Psikodiagnostika
Tes Kepribadian
A. Construction
Technique
Construction
Technique adalah sebuah teknik atau metode dimana subyek menafsirkan
figuremanusia dengan creation method (cerita). Figure digambarkan atau
diceritakan dari gambar yang sudah ada. Disebut Construction karena testee diminta untuk menafsirkan stimulus yang sudah ada
yaitu berupa gambar-gambar.
1)
TAT
(The Thematic Appreception Test)
TAT dikembangkan oleh Henry Murray dan Cristina D. Morgan
di Klinik Psikological Harvad. Tes ini awalnya didesain untuk menilai konsep
tentang kebutuhan dan tekanan yang merupakan elemen utama dalam teori
kepribadian Murray.
2)
CAT
(children’s Appreception Test)
Children’s Appreception Test adalah tes kepribadiaan
individual untuk anak usia 3 sampai 10 tahun. CAT bertujuan untuk mengukur
kepribadian dan sifat pada anak-anak pra-pubertas.
CAT terdiri dari 10 gambar binatang dengan memiliki sifat
manusia-sosial seperti bermain games atau pun tidur. Versi ini dikenal dengan
nama CAT atau CAT-A (for animal). CAT-A menggunakan gambar binatang dengan
asumsi bahwa anak kecil dapat mempersepsi gambar binatang secara lebih baik
dibandingkan dengan gambar manusia. Tiap gambar presentasikan oleh tes
administrator dalam bentuk kartu. Test ini tidak terbatas waktunya, namun
biasanya menghabiskan 20-30 menit.
B. Expression
Technique
Expression Technique adalah sebuah tehnik atau metode
dimana subyek ditempatkan pada kondisi dimana mereka dapat mengekspresikan diri
mereka melalui menggambar di selembar kertas kosong dengan stimulus berupa
perintah dari tester yang meminta testee untuk menggambar orang,pohon, dan/atau
rumah. Disebut expression karena testee bebas mengekspresikan apapun yang ia
inginkan yang dapat ia tuangkan ke dalam gambarnya.
1)
DAP
(Draw A person)
Berikut ini adalah beberapa dasar
pemikiran DAP:
1. Kepala
2. Wajah
3. Ekspresi Wajah
4. Rambut
5. Leher
6. Bahu
7. Lengan dan Tangan
8. Jari Tangan
9.Tungkai Kaki dan Kaki
10. Jari Kaki
11. Pakaian
Berikut ini adalah beberapa Hipotesis
interpretative yang di buat oleh Machover :
Tanda
|
Hipotesis
Arti Interpretative
|
Ukuran besar kepala yang tidak
proporsional
|
Penyakit otak organic, operasi
otak sebelumnya, menderita sakit kepala
|
Penghilangan sengaja terhadap
unsure-unsur wajah
|
Pengelakan tentang konflik relasi
interpersonal yang tinggi
|
Mulut yang digambar dengan garis
yang tebal
|
Agresi verbal, suka mengkritik,
dan terkadang kepribadiannya sadis
|
Dahu yang diubah, dihapus, atau
dipertebal
|
Kompensasi atas kelemahan,
kebimbangan, dan ketakutan akan tanggung jawab
|
Mata laki-laki yang besar dengan
alis
|
Laki-laki yang cenderung
homoseksual, dan biasanya sangat ekstravert
|
Rambut, misalnya jenggot
|
Indikasi atas perjuangan akana
maskulinitas (kejantanan)
|
Leher yang digambarkan tegas
|
Terganggu dengan kurangnya
control atas impuls
|
Jari telunjuk dan/atau jempol
yang mencolok
|
Terbiasa dengan masturbasi
|
Indikasi anatomis organ internal
|
Ditemukan dalam pasien yang schizophrenia atau manic yang aktif (mood disorder)
|
2)
HTP
(House-Tree-Person)
HTP merupakan tes proyektif yang menggunakan freehand drawing dari rumah, pohon, dan
orang (Buck, 1948, 1981). Testee
diberikan kebebasan yang hamper penuh dengan membuat sketsa ketiga objek,
pensil dan crayon secara terpisah dianjurkan. Meskipun testee bisa mengimprovisasi tes HTP dengan beberapa kertas kosong,
Buck merekomendasikan untuk menggunakan empat halaman drawing form dengan informasi identifikasi pada halaman pertama.
Halaman dua, tiga, dan empat berjudul House
(rumah), Tree (pohon), dan Person (orang). Dua drawing form dibutuhkan untuk setiap testee, satu untuk gambar dengan pensil dan satu untuk gambar
dengan crayon. Buck juga menyediakan 4 halaman form untuk fase interogasi postdrawing,
yang terdiridari 60 pertanyaan yang dirancang untuk memperolah opini testee
tentang elemen gambarnya. Beberapa praktisi merasa bahwa fase interogasi postdrawing tida sebanding dengan usaha
yang lama. Dan juga, nilai atau makna dari menggambar dengan crayon yang
terpisah jug masih dipertanyakan.
C. WARTEGG
Wartegg Zeihen Test (WZT) adalah sebuah tes proyeksi
sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang
dibatasi garis tebal tes ini dapat diberikan secara kelompok maupun individual.
Tes Wartegg merupakan tes proyektif nonverbal dengan materi tes berupa stimulus
blank yang akan memunculkan respon berupa hasil gambar yang merupakan proyeksi
dari dalam diri individu. Tujuan Wartegg adalah untuk mengetahui kepribadian testee dari cara menggambar dan apa yang
testee gambar.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
pelaksanaan tes, yaitu:
1. Ruang
tes harus bersih dari segala benda dan hiasan dinding yang dapat memecahkan
perhatian subjek.
2. Dalam
penyajian kelompok harus dijaga agar tidak terjadi penjiplakan dan peniruan
antar sesame subjek.
3. Alas
kertas gambar haruslah digunakan selembar kertas yang agak tebal.
4. Pensil
yang digunakan tidak boleh yang terlalu keras atau terlalu lunak, terlalu
runcing/terlalu tumpul. Pensil yang paling cocok adalah pensil nomor 2.
5. Karet
penghapus.
Saat pelaksanaan, tester harus melakukan
hal-hal berikut ini:
1. Tester
mengajak testee berbicara supaya lebih rileks.
2. Tester
memberikan dukungan kepada subjek.
3. Tester
member petunjuk cara mengerjakan.
4. Mencatat
waktu tanpa sepengetahuan subjek.
5. Mengobservasi
situasi testing.
6. Memelihara
rasa bebas yang dimiliki subjek.
7. Tester
meminta subjek menjelaskan gambar yang dibuatnya.
8. Tes
berakhir setelah gambar selesai dibuat dan tetap menjaga komunikasi yang
terpusat pada gambar.
Tes Inteligensi
Origins
and Characteristics of Group Test
A. Asal
Tes Kelompok
B. Differences
between Group and Individual Test
Perbedaan antara tes kelompok dan individual, tes kelompok
dan tes individual dibandingkan dalam 5
bagian
1. Pilihan
ganda VS Open-ended format (format pertanyaan terbuka dan tertutup)
2. Penyekoran
objektif VS Penyekoran Penguji
3. Kelompok
VS Individu (Pengelolan)
4. Pengayaan
VS Perbaikan
5. Besar
VS Ukuran Standar Sample
C. Keuntungan
dan Kerugian dari Test Grup
Metode kelompok memiliki waktu presentasi tertentu pada
ekonomi: kelas 50 atau 100 anak dapat mengikuti tes dalam waktu kurang dari
satu perlima puluh atau seperseratus dari waktu yang dibutuhkan untuk mengelola
tes yang sama secara individual. Sekali lagi, dalam studi banding tertentu,
misalnya pengaruh liburan pada hari minggu, efisiensi mental anak-anak sekolah
menjadi penting bahwa semua S harus mengambil tes pada saat yang sama. Di sisi
lain, hamper beberapa S dalam setiap kelompok, untuk satu alasan atau lainnya,
gagal dalam mengikuti intruksi atau untuk melaksanakan tes yang terbaik dari
kemampuan mereka. Metode individual memungkinkan E untuk mendeteksi kasus ini
dan secara umum dengan latihan pengawasan pribadi, seperti yang disebutkan di
atas, informasi yang penting mengenai sikap S terhadap tes.
Dalam pengujian jumlah kelompok menimbulkan
2 risiko terkait.
1. Beberapa
peserta akan dinilai jauh di bawah kemampuan dasar mereka.
2. Nilai
yang tidak valid tidak akan diakui, dengan konsekuensinya yang tidak diinginkan
bagi para peserta ujian atipikal.
Multidimensional
Aptitude Battery (MAB)
Dipublikasikan pada tahun 1984 dan
dikembangkan oleh Douglas Jackson.
Aspek yang diukur :
MAB adalah tes kemampuan bakat kelompok atau individu yang
dirancang untuk menilai bakat yang sama dengan WAIS-R. Tes MAB ini dirancang
untuk alat pengetesan orang yang sudah dewasa, usia 16 tahun ke atas.
Bentuk soal :
·
Berisi 5 tes skala verbal dan 5 tes
skala performansi yang bentuknya sangat mirip dengan subtes-subtes skala WAIS,
namun dalam format tertulis.
·
Subtest dengan blok design dari WAIS-R
telah digantikan dengan subtest daya ruang (special).
·
MAB menilai 10 domain yang berbeda dari
fungsi intelektual manusia, dikelompokkan menjadi dua kategori yang lebih luas,
sebagai berikut:
ü Verbal
: Information, Comprehension, Arithmetic, Similarities, Vocabulary.
ü Performance
: Digit Symbol, Picture Completion, Spatial, Picture Arrangement, Object
Assembly.
Shipley
Institute of Living Scale (SILS)
SILS juga dikenal sebagai Shipley-Hartford. SILS terdiri
dari 2 subyek, kosakata dan abstraksi. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi
kerusakan intelektual organik dengan membandingkan kinerja pada kosakata dengan
kemampuan bagian abtraksi.
Aspek yang diukur:
SILS digunakan sebagai tes penyaringan pada tingkat
kecerdasan, validitas instrument ini sangat terkait dengan kemampuannya untuk
memprediksi IQ Skala Penuh dari tes individu seperti WAIS atau WAIS-R.
Bentuk soal:
SILS terdiri dari 40 soal pilihan ganda kosakata dan 20
pemikiran abstrak. Setiap item mencetak benar atau salah. Perhitungan item
abstrak yang ganda, sehingga maksimal pada setiap setengah dari tes ini adalah
40 poin. Tugas ujian bagian kosakata ini
begitu memilih sinonim kata dari 4 alternatif. 40 item seperti berikut:
ü SHIP house tree fork boat
ü INANE fat timely silly dry
Pada item abstraksi terdiri dari
rentetan angka atau kata yang diikuti dengan bagian yang kosong untuk dijawab.
Contohnya:
ü A
B D G K __
ü Bog
hob mars tram 2 6 8 __ __ __
ü 135
34152 12 __
Multilevel Battery : The Cognitive
Abilitas Test (CogAT)
Dalam serangkaian test CogAt para
subjek dibagi dalam kelompok berdasarkan umur dan usianya, namun dalam tes ini
juga mengadung beberapa konten umum sebab perbedaan antara usia dan tingkat
kelas yang saling berdekatan.
Aspek yang diukur:
“Multilevel Battery” dianggap paling
cocok untuk mengukur kesiapan siswa dalam hal belajar di sekolah. Tes CogAT
merupakan salah satu tes yang digunakan untuk menilai kemampuan belajar, dalam
pembuatan tes ini Psikometrinya harus saling berkaitan dengan masalah yang
jelas. Contoh : usia sekolah subjek dan kemampuan intelektualnya pasti
berkaitan. Tes ini biasanya digunakan oleh observer untuk menilai kemampuan
kognitif siswa disekolah dasar.
Culture Fair Intelligence (CFIT)
CFIT digunakan untuk mengukur
kecerdasan atau kemampuan dan juga kognitif seseorang dengan pengukuran non
verbal.
Aspek yang diukur:
ü Skala
1 : untuk anak-anak 4-8 tahun dan orang dewasa yang mengalami gangguan psikis
(klinis)
ü Skala
2 : untuk orang dewasa yang inteligensinya dibawah normal dan anak-anak usia
8-12 tahun
ü Skala
3 : untuk usia sekolah lanjutan atas (SMA) dan orang dewasa yang kemampuan
inteligensinya diatas rata-rata.
Bentuk soal :
Terdiri dari 4 subtest
NO
|
Nama subtest
|
Jumlah soal
|
Batas Waktu
|
1
|
Seri
|
12
soal
|
3
menit
|
2
|
Klasifikasi
|
14
soal
|
4
menit
|
3
|
Matrik
|
12
soal
|
3
menit
|
4
|
Kondisi
|
8
soal
|
2,5
menit
|
Jml
|
Seluruhnya
|
46 soal
|
12,5 menit
|
Bentuk
soal berupa buku soal dan lembar jawaban yang terpisah.
Keuntungan dari test CFIT:
ü Merupakan
alat ukur yang dapat dipercaya untuk mengetahui “kemampuan umum” seseorang
dengan waktu yang relative singkat.
ü Dapat
dipergunakan secara klasikal/kelompok yang terdiri dari 20-30 orang dalam satu
kelas yang dipimpin oleh 1 tester.
Raven Progressive Matrices (RPM)
Diciptakan oleh J.C. Raven pada
tahun 1938.
Aspek yang diukur:
Raven Progressive Matrices adalah tes
non-verbal yang dirancang untuk mengukur kemampuan mngerti dan melihat hubungan
stimulus-stimulus yang disajikan serta dapat mengembangkan pola pikir secara
sistematis. Sebagian besar tes ini menggunakan faktor “g”.
Raven Progressive Matrices terdiri dari 3
tes:
1. Standard
Progressive Matrices (SPM)
2. Coloured
Progressive Matrices (CPM)
3. Advanced
Progressive Matrices (APM)
Bias Tes
1. The Question of Test Bias
(Pertanyaan dari Bias tes)
ü The
Test Bias Controversy
Kontroversi tes bias berasal dari
perbedaan rata-rata IQ dari beragam ras dan kelompok etnis serta perbedaan
jenis kelamin.
ü Criteria
of Test Bias and Test Fairness
ü The
Technical Meaning of Test Bias : A Definition
Salah satu cara yang berguna untuk
memeriksa tes bias adalah dari teknik prespektif ketika mendapatkan
kesimpulannya dengan tepat, berarti, dan berguna.
Bias
adalah waktu kini saat skor tes mempunyai arti atau implikasi untuk mengingat
pengambilan tes. Demikian, bias adalah diferensiasi valditas yang di berikan
dari intepretasi skor tes untuk ditegaskan, (cole and moss 1989) mungkin contoh
yang kongkrit akan membantu mengklarifikasi definisinya.
ü Bias
in Contect Validity
Bias pada konteks validitas mungkin
adalah kritik yang paling biasa oleh seorang yang mencela kegunaan dengan
menstandarisasi tes dari kaum minoritas (Hilliard 1984 ; Jarkson 1975 ; Wiliam
1974). Secara khas, kritik mempercayakan atas keputusan ahli saat mereka
mempercayakan secara rinci satu atau lebih dengan mengikuti kritik berkonten
pada validitas dari kemampuan tes.
2. Genetic and Environment
Determinants of Intelligence
ü Genetic
Contribution to Intelligence
Berdasarkan penelitian pada dekata ini tentang
adopsi, keluarga, dan orang yang kembar (twins), menunjukkan bahwa genetic
merupakan faktor penting penentu tingkat inteligensi seseorang dengan diukur
menggunakan tes IQ.
ü Environmental
Effect : Impoverishment and Enrichment
Vernon (1979) telah mengkaji studi awal
dalam lingkungan yang tidak kondusif, mencatat bahwa anak-anak dibesarkan dalam
kondisi di mana menrima sedikit atau tidak ada kontak manusia yang dapat
menunjukkan perbaikan yang mencolok dalam IQ-sebanyak 30 samapai 50 poin – saat
ditransfer ke lingkungan yang lebih normal. Namun, kita harus menganggap
penelitian dengan beberapa sikap skeptisisme, karena kondisi yang tidak
kopndusif di mana tes awal diberikan.
ü Teratogenic
effecton Intelligence and Development
ü Dalam
perkembangan janin normal, janin dilindungi dari lingkungan eksternal oleh
plasenta. Organ pembuluh darah dalam rahim melalui janin juga dipelihara.
Namun, beberapa zat yang dikenal sebagai teratogen melintasi penghalang
plasenta dan menyebabkan determities fisik pada janin. Macam-macam teratogensis
yang berpotensi hamper tak terbatas mencakup obar resep, hormon, obat-obatan
terlarang, merokok, alcohol, radiasi, bahan kimia beracun, dan infeksi virus
(Berk, 1989, Martin 1994).
ü Effect
of Enviromental Toxins on Intelligence
Bahan kimia industri yang berlebihan dapat merusak sistem
saraf sementara, atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen yang mempengaruhi
kecerdasan. Contoh : termasuk timah, merkuri, arsenik, talium, senyawa merkuri
organik, metal bromide, dan karbon disulfide (Lishman 1997).
3. Generational Changes In
Intelligence Test Scores
Flynn (1984, 1987) telah memetakan
data standardisasi dari edisi beruntun dari Stanford-Binetdan tes Wechesler
1932-1981 dan menemukan bahwa masing-masing edisi membentuk lebih tinggi dari
para pendahulunya, dalam jumlah keuntungan total kenaikan yang tampak dalam IQ
yang rata-rata 13,8 poin performa meningkat yang sama telah diamati dalam
berbagai Negara-negara industri lainnya dengan menggunkan tes seperti RPM.
TEST INTELIGENSI INDIVIDUAL ;
BINET, WAIS,WICS, TES INTELIGENSI PADA ANAK SEKOLAH
A. Inteligensi
Menurut beberapa tokoh, pengertian Inteligensi
adalah :
ü Binet
and Simon (1905)
The
ability to judge well, to understand well, to reason well.
Kemampuan
untuk menilai, memahami, dan dapat berpifir dengan baik.
ü Thorndike
(1921)
The
power of good responses from the point of view of truth or fact
Kemampuan dalam
pemberian respon yang baik dari inti pembicaraan mengenai kebenaran/ fakta.
1.
Teori Inteligensi
a. Galton
and Sensory Keenness
Teori
pertama tentang Inteligensi (akhir 1800 S)
Sir
Prancis Galton dan J.N Mckeen Cattell, keduanya meyakini bahwa Inteligensi dipengaruhi
oleh kemampuan penglihatan yang tajam. Mereka mengembangkan beberapa ukuran
penglihatan dalam percobaan yang kurang berhasil untuk mengukur inteligensi.
Contohnya adalah peralatan Reaction Time—Movement Time (RT-MT).
b. Spearman
and the g Factor
Awal
1900 S, Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi terdiri atas 2 macam :
a
single general factor (g) : peresapan faktor umum
c. Thurstone
and the Primary Mental Abilities
L.L
Thurstone lebih sepakat pada pandangan bahwa inteligensi terdiri dari 7 faktor
kelompok daripada sebuah faktor umum yang tunggal. Faktor-faktor tersebut adalah
:
1. Verbal
Comprehension : Pengukuran dengan vocabulary
2. Word
Fluency : Diukur pada banyak tes sebagai anagram (penukaran huruf dalam
kata-kata sehingga mempunyai arti yang lain).
3. Number
: kecepatan dan keakuratan dalam perhitungan aritmatik yang sederhana.
4. Space
: Kemampuan untuk memvisualisasikan bagaimana objek 3 dimensi akan muncul
apabila diputar atau sebagian dibongkar.
5. Associative
Memory: Kemampuan pada tugas memori
6. Perceptual
Speed : Klarifikasi yang sederhana, seperti mengecek pada kemiripsn dan perbedaan
dalam etail visual.
7. Inductive
Reasoning : Menemukan sebuah aturan, sebagai tes penyelesaian urutan nomor.
d. Raymond
Cattell and The Fluid/Crystallized Distinction
Raymond
Cattell mengemukakan bahwa inteligensi terdiri dari 2 faktor utama:
1. Fluid
Intelligence (gf) : kebanyakan berbentuk nonverbal dan secara relative bentuk
pengurangan budaya pada efisiensi jiwa.
2. Crystallized
Intelligence (gf) : Keterikatan secara tinggi dengan budaya dan digunakan untuk
tugas yang mana mensyaratkan sebuah pembelajaran atau tanggapan yang telah
menjadi kebiasaan.
e. Piaget
and Adaptation
Jean
Piaget mengemukakan bahwa skema (mengelompokkan pola dari perilaku/struktur
jiwa yang memimpin untuk mengetahui bagaimana melakukan sesuatu ) menyusun
kepada yang lebih baik dan kedewasaan yang lebih baij selama proses, yaitu
ekuilibrasi.
Perspektif
barunya meliputi :
-
Pemikiran anak-anak secara kualitatif
berbeda dari pemikiran orang dewasa.
-
Struktur psikologis ; skema, adalah
dasar utama untuk mengembangkan pengetahuan baru tentang dunia
-
4 tingkatan dalam perkembangan kognitif
1. Sensorimoto
(lahir-2 tahun)
2. Preoperational
(2-6 tahun)
3. Concrete
operational (7-12 tahun)
4. Formal
operational (12 tahun ke atas)
-
Asimiliasi : aplikasi dalam skema pada
suatu objek, orang, atau peristiwa.
-
Akomodasi : percobaan skema yang kurang
berhasil.
-
Ekuilibrium : Sebuah harmonisasi yang
bersifat tetap dan ekuilibrasi.
-
Konservasi nomer
f. Guilford
and the Structure of Intellect Model
J.P
Guilford (1967) mengemukakan sebuah struktur model intelektual untuk
menyimpulkan pandangannya pada beraneka segi sifat dasrdari inteligensi. IA
mengelompokkanya menjadi 3:
-
Operations : cognition, memory,
divergent production, convergent production, evaluation.
-
Contents : visual, auditory, symbolic,
semantic, behavioral.
-
Products : unit, class, relation,
system, transformation, implication.
g. Theory
of Simultaneous and Successive Processing
Luria
(1966) memfokuskan mekanisme tentang bagaimana informasi diproses, sering
disebut teori memproses informasi.
h. Intelligence
as a Biological Construct
Ertl
dan Schafer (1969) menemukan bahwa bentuk gelombang dalam AEP mempunyai lebih
banyak puncak dan lembah untuk subjek yang mempunyai IQ tinggi daripada untuk
subjek yang mempunyai IQ rendah.
i.
Gardner and the Theory of Multiple
Intelligences
H.
Gardner mengemukakan teori tentang macam-macam inteligensi berdasarkan
kelonggaran studi tentang otak dan
perilaku. Ia beragumen pada keberadaan 6 jenis inteligensi yang relative,
termasuk : linguistik, musical, logika, matematika, spasial, kinestetik tubuh,
diri personal. Tiga diantaranya sudah dikenal dengan baik, yaitu inteligensi
dalam hal linguistik, logika matematika, dan spasial.
j.
Sternberg and the Triaarchic Theory of
Intelligence
Sternberg (1985b,
1986,1994) mengambil lebih luas pandangan pada sifat dasar inteligensi dari
teori-teori yang sebelumnya. Teori Sternberg dikenal dengan triarchic (diatur
dalam 3 hal) karena ada 3 aspek dalam inteligensi : Componential intelligence,
Experiental intelligence, dan contextual intelligence.
B.
Tes Binet
Tes
Inteligensi Binet :
1.
Skala 1905 (Binet dan Simon)
è Terdiri
dari 30 masalah dengan urutan tingkat kesulitanmakin tinggi
è Tes
pada 50 anak normal (3-11 tahun), sejumlah anak bermental terbelakang, dan
orang dewasa
2.
Skala 1908 (Binet dan Simon)
è Jumlah
tes ditingkatkan
è Tes
dikelompokkan dalam tingkatan umur dari 300 anak normal (3-11 tahun)
3.
Skala 1911 (Binet dan Simon)
è Revisi
3, hanya berupa revisi kecil dan relokasi atas tes tes khusus
4.
Skala 1916 (Stanford-Binet, Termal dan Merrill)
è Standarisasinya
lebih baik (dari 1000 anak-anak dan 400 orang dewasa) dan konsep tentang IQ
sudah dikenalkan.
è Terlalu
banyak berfokus pada materi verbal.
5.
Skala 1937 (Stanford-Binet, Termal dan Merrill)
è Tes
terdiri dari 129 bagian
6.
Skala 1960 (Stanford-Binet, Termal dan Merrill)
è Bentuk
parallel dikombinasikan dengan bentuk tunggal (L-M)
7.
Skala 1972 (Thorndike)
è Standarisasi
ulang pada Stanford-Binet (ke-3) dalam 2100 subjek.
8.
Skala 1986 (Stanford-Binet, Thorndike, Hagen, dan Sattler)
è Melengkapi
kembali struktur salam tes menjadi 15 subtes.
0 komentar