­

Psikodiagnostika

by - 7:12 PM


Tes Kepribadian

A. Construction Technique
          Construction Technique adalah sebuah teknik atau metode dimana subyek menafsirkan figuremanusia dengan creation method (cerita). Figure digambarkan atau diceritakan dari gambar yang sudah ada. Disebut Construction karena testee diminta  untuk menafsirkan stimulus yang sudah ada yaitu berupa gambar-gambar.

1)   TAT (The Thematic Appreception Test)
          TAT dikembangkan oleh Henry Murray dan Cristina D. Morgan di Klinik Psikological Harvad. Tes ini awalnya didesain untuk menilai konsep tentang kebutuhan dan tekanan yang merupakan elemen utama dalam teori kepribadian Murray.
2)   CAT (children’s Appreception Test)
          Children’s Appreception Test adalah tes kepribadiaan individual untuk anak usia 3 sampai 10 tahun. CAT bertujuan untuk mengukur kepribadian dan sifat pada anak-anak pra-pubertas.
          CAT terdiri dari 10 gambar binatang dengan memiliki sifat manusia-sosial seperti bermain games atau pun tidur. Versi ini dikenal dengan nama CAT atau CAT-A (for animal). CAT-A menggunakan gambar binatang dengan asumsi bahwa anak kecil dapat mempersepsi gambar binatang secara lebih baik dibandingkan dengan gambar manusia. Tiap gambar presentasikan oleh tes administrator dalam bentuk kartu. Test ini tidak terbatas waktunya, namun biasanya menghabiskan 20-30 menit.

B. Expression Technique
          Expression Technique adalah sebuah tehnik atau metode dimana subyek ditempatkan pada kondisi dimana mereka dapat mengekspresikan diri mereka melalui menggambar di selembar kertas kosong dengan stimulus berupa perintah dari tester yang meminta testee untuk menggambar orang,pohon, dan/atau rumah. Disebut expression karena testee bebas mengekspresikan apapun yang ia inginkan yang dapat ia tuangkan ke dalam gambarnya.
1)   DAP (Draw A person)
          Berikut ini adalah beberapa dasar pemikiran DAP:
          1. Kepala
          2. Wajah
          3. Ekspresi Wajah
          4. Rambut
          5. Leher
          6. Bahu
          7. Lengan dan Tangan
          8. Jari Tangan
          9.Tungkai Kaki dan Kaki
          10. Jari Kaki
          11. Pakaian

     Berikut ini adalah beberapa Hipotesis interpretative yang di buat oleh Machover :
Tanda
Hipotesis Arti Interpretative
Ukuran besar kepala yang tidak proporsional
Penyakit otak organic, operasi otak sebelumnya, menderita sakit kepala
Penghilangan sengaja terhadap unsure-unsur wajah
Pengelakan tentang konflik relasi interpersonal yang tinggi
Mulut yang digambar dengan garis yang tebal
Agresi verbal, suka mengkritik, dan terkadang kepribadiannya sadis
Dahu yang diubah, dihapus, atau dipertebal
Kompensasi atas kelemahan, kebimbangan, dan ketakutan akan tanggung jawab
Mata laki-laki yang besar dengan alis
Laki-laki yang cenderung homoseksual, dan biasanya sangat ekstravert
Rambut, misalnya jenggot
Indikasi atas perjuangan akana maskulinitas (kejantanan)
Leher yang digambarkan tegas
Terganggu dengan kurangnya control atas impuls
Jari telunjuk dan/atau jempol yang mencolok
Terbiasa dengan masturbasi
Indikasi anatomis organ internal
Ditemukan dalam pasien yang schizophrenia atau manic yang aktif (mood disorder)

     2) HTP (House-Tree-Person)
          HTP merupakan tes proyektif yang menggunakan freehand drawing dari rumah, pohon, dan orang (Buck, 1948, 1981). Testee diberikan kebebasan yang hamper penuh dengan membuat sketsa ketiga objek, pensil dan crayon secara terpisah dianjurkan. Meskipun testee bisa mengimprovisasi tes HTP dengan beberapa kertas kosong, Buck merekomendasikan untuk menggunakan empat halaman drawing form dengan informasi identifikasi pada halaman pertama. Halaman dua, tiga, dan empat berjudul House (rumah), Tree (pohon), dan Person (orang). Dua drawing form dibutuhkan untuk setiap testee, satu untuk gambar dengan pensil dan satu untuk gambar dengan crayon. Buck juga menyediakan 4 halaman form untuk fase interogasi postdrawing, yang terdiridari 60 pertanyaan yang dirancang untuk memperolah opini testee tentang elemen gambarnya. Beberapa praktisi merasa bahwa fase interogasi postdrawing tida sebanding dengan usaha yang lama. Dan juga, nilai atau makna dari menggambar dengan crayon yang terpisah jug masih dipertanyakan.
C. WARTEGG
          Wartegg Zeihen Test (WZT) adalah sebuah tes proyeksi sederhana yang berupa setengah kertas ukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi garis tebal tes ini dapat diberikan secara kelompok maupun individual. Tes Wartegg merupakan tes proyektif nonverbal dengan materi tes berupa stimulus blank yang akan memunculkan respon berupa hasil gambar yang merupakan proyeksi dari dalam diri individu. Tujuan Wartegg adalah untuk mengetahui kepribadian testee dari cara menggambar dan apa yang testee gambar.

     Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum pelaksanaan tes, yaitu:
1.      Ruang tes harus bersih dari segala benda dan hiasan dinding yang dapat memecahkan perhatian subjek.
2.      Dalam penyajian kelompok harus dijaga agar tidak terjadi penjiplakan dan peniruan antar sesame subjek.
3.      Alas kertas gambar haruslah digunakan selembar kertas yang agak tebal.
4.      Pensil yang digunakan tidak boleh yang terlalu keras atau terlalu lunak, terlalu runcing/terlalu tumpul. Pensil yang paling cocok adalah pensil nomor 2.
5.      Karet penghapus.

     Saat pelaksanaan, tester harus melakukan hal-hal berikut ini:
1.      Tester mengajak testee berbicara supaya lebih rileks.
2.      Tester memberikan dukungan kepada subjek.
3.      Tester member petunjuk cara mengerjakan.
4.      Mencatat waktu tanpa sepengetahuan subjek.
5.      Mengobservasi situasi testing.
6.      Memelihara rasa bebas yang dimiliki subjek.
7.      Tester meminta subjek menjelaskan gambar yang dibuatnya.
8.      Tes berakhir setelah gambar selesai dibuat dan tetap menjaga komunikasi yang terpusat pada gambar.
Tes Inteligensi

Origins and Characteristics of Group Test

A. Asal Tes Kelompok

B. Differences between Group and Individual Test
          Perbedaan antara tes kelompok dan individual, tes kelompok dan tes individual dibandingkan  dalam 5 bagian
1.      Pilihan ganda VS Open-ended format (format pertanyaan terbuka dan tertutup)
2.      Penyekoran objektif VS Penyekoran Penguji
3.      Kelompok VS Individu (Pengelolan)
4.      Pengayaan VS Perbaikan
5.      Besar VS Ukuran Standar Sample

C. Keuntungan dan Kerugian dari Test Grup
          Metode kelompok memiliki waktu presentasi tertentu pada ekonomi: kelas 50 atau 100 anak dapat mengikuti tes dalam waktu kurang dari satu perlima puluh atau seperseratus dari waktu yang dibutuhkan untuk mengelola tes yang sama secara individual. Sekali lagi, dalam studi banding tertentu, misalnya pengaruh liburan pada hari minggu, efisiensi mental anak-anak sekolah menjadi penting bahwa semua S harus mengambil tes pada saat yang sama. Di sisi lain, hamper beberapa S dalam setiap kelompok, untuk satu alasan atau lainnya, gagal dalam mengikuti intruksi atau untuk melaksanakan tes yang terbaik dari kemampuan mereka. Metode individual memungkinkan E untuk mendeteksi kasus ini dan secara umum dengan latihan pengawasan pribadi, seperti yang disebutkan di atas, informasi yang penting mengenai sikap S terhadap tes.
     Dalam pengujian jumlah kelompok menimbulkan 2 risiko terkait.
1.      Beberapa peserta akan dinilai jauh di bawah kemampuan dasar mereka.
2.      Nilai yang tidak valid tidak akan diakui, dengan konsekuensinya yang tidak diinginkan bagi para peserta ujian atipikal.


Multidimensional Aptitude Battery (MAB)
     Dipublikasikan pada tahun 1984 dan dikembangkan oleh Douglas Jackson.

     Aspek yang diukur :
          MAB adalah tes kemampuan bakat kelompok atau individu yang dirancang untuk menilai bakat yang sama dengan WAIS-R. Tes MAB ini dirancang untuk alat pengetesan orang yang sudah dewasa, usia 16 tahun ke atas.
     Bentuk soal :
·         Berisi 5 tes skala verbal dan 5 tes skala performansi yang bentuknya sangat mirip dengan subtes-subtes skala WAIS, namun dalam format tertulis.
·         Subtest dengan blok design dari WAIS-R telah digantikan dengan subtest daya ruang (special).
·         MAB menilai 10 domain yang berbeda dari fungsi intelektual manusia, dikelompokkan menjadi dua kategori yang lebih luas, sebagai berikut:
ü  Verbal : Information, Comprehension, Arithmetic, Similarities, Vocabulary.
ü  Performance : Digit Symbol, Picture Completion, Spatial, Picture Arrangement, Object Assembly.


Shipley Institute of Living Scale (SILS)
          SILS juga dikenal sebagai Shipley-Hartford. SILS terdiri dari 2 subyek, kosakata dan abstraksi. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi kerusakan intelektual organik dengan membandingkan kinerja pada kosakata dengan kemampuan bagian abtraksi.

     Aspek yang diukur:
          SILS digunakan sebagai tes penyaringan pada tingkat kecerdasan, validitas instrument ini sangat terkait dengan kemampuannya untuk memprediksi IQ Skala Penuh dari tes individu seperti WAIS atau WAIS-R.
     Bentuk soal:
          SILS terdiri dari 40 soal pilihan ganda kosakata dan 20 pemikiran abstrak. Setiap item mencetak benar atau salah. Perhitungan item abstrak yang ganda, sehingga maksimal pada setiap setengah dari tes ini adalah 40 poin.  Tugas ujian bagian kosakata ini begitu memilih sinonim kata dari 4 alternatif. 40 item seperti berikut:
ü  SHIP                 house     tree    fork   boat
ü  INANE   fat     timely    silly   dry

          Pada item abstraksi terdiri dari rentetan angka atau kata yang diikuti dengan bagian yang kosong untuk dijawab. Contohnya:
ü  A B D G K __
ü  Bog hob mars tram 2 6 8 __ __ __
ü  135 34152 12 __


Multilevel Battery : The Cognitive Abilitas Test (CogAT)
          Dalam serangkaian test CogAt para subjek dibagi dalam kelompok berdasarkan umur dan usianya, namun dalam tes ini juga mengadung beberapa konten umum sebab perbedaan antara usia dan tingkat kelas yang saling berdekatan.
     Aspek yang diukur:
          “Multilevel Battery” dianggap paling cocok untuk mengukur kesiapan siswa dalam hal belajar di sekolah. Tes CogAT merupakan salah satu tes yang digunakan untuk menilai kemampuan belajar, dalam pembuatan tes ini Psikometrinya harus saling berkaitan dengan masalah yang jelas. Contoh : usia sekolah subjek dan kemampuan intelektualnya pasti berkaitan. Tes ini biasanya digunakan oleh observer untuk menilai kemampuan kognitif siswa disekolah dasar.


Culture Fair Intelligence (CFIT)
          CFIT digunakan untuk mengukur kecerdasan atau kemampuan dan juga kognitif seseorang dengan pengukuran non verbal.
     Aspek yang diukur:
ü  Skala 1 : untuk anak-anak 4-8 tahun dan orang dewasa yang mengalami gangguan psikis (klinis)
ü  Skala 2 : untuk orang dewasa yang inteligensinya dibawah normal dan anak-anak usia 8-12 tahun
ü  Skala 3 : untuk usia sekolah lanjutan atas (SMA) dan orang dewasa yang kemampuan inteligensinya diatas rata-rata.

     Bentuk soal :
              Terdiri dari 4 subtest
NO
Nama subtest
Jumlah soal
Batas Waktu
1
Seri
12 soal
3 menit
2
Klasifikasi
14 soal
4 menit
3
Matrik
12 soal
3 menit
4
Kondisi
8 soal
2,5 menit
Jml
Seluruhnya
46 soal
12,5 menit
Bentuk soal berupa buku soal dan lembar jawaban yang terpisah.

     Keuntungan dari test CFIT:
ü  Merupakan alat ukur yang dapat dipercaya untuk mengetahui “kemampuan umum” seseorang dengan waktu yang relative singkat.
ü  Dapat dipergunakan secara klasikal/kelompok yang terdiri dari 20-30 orang dalam satu kelas yang dipimpin oleh 1 tester.


Raven Progressive Matrices (RPM)
              Diciptakan oleh J.C. Raven pada tahun 1938.

     Aspek yang diukur:
          Raven Progressive Matrices adalah tes non-verbal yang dirancang untuk mengukur kemampuan mngerti dan melihat hubungan stimulus-stimulus yang disajikan serta dapat mengembangkan pola pikir secara sistematis. Sebagian besar tes ini menggunakan faktor “g”.
     Raven Progressive Matrices terdiri dari 3 tes:
1.      Standard Progressive Matrices (SPM)
2.      Coloured Progressive Matrices (CPM)
3.      Advanced Progressive Matrices (APM)


Bias Tes
1. The Question of Test Bias (Pertanyaan dari Bias tes)
ü  The Test Bias Controversy
       Kontroversi tes bias berasal dari perbedaan rata-rata IQ dari beragam ras dan kelompok etnis serta perbedaan jenis kelamin.
ü  Criteria of Test Bias and Test Fairness
ü  The Technical Meaning of Test Bias : A Definition
       Salah satu cara yang berguna untuk memeriksa tes bias adalah dari teknik prespektif ketika mendapatkan kesimpulannya dengan tepat, berarti, dan berguna.
       Bias adalah waktu kini saat skor tes mempunyai arti atau implikasi untuk mengingat pengambilan tes. Demikian, bias adalah diferensiasi valditas yang di berikan dari intepretasi skor tes untuk ditegaskan, (cole and moss 1989) mungkin contoh yang kongkrit akan membantu mengklarifikasi definisinya.
ü  Bias in Contect Validity
       Bias pada konteks validitas mungkin adalah kritik yang paling biasa oleh seorang yang mencela kegunaan dengan menstandarisasi tes dari kaum minoritas (Hilliard 1984 ; Jarkson 1975 ; Wiliam 1974). Secara khas, kritik mempercayakan atas keputusan ahli saat mereka mempercayakan secara rinci satu atau lebih dengan mengikuti kritik berkonten pada validitas dari kemampuan tes.

2. Genetic and Environment Determinants of Intelligence
ü  Genetic Contribution to Intelligence
       Berdasarkan penelitian pada dekata ini tentang adopsi, keluarga, dan orang yang kembar (twins), menunjukkan bahwa genetic merupakan faktor penting penentu tingkat inteligensi seseorang dengan diukur menggunakan tes IQ.
ü  Environmental Effect : Impoverishment and Enrichment
       Vernon (1979) telah mengkaji studi awal dalam lingkungan yang tidak kondusif, mencatat bahwa anak-anak dibesarkan dalam kondisi di mana menrima sedikit atau tidak ada kontak manusia yang dapat menunjukkan perbaikan yang mencolok dalam IQ-sebanyak 30 samapai 50 poin – saat ditransfer ke lingkungan yang lebih normal. Namun, kita harus menganggap penelitian dengan beberapa sikap skeptisisme, karena kondisi yang tidak kopndusif di mana tes awal diberikan.
ü  Teratogenic effecton Intelligence and Development
ü  Dalam perkembangan janin normal, janin dilindungi dari lingkungan eksternal oleh plasenta. Organ pembuluh darah dalam rahim melalui janin juga dipelihara. Namun, beberapa zat yang dikenal sebagai teratogen melintasi penghalang plasenta dan menyebabkan determities fisik pada janin. Macam-macam teratogensis yang berpotensi hamper tak terbatas mencakup obar resep, hormon, obat-obatan terlarang, merokok, alcohol, radiasi, bahan kimia beracun, dan infeksi virus (Berk, 1989, Martin 1994).
ü  Effect of Enviromental Toxins on Intelligence
       Bahan kimia industri yang berlebihan dapat merusak sistem saraf sementara, atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen yang mempengaruhi kecerdasan. Contoh : termasuk timah, merkuri, arsenik, talium, senyawa merkuri organik, metal bromide, dan karbon disulfide (Lishman 1997).

3. Generational Changes In Intelligence Test Scores
          Flynn (1984, 1987) telah memetakan data standardisasi dari edisi beruntun dari Stanford-Binetdan tes Wechesler 1932-1981 dan menemukan bahwa masing-masing edisi membentuk lebih tinggi dari para pendahulunya, dalam jumlah keuntungan total kenaikan yang tampak dalam IQ yang rata-rata 13,8 poin performa meningkat yang sama telah diamati dalam berbagai Negara-negara industri lainnya dengan menggunkan tes seperti RPM.



TEST INTELIGENSI INDIVIDUAL ; BINET, WAIS,WICS, TES INTELIGENSI PADA ANAK SEKOLAH

A. Inteligensi
     Menurut beberapa tokoh, pengertian Inteligensi adalah :
ü  Binet and Simon (1905)
The ability to judge well, to understand well, to reason well.
Kemampuan untuk menilai, memahami, dan dapat berpifir dengan baik.
ü  Thorndike (1921)
The power of good responses from the point of view of truth or fact
Kemampuan dalam pemberian respon yang baik dari inti pembicaraan mengenai kebenaran/ fakta.

1. Teori Inteligensi

a.       Galton and Sensory Keenness
Teori pertama tentang Inteligensi (akhir 1800 S)

Sir Prancis Galton dan J.N Mckeen Cattell, keduanya meyakini bahwa Inteligensi dipengaruhi oleh kemampuan penglihatan yang tajam. Mereka mengembangkan beberapa ukuran penglihatan dalam percobaan yang kurang berhasil untuk mengukur inteligensi. Contohnya adalah peralatan Reaction Time—Movement Time (RT-MT).
b.      Spearman and the g Factor
Awal 1900 S, Charles Spearman mengemukakan bahwa inteligensi terdiri atas 2 macam :
a single general factor (g) : peresapan faktor umum
c.       Thurstone and the Primary Mental Abilities
L.L Thurstone lebih sepakat pada pandangan bahwa inteligensi terdiri dari 7 faktor kelompok daripada sebuah faktor umum yang tunggal. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.    Verbal Comprehension : Pengukuran dengan vocabulary
2.    Word Fluency : Diukur pada banyak tes sebagai anagram (penukaran huruf dalam kata-kata sehingga mempunyai arti yang lain).
3.    Number : kecepatan dan keakuratan dalam perhitungan aritmatik yang sederhana.
4.    Space : Kemampuan untuk memvisualisasikan bagaimana objek 3 dimensi akan muncul apabila diputar atau sebagian dibongkar.
5.    Associative Memory: Kemampuan pada tugas memori
6.    Perceptual Speed : Klarifikasi yang sederhana, seperti mengecek pada kemiripsn dan perbedaan dalam etail visual.
7.    Inductive Reasoning : Menemukan sebuah aturan, sebagai tes penyelesaian urutan nomor.
d.     Raymond Cattell and The Fluid/Crystallized Distinction
Raymond Cattell mengemukakan bahwa inteligensi terdiri dari 2 faktor utama:
1.    Fluid Intelligence (gf) : kebanyakan berbentuk nonverbal dan secara relative bentuk pengurangan budaya pada efisiensi jiwa.
2.    Crystallized Intelligence (gf) : Keterikatan secara tinggi dengan budaya dan digunakan untuk tugas yang mana mensyaratkan sebuah pembelajaran atau tanggapan yang telah menjadi kebiasaan.
e.      Piaget and Adaptation
Jean Piaget mengemukakan bahwa skema (mengelompokkan pola dari perilaku/struktur jiwa yang memimpin untuk mengetahui bagaimana melakukan sesuatu ) menyusun kepada yang lebih baik dan kedewasaan yang lebih baij selama proses, yaitu ekuilibrasi.
Perspektif barunya meliputi :
-          Pemikiran anak-anak secara kualitatif berbeda dari pemikiran orang dewasa.
-          Struktur psikologis ; skema, adalah dasar utama untuk mengembangkan pengetahuan baru tentang dunia
-          4 tingkatan dalam perkembangan kognitif
1.      Sensorimoto (lahir-2 tahun)
2.      Preoperational (2-6 tahun)
3.      Concrete operational (7-12 tahun)
4.      Formal operational (12 tahun ke atas)
-          Asimiliasi : aplikasi dalam skema pada suatu objek, orang, atau peristiwa.
-          Akomodasi : percobaan skema yang kurang berhasil.
-          Ekuilibrium : Sebuah harmonisasi yang bersifat tetap dan ekuilibrasi.
-          Konservasi nomer
f.       Guilford and the Structure of Intellect Model
J.P Guilford (1967) mengemukakan sebuah struktur model intelektual untuk menyimpulkan pandangannya pada beraneka segi sifat dasrdari inteligensi. IA mengelompokkanya menjadi 3:
-          Operations : cognition, memory, divergent production, convergent production, evaluation.
-          Contents : visual, auditory, symbolic, semantic, behavioral.
-          Products : unit, class, relation, system, transformation, implication.
g.      Theory of Simultaneous and Successive Processing
Luria (1966) memfokuskan mekanisme tentang bagaimana informasi diproses, sering disebut teori memproses informasi.
h.      Intelligence as a Biological Construct
Ertl dan Schafer (1969) menemukan bahwa bentuk gelombang dalam AEP mempunyai lebih banyak puncak dan lembah untuk subjek yang mempunyai IQ tinggi daripada untuk subjek yang mempunyai IQ rendah.
i.        Gardner and the Theory of Multiple Intelligences
H. Gardner mengemukakan teori tentang macam-macam inteligensi berdasarkan kelonggaran studi tentang  otak dan perilaku. Ia beragumen pada keberadaan 6 jenis inteligensi yang relative, termasuk : linguistik, musical, logika, matematika, spasial, kinestetik tubuh, diri personal. Tiga diantaranya sudah dikenal dengan baik, yaitu inteligensi dalam hal linguistik, logika matematika, dan spasial.
j.        Sternberg and the Triaarchic Theory of Intelligence
Sternberg (1985b, 1986,1994) mengambil lebih luas pandangan pada sifat dasar inteligensi dari teori-teori yang sebelumnya. Teori Sternberg dikenal dengan triarchic (diatur dalam 3 hal) karena ada 3 aspek dalam inteligensi : Componential intelligence, Experiental intelligence, dan contextual intelligence.

B. Tes Binet
Tes Inteligensi Binet :
1. Skala 1905 (Binet dan Simon)
è Terdiri dari 30 masalah dengan urutan tingkat kesulitanmakin tinggi
è Tes pada 50 anak normal (3-11 tahun), sejumlah anak bermental terbelakang, dan orang dewasa
2. Skala 1908 (Binet dan Simon)
è Jumlah tes ditingkatkan
è Tes dikelompokkan dalam tingkatan umur dari 300 anak normal (3-11 tahun)
3. Skala 1911 (Binet dan Simon)
è Revisi 3, hanya berupa revisi kecil dan relokasi atas tes tes khusus
4. Skala 1916 (Stanford-Binet, Termal dan Merrill)
è Standarisasinya lebih baik (dari 1000 anak-anak dan 400 orang dewasa) dan konsep tentang IQ sudah dikenalkan.
è Terlalu banyak berfokus pada materi verbal.
5. Skala 1937 (Stanford-Binet, Termal dan Merrill)
è Tes terdiri dari 129 bagian
6. Skala 1960 (Stanford-Binet, Termal dan Merrill)
è Bentuk parallel dikombinasikan dengan bentuk tunggal (L-M)
7. Skala 1972 (Thorndike)
è Standarisasi ulang pada Stanford-Binet (ke-3) dalam 2100 subjek.
8. Skala 1986 (Stanford-Binet, Thorndike, Hagen, dan Sattler)
è Melengkapi kembali struktur salam tes menjadi 15 subtes.




You May Also Like

0 komentar