori biologis.
e.       Teori psikologi dalam.

4.2  beberapa macam permainan
H. Hetzer, seseorang ahli psikologis asal jerman, meneliti permainan di kalangan anak-anak. Tokoh ini menyebutkan beberapa macam permainan sebagai berikut :

a.       permainan fungsi ; diutamakan untuk geraknya, seperti gerakan-gerakan tangan dan kaki pada bayi.
b.      permainan konstruktif ; diutamakan hasilnya, permainan ini sangat penting pada anak usia 6 s/d 10 tahun. Seperti bermainan mobil-mobilan, boneka.
c.       permainan reseptif ; sambil mendengarkan cerita atau melihat-lihat buku bergambar, anak akan berfantasi dan menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif.
d.      permainan peran ; bermain dokter-dokteran dan sebagainya. Anak memegang peranannya sendiri.


e.       permainan sukses ; diutamakan adalah prestasi. Permainan ini membutuhkan keberanian, ketangkasan, kekuatan, dan bahkan persaingan yang positif. Contoh meloncati parit, meniti jembatan, memanjat pohon.

V.                 Gambar anak-anak
Corrado Ricci ( 1887 ) dari italia, Sully ( 1896 ) dari amerika, dan Kerschensteiner dari jerman. Pada umumnya mereka mengumpulkan metode pengumpulan, yaitu dengan mengumpulkan gambar anak-anak, kemudian mereka pelajari dengan teliti. Dari hasil-hasil penelitian itu mereka membuatkan pembagian sebagai berikut :
5.1.1           Masa coret-coret : 3 s/d 5 tahun.
5.1.2            Masa bagan atau skema : 5 s/d 7 tahun.
5.1.3            Masa bentuk dan garis : 7 s/d 9 tahun.
5.1.4            Masa silhuet atau baying-bayang : 9 s/d 10 tahun.
5.1.5              Masa perspektif : 10 tahun keatas.

VI.               Perkembangan perasaan sosial
Sejak anak berumur satu tahun, ia hanya dapat berhubungan dengan ibu, ayah, atau orang dewasa lainnya, yang tinggal bersama-sama di rumah itu. Semua anggota keluarga mempunyai tugas tertentu untuk kepentngan si anak. Dalam perkembangan selanjutnya, kesanggupan berhubungan batin dengan orang lain makin lama tampaknya makin nyata. Perkembangan sosial barulah agak nyata bila ia memasuki masa kanak-kanak. Sekitar usia dua sampai tiga tahun, anak sudah mulai membentuk masyarakat kecil yang anggotanya terdiri dari dua atau tiga orang anak. Mereka bermain bersama-sama walaupun kelompok itu hanya dapat bertahan dalam waktu yang relative singkat.Dalam kegiatan semacam itu anak sudah menghubungkan dirinya dengan suatu masyarakat yang baru, di dalamnya mulai terjadi perkembangan baru, yaitu perkembangan sosial.
6.1  penakut
perasaan takut termaksud bentuk perasaan yang timbul pada diri anak jika dia berhadapan dengan objek tertentu. Bila ditinjau dari dasar psikologis, sewajarnya orang tua menghindarkan timbulnya takut di dalam diri anak- anak.Misalnya dengan memupuk sikap tenang, percaya diri, tidak suka menakut-nakuti.
                                 
6.2  keras kepala atau degil
sikap keras kepala sering timbul di kalangan anak-anak setelah mereka mencapai usia 3 tahun. Hanya sejumlah kecil saja anak-anak yang memperlihatkan sikap degil itu dalam wujud suka membantah, suka ngadat, membandel dan sebagainya.
6.3  iri hati
iri hati adalah gejala yang sering timbul dalam kehidupan di kalangan anak-anak ketika ia mendapat adik baru. Menurut, J. Biyl, anak perempuan lebih iri hati daripada laki-laki.
6.4  Pendusta

a.       dusta semu : dusta ini tidak sengaja, tidak mempunyai maksud menipu, dan tak ada tujuan yang dicapainya. Biasanya terjadi karena, takut terkena hukuman, perkembangan bahasa belum sempurna, keinginan dan kenyataan dicampuradukan.
b.      Dusta sebenarnya : dusta ini sudah disengaja, dan ada tujuan tertentu. Biasanya terjadi karena, merasa takut, ingin menark perhatian orang lain, ingin memperoleh keuntungan, telah mampu mengatur seluruh tingkah laku untuk mencapai tujuan itu.

6.5  kepatuhan
sebagai pendidik, baik orang tua, guru, maupun pemimpin perkumpulan ketika bergaul dengan anak-anak, mereka akan menjumpai masalah kepatuhan. Menurut Langeveld, anak-anak baru dapat berlaku patuh, setelah mereka melampaui masa kritis pertama pada usia 3 s/d 5 tahun.
A.    Sifat-sifat yang memungkinkan kepatuhan
1.      Dorongan imitasi
2.      Dorongan identifikasi
3.      Sudestibel
B.     Cara-cara menanamkan kepatuhan
1.      Harus memperingatkan berulang-ulang.
2.      Kata-kata perintah harus singkat dan jelas.
3.      Khusus untuk anak yang lebih besar, larangan ditambah dengan penjelsan seperlunya saja.
4.      Menyuruh anak-anak mengerjakan sesuatu bersama-sama secara berkelompok.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jadi, Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.Dalam hal ini para ahli psikologi mengemukakan berbagai teorinya tentang perkembangan fisik- motorik anak.Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord.Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik.Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak, Faktor kematangan, Faktor Keturunan,Tinggi tubuh, Kecepatan pertumbuhan, Pengaruh lain, Nutrisi.Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak Kondisi fisik dan intelektual anak, Faktor gizi, Pola pengasuhan anak, Lingkungan. 4. Masalah- masalah Perkembangan Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak, Malnutrisi (Kurang gizi), Obesitas (Kelebihan Berat Badan)Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak, Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar, Ketidak mampuan mengatur keseimbangan, Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik.Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus, Belum bisa menggambar bentuk bermakna, Belum bisa mewarnai dengan rapi.




Daftar pustaka
Fudyartanta Ki.2011. psikologi Perkembangan. Yogyakarta:pustaka pelajar.

You May Also Like

0 komentar