PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motorik adalah terjemahan dari kata “motor”
yang menurut Gallahue adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan
terjadinya suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah
kulminasi dari suatu tindakan yang didasrkan oleh proses motorik. Karena
motorik (motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement),
maka setiap penggunaan kata motorik selalu dikaitkan denga gerak dan didalam
penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan gerak.
Namun yang harus selalu diperhatikan adalah bahwa gerak yang dimaksudkan disini
bukan hanya semata-mata berhubungan dengan gerak seperti yang kita lihat
sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh (tangan, lengan, kaki, dan tungkai)
melalui alat gerak tubuh (otot dan rangka). Tetapi gerak yang didalamnya
melibatkan fungsi motorik seperti otak, saraf, otot dan rangka.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar
dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar
atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan
secara genetis atau kematangan fisik anak, Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus
adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh
tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat
penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh
organ dan fungsi system susunan saraf pusat atau otak. Sistem susunan saraf
pusat yang sangat berperanan dalam kemampuan motorik dan mengkoordinasi setiap
gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem saraf otak
yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik
anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi Keterampilan atau gerakan kasar
seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga. Keterampilan motorik
halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong,
melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tahapan perkembangan motorik
halus anak usia dini?
2. Apa sajakah bentuk stimulasi dari setiap
tahapan tersebut dan buatkan tabelnya?
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahapan Perkembangan Motorik Anak Usia
Dini
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh
kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini
berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap
gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks
dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan kemampuan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
jasmani yang terkoordinasi antar pusat syaraf, urat syaraf dan otot.
Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan
motorik halus yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase,
anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik
halusnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang
ingin diketahuinya. Jika kurang mendapatkan rangsangan anak akan bosan. Tetapi
bukan berarti anda boleh memaksa si kecil. Tekanan, persaingan, penghargaan,
hukuman, atau rasa takut dapat mengganggu usaha yang dilakukan si kecil.
Berikut tahapan perkembangan motorik halus
anak berdasarkan tahapan usianya:
1. Perkembangan fisik/motorik usia 0-1 tahun
Transformasi anak dari bayi yang nyaris tidak
mempunyai kendala atas gerakan kepala, tangan, tungkai dan badan saat lahir
menjadi seseorang yang mungkin mengayunkan langkah pertama di usia 1 tahun
adlaah salah satu beda yang paling jelas terlihat dari perkembangan gerakan
selama tahun pertama anak. Kemajuan yang luar biasa dalam kematangan
perkembangan fisik anak akan kita saksikan. Kemajuan yang luar biasa dalam
kematangan perkembangan fisik anak akan kita saksikan. Perkembangan diawali
dengan gerak reflek sesaat setelah lahir yang akan berubah menjadi gerakan yang
disadari. Gerak refleks setelah lahir diperlukan untuk bertahan hidup seperti
mengisap, menelan, berkedip, merenggutkan lutut, menggenggam ibu jari kaki dan
menggenggam tangan. Gerakan reflek yang berkurang berguna seperti reflek
menggenggam ibu jari kaki dan menggenggam ibu jari tangan secara bertahap akan
berkurang dan menghilang sebelum usia 1 tahun karena otak kecil (cerebellum)
yang mengendalikan keseimbangan berkembang dengan cepat selama setahun awal
kehidupan bayi.
a. Koordinasi Tubuh.
Koordinasi antara kemampuan meraba, melihat,
dan mendengar terjadi secara bertahap. - Saat usia lahir sampai satu bulan,
kedua tangan bayi masih mengepal - Usia 2 bulan, kepalan tangan bayi sudah
mulai membuka - Usia 3 bulan, bayi sudah memiliki kemampuan untuk memegang
benda - Usia 4 bulan, bayi sudah dapat bermain dengan kedua tangannya. - Usia 5
bulan, mulai terbentuk koordinasi antara tangan dengan kemampuan melihat
(optik). Pada usia, bayi sudah mampu mengarahkan tangannya ke arah benda dan
memiliki keinginan untuk menjangkaunya. - Usia 6 bulan bayi sudah mampu
memindahkan dan memegang mainan dengan seluruh telapak tangannya . - Usia 7
bulan, bayi sudah dapat memegang benda dengan kedua telapak tangannya. - Usia 9
bulan , bayi gemar melemparkan mainannya. - Usia 10-11 bulan, koordinasi antara
jari tangan mulai tampak. Bayi mampu menjepit mainan dengan salah satu tangannya.
- Usia 12 bulan, bayi mampu meletakkan benda ke tangan orang lain.
b. Duduk
Kemampuan bayi untuk dapat duduk, merangkak,
berdiri, dan berjalan terjadi pada usia yang sangat bervariasi dibandingkan
dengan kemampuan koordinasi. Hal ini tergantung pada temperamen dan berat badan
bayi. Kemampuan bayi yang gemuk cenderung lebih lambat dibandingkan dengan bayi
yang ukuran tubuhnya normal. Untuk duduk, bayi memerlukan latihan kekuatan
kepala, leher, bahu, dada, dan tubuh. Bayi usia 0-3 bulan , belum mampu untuk
mengangkat kepalanya. Kemampuan mengangkat kepala dan bahu terjadi pada usia
bayi 4-6 bulan dalam posisi tengkurap. Seiring dengan bertambahnya usia maka
kemampuan bayi untuk duduk pada posisi yang lebih sempurna semakin berkembang.
Pada usia 6 bulan, bayi sangat senang jika tubuhnya di tarik untuk didudukkan.
Pada usia 7 bulan, bayi telah memiliki kemampuan memainkan kakinya. Pada usia
8-9 bulan, bayi mulai belajar mengangkat badan untuk duduk dan sudah mampu
duduk dengan bantuan orang lain. Pada usia 10 bulan, bayi sudah mampu duduk
karena leher, bahu dan tubuh bayi semakin kuat. Bayi sudah memiliki kemampuan
untuk menguasai kepala dan bagian dadanya dengan mantap. Pada usia 11 bulan,
bayi sudah mampu duduk bebas dengan keseimbangan yang mantap. Pada usia 12
bulan, bayi telah duduk dengan sempurna.
c. Merangkak
Refleks adalah gerakan naluri dibawah sadar
yang akan berubah menjadi gerakan sadar pada saat bayi berusia 3 bulan. Reflek
melangkah akan mengawali gerakan merangkak pada bayi. Merangkak merupakan
gerakan yang rumit bagi bayi karena memerlukan tenaga dan keseimbangan.
Merangkak baru dapat dilakukan jika otot-otot untuk mengangkat kepala sudah
kuat dan mampu menopang berat badan dalam keadaan tangan menelungkup di bawah
perut. Merangkak baru dapat dilakukan bayi pada usia 8 bulan. Namun, ada
kemungkinan beberapa bayi tidak pernah belajar merangkak, tetapi hanya belajar
duduk, berdir, dan akhirnya berjalan. Kemampuan bayi untuk dapat merangkak
semakin sempurna dengan bertambahnya usia. Berikut ini diuraikan tentang
tahap-tahap kemampuan bayi untuk dapat merangkak secara sempurna. Pada usia 9
bulan, bayi mulai dapat merayap. Pada usia 10 bulan, bayi mampu mengayunkan
tangan dan lututnya. Kondisi seperti ini merupakan gerakan awal untuk merangkak
maju. Pada usia 11 bulan, bayi mulai mampu merangkak dengan kedua tangan dan
kedua kakinya. Pada usia 12 bulan, bayi sudah mampu merangkak secara sempurna.
d. Berjalan
Kemampuan bayi untuk dapat berjalan ditentukan
oleh semangat dan keberanian bayi serta peran lingkungan sekitarnya. Seperti
kemampuan merangkak, kemampuan bayi untuk dapat berjalan mengalami proses. Usia
0-4 bulan, bayi belum mampu berjalan. Namun jika bayi bisa diberdirikan, secara
langsung akan mengambil posisi berjalan. Usia 5-6 bulan, bayi akan mengambil
alih keseimbangan jika diberdirikan. Artinya ia akan mencoba untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sendiri sejalan dengan matangnya mekanisme urat syaraf
sehingga gerakan yang dikendalikan lebih banyak dan lebih baik. Terutama di
daerah batang tubuh. Kemudian ke daerah kaki. Perkembangan motorik diteruskan
dari sendi, utama ke sendi yang lebih kecil (secara proximodistal) dalam
menjangkau suatu benda. Bayi akan menggunakan bahu dan sikunya sebelum
menggunakan pergelangan dan jari tangan. Usia 7-8 bulan, bayi akan merasa
senang jika kedua lengannya dipegang dan akan berjalan melonjak-lonjak jika
diberdirikan. Adat Jawa akan mengabadikan kondisi ini dengan upacara turun
tanah (mudun lemah). Usia 11 bulan, bayi sangat senang belajar dengan cara dititah
(kedua tangannya dipegang). Usia 12 bulan atau lebih, bayi sudah memiliki
keinginan untuk belajar melangkah sendiri tanpa bantuan orang lain. Bayi akan
melangkah dari satu orang ke orang lain dengan penuh keceriaan. Pada awalnya,
telapak kaki bayi tampak datar. Ketika bayi mulai belajar berdiri dan berjalan,
otot-otot kaki akan terlatih dan membentuk lengkungan kaki. Harus diperhatikan
bahwa kemampuan berjalan dapat dilakukan bayi jika otot-otot, syaraf, dan
tulang telah kuat sempurna. Dalam hal ini, orang tua jangan memaksakan
kemampuan bayi untuk dapat berjalan jika fungsi otot-otot, syaraf, dan tulang
belum tumbuh dan berkembang secara sempurna. Jika orang tua memaksakan agar
anaknya dapat berjalan dengan segera maka kemungkinan munculnya gangguan fisik
dapat terjadi.
2. Perkembangan fisik/motorik usia 1-3 tahun
Pada usia saat ini perkembangan motorik anak
semakin meningkat dari mampu berjalan “terhuyun-huyun yang belum mantap”
menjadi anak yang menguasai berbagai keterampilan fisik yang kompleks, seperti
melempar, menangkap, berlari, menjaga keseimbangan, dan menendang. Tentu saja,
keterampilan bergeraknya terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya, tetapi
selama masa ini, kemampuan fisik tingkat tinggi mulai muncul. Kebanyakan balita
cukup konten untuk mencoret-coret dengan krayon di atas kertas (dan hal lain
yang kebetulan berada di sekitarnya), untuk tumpukan blok bukan hanya
membenturkan mereka bersama-sama, dan menggunakan peralatan ketika makan. Semua
keterampilan ini membutuhkan latihan, jadi pastikan untuk memberikan banyak
kesempatan anak Anda untuk melakukannya, dan jangan mengharapkan kesempurnaan
dalam hari atau minggu untuk datang. Pada usia 2 tahun Keterampilan motorik
kasar benar-benar meningkatkan selama setahun sebagai kekuatan 2-tahun dan
koordinasi nyata meningkat. Pada anak usia 2,5 tahun kebanyakan mereka bisa
melompat dari tanah dengan kedua kaki, dan pada saat anak mencapai ulang tahun
ketiga mereka, mereka biasanya bisa naik sepeda roda tiga dan keseimbangan
selama beberapa detik pada satu kaki. Periode antara 2 dan 3 tahun motorik
halusnya adalah ketika menulis umumnya menjadi lebih disengaja, dan anak-anak
biasanya belajar menggambar (dan mengenali) lingkaran. Pada usia 2 tahun
biasanya mampu menanggalkan pakaian mereka sendiri dan bahkan membantu dengan
tugas berpakaian.
3. Perkembangan fisik/motorik usia 4-6 tahun
Anak-anak pada usia prasekolah
mengkonsolidasikan dan mengalami kemajuan dalam keterampilan fisik yang telah
dikembangkannya di tahun-tahun awal. Tantangan koordinasi yang sebelum ini
dihindarinya, seperti melompat dengan satu kaki, melompat dengan kedua kaki
diangkat bersama, dan menjaga keseimbangan, sekarang dapa dilakukannya dan dia
berusaha melakukan banyak aktivitas. Tentu saja masih diperlukan waktu yang lama
sebelum dia mencapai kompetensi total dalam bidang-bidang ini. Tapi dia secara
bermakna lebih gesit dan atletik daripada sebelumnya. Perbedaan dalam kemamuan
bergerak antara anak yang baru berjalan dan anak prasekolah amat mencolok. Anak
senang mempraktekkan keterampilan fisik baru ini, baik di rumah, di kelompok
bermain, atau di taman.
a. Transformasi fisik
Atasan utama penyebab kematangan keterampilan
bergerak ini adalah perubahan fisik yang penting terjadi antara usia 2.5 dan 5
tahun. Tinggi tubuh anak-anak berambah sekitar 8 cm lebih tinggi setiap
tahunnya dan berat badannya sertambah sekitar 3 kg. ukuran kepalanya menjadi
lebih kecil dibandingkan dengan bagian badan yang lain, dan wajahnya menjadi
lebih besar dalam persiapan untuk mengoordinasi rangkain gigi kedua yang akan
muncul dalam beberapa tahun.
b. Perkembanan gerakan
Keterampilan fisik anak menjadi semakin baik.
Pada usia ini, anak amat senang menggunakan keterampilan motoriknya yang
semakin baik, bakan ketika aktivias itu berbahaya. Banyak orang tua merasa
bahwa anak mereka menjadi sedikit pemberani di tahap ini, sebagai hasil dari
antusiasme prasekolah yang biasa. Pastikan anak mempunyai banyak peluang untuk
menjajaki dengan aman, jadi anak tidak perlu mengambil risiko yang membahayakan
dirinya ketika berpetualang dan bergembira. Tempat bermain di luar
rumah/sekolah yang dibangun dengan baik dan ayunan dan bagian yang dapat
berputar-putar, kerangka untuk dipanjat dan alok untuk melatih keseimbangan
badan amat menyenangkan anak dan dapat membantu menjaga rangsanan rasa ingin
tahunya dalam keindahannya. Saran ayang dirancang dengan pertimbangan
keselamatan anak-anak lebih diutamakan.
B. Bentuk Stimulasi dan Tabelnya
Pencapaian kemampuan motorik halus (adiftif)
anak akan tampak pada usia 2-5 tahun. Berikut tahapan kemampuan sesuai usia
yang dapat dimiliki oleh seorang anak:
Usia 0 – 1 tahun => Di usia 3-4 bulan
kandungan, janin sudah menunjukkan gerakan tubuh pertamanya, yang semakin
bertambah sejalan dengan pertambahan usia kehamilan. Gerakan kedua muncul saat
bayi lahir, yaitu gerak refleks. “Gerakan seperti mengisap puting susu ibu,
gerak refleks tangan dan kaki, mengangkat kepala saat ditengkurapkan, dan
membuka jari saat telapak tangannya disentuh, merupakan gerakan refleks yang
bertujuan untuk bertahan hidup,” gerak refleks seharusnya distimulasi agar
kemampuan awal si kecil terbentuk. Contohnya, bila gerak refleks tangan
distimulasi dengan baik, dalam usia 2-3 bulan, bayi memiliki kemampuan
menggenggam benda-benda yang berukuran besar. Stimulasi yang bertahap dan
berjenjang akan memberikan manfaat dalam kemampuan dan keterampilan menggenggam
pada bayi. Bayi akan mampu menggenggam benda-benda yang lebih kecil hingga
akhirnya bisa menggenggam sendok atau pensil warna. Kemampuan kinestetik lain
yang mesti dimiliki bayi usia 3-6 bulan adalah merayap dan merangkak. Kemampuan
ini merupakan awal dari perkembangan bergerak maju, duduk, berdiri, dan
berjalan. Orangtua bisa menempatkan bola warna-warni di depan bayi saat ia
tengkurap. Warna-warni akan menarik bayi untuk mengambil dengan berusaha
bergerak maju. Setelah merangkak, anak akan belajar berjalan. Untuk berjalan,
diperlukan kekuatan otot kaki, punggung, perut, keseimbangan tubuh, koordinasi
mata-tangan-kaki, serta aspek mental, emosional, dan keberanian. Dengan
banyaknya aspek yang terlibat dalam proses berdiri dan berjalan, jumlah sel
otak yang terstimulasi pun bertambah banyak. Saat belajar berjalan, anak
mencoba merambat dan berdiri sambil berpegangan benda-benda yang kuat.
Usia 1 - 2 tahun => Di usia setahun,
seluruh kemampuan dan keterampilan kinestetiknya sudah terbentuk. Untuk itu,
perlu diberikan pengembangan stimulasi dengan penambahan pada bentuk, media,
tingkat kesulitan, dan lainnya. Pada usia ini kemampuan perkembangan motorik halus
yang dimiliki pada anak biasanya berupa mencontoh bentuk-bentuk yang melingkar,
mampu menyusun dan membangun tugu yang terdiri dari 7 buah balok, memasukan
sendok kosong kedalam mulut dengan benar. Sebagian anak juga mampu membuka satu
persatu halaman bukunya, memegangi gelas dengan satu tangan. Bahkan ada anak
yang dapat menggunting dan melipat kertas sambil bercakap-cakap. Sedangkan cara
yang mudah untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar pada usia ini adalah
dengan banyak bermain bersama anak seperti berlari, melompat, melempar,
menangkap, berguling, dan lain-lain. Anak akan lebih mudah belajar melempar
daripada menangkap. Agar kemampuan anak menangkap bola atau benda bertambah,
rajin-rajinlah orangtua bermain lempar-tangkap bola. Dengan cara ini pula
kemampuan koordinasi mata dan tangan anak akan terlatih. Bila anak sudah mampu
menangkap dan melempar, tingkat kesulitannya bisa ditambah. Contohnya, menambah
jarak lempar-tangkap, mengganti bola yang lebih besar dengan yang kecil, serta
arah lemparan semakin cepat. Teknik-teknik tersebut akan membantu menguatkan
otot-otot lengan anak serta mengembangkan keterampilan motorik halus dan kasar,
koordinasi mata-tangan, visual-spasial, kecepatan reaksi, dan kelenturan.
Kesemuanya, menurut Bambang, merupakan respon dari sel-sel otak. Keterampilan
motorik halus dan kasar berguna untuk kemampuan menulis, menggambar, melukis,
dan keterampilan tangan lainnya. Anak juga bisa dilatih mengembangkan otot
kaki, misalnya menendang bola, melompat dengan dua kaki, serta menaiki anak
tangga (tentu dibantu orang dewasa).
Usia 3 – 4 tahun => pada usia ini anak
mampu membuat garis lurus, menyusun 9 buah balok, memasukan sendok berisi
makanan kedalam mulut tanpa banyak yang tumpah. Di usia ini anda dapat
mengajarinya menulis. Sebab diantara usia 3,5 – 4,5 tahun, pengendaliaan otot
dan jari-jari yang diperlukan untuk menulis simbol-simbol lebih mudah diperoleh
dibandingkan dengan koordinasi organ-organ bicara yang dibutuhkan untuk
perkembangan bahasanya. Selain itu pada usia ini anak dapat menggambar
mengikuti bentuk, menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran, membuka
menutup kotak, dan menggunting kertas mengikuti pola garis lurus. Dapat
menggambar dan mencoret-coret huruf meski dalam bentuk kasar. Mampu mengenakan
bajunya sendiri. Selain itu pada usia ini anak dapat menggambar sesuatu yang
diketahui, bukan yang dilihat, mulai menulis sesuatu dan mampu mengontrol
gerakan tangannya, menggunting zig zag, melengkung, membentuk dengan lilin, dan
menyelesaikan pasel 4 keping. Di usia ini, keterampilan dan kemampuan anak
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia 1-2 tahun. Perbedaan yang nyata
hanya pada kualitasnya. Anak usia 3-4 tahun berlari lebih cepat ketimbang anak
usia 1-2 tahun, lemparannya lebih kencang, dan sudah mampu menangkap dengan
baik. Kemampuan motorik kasar otot kaki anak, selain berjalan dan berlari
cepat, antara lain mampu melompat dengan dua kaki, memanjat tali, menendang
bola dengan kaki kanan dan kiri. Untuk motorik kasar otot lengan, anak mampu
melempar bola ke berbagai arah, memanjat tali dengan tangan, mendorong kursi,
dan lainnya. Kemampuan yang melibatkan motorik halus untuk koordinasi
mata-tangan, yaitu mampu memantul-mantulkan bola beberapa kali, menangkap bola
dengan diameter lebih kecil, melambungkan balon, keterampilan coretan semakin
baik. Agar kemampuan dan keterampilan motorik halus serta kasar kian
berkembang, anak bisa diberikan stimulasi kinestetik. Ia mencontohkan beberapa
hal seperti berjalan atau berlari zigzag, berjalan dan berlari mundur untuk
mengembangkan otak kanan, melompat dengan dua kaki ke berbagai arah, menendang
bola dengan kaki kanan atau kiri ke berbagai arah, melempar bola ke berbagai
arah dengan bola sedang sampai kecil, melempar bola ke sasaran seperti huruf,
angka, atau gambar, menangkap bola dari berbagai arah, bermain bulutangkis, mencoret-coret
berbagai bentuk geometri untuk mengembangkan otak kiri dan kanan, serta
menggerakkan kedua tangan dan kaki dengan memukul drum mainan.
Usia 4 - 6 tahun => pada usia ini anak
mampu melipat kertas menjadi bentuk segitiga, dapat secara tepat menggambar
bentuk kotak, huruf, dan angka. Dalam permainan ia sudah bisa menangkap bola
kecil dan melemparkannya kembali dengan lebih baik. Bahkan ia sudah bisa
berjalan meniti garis lurus. Untuk usia ini anak juga dapat melipat,
menggunting sesuai pola, menyusun mainan konstruksi bangunan, mewarnai lebih
rapi tidak keluar garis, dan meniru tulisan. Pada usia 5-6 tahun, hampir
seluruh gerak kinestetiknya dapat dilakukan dengan efisien dan efektif.
Gerakannya pun sudah terkoordinasi dengan baik. Namun, pada anak kelompok usia
ini lebih menyukai permainan yang tidak banyak melibatkan motorik kasar. Mereka
lebih menyukai permainan yang menggunakan kemampuan berpikir seperti bermain
puzzle, balok, bongkar pasang mobil, serta mulai tertarik pada games di
komputer maupun play station.
Tabel
Usia
|
Kemp.motorik halus
|
Bentuk stimulasi
|
1-2 tahun
Usia 2-3 tahun
Usia 3-4 tahun
Usia 4-6 tahun
|
·
mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk
·
membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
·
menyusun menara dari balok
·
memindahkan air dari gelas ke gelas lain
·
belajar memakai kaus kaki sendiri
·
menyalakan TV dan bermain remote
·
belajar mengupas pisang
·
mencoret-coret dengan 1 tangan
menggambar garis tak beraturan
·
memegang pensil
·
belajar menggunting
·
mengancingkan baju
dan memakai baju sendiri
·
menggambar manusia
·
mencuci tangan sendiri
·
membentuk benda dari plastisin
·
membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
·
menggunting dengan cukup baik
·
melipat amplop
·
membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
·
memasikkan benang ke lubang besar
|
·
Menjumput kismis
Berikan buku tulis
atau bacaan
·
Berikan balok
Berikan 2 gelas dan air
·
Biarkan anak memakai kaos kaki sendiri
·
Memencet tombol TV
·
Berikan anak buah pisang
·
Berikan anak pensil dan kertas
Berikan buku gambar dan pensil
·
Berikan pensil
·
Berikan gunting dan kertas
·
Suruh
anak mengancing pakaiannya sendiri
·
Berikan pensil dan buku gambar
·
Perintah anak untuk ke wastafel dan cuci tangan
·
Berikan plastisin
Berikan anak kertas dan pensil
·
Berikan gunting
Berikan anak kertas lipat
·
Berikan anak gelas yang berisi air
·
Berikan anak benang dan balok yang berlubang suruh anak memasukan
|
BAB III
KESIMPULAN
Motorik adalah terjemahan dari kata “motor”
yang menurut Gallahue adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan
terjadinya suatu gerak.
motorik halus adalah gerakan yang menggunakan
otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda
dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan
sebagainya.
Perkembangan
fisik/motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. karena keterampilan motorik halus membutuhkan
kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian, dan koordinasi
ototo tubuh yang satu dengan yang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Samsudin, Pembelajaran
Motorik Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta; Litera Prenada Media Group, 2008.
Diposkan oleh Mistriyanti_Ajah di 4/13/2012 03:46:00 PM 

0 komentar