REVIEW JURNAL
A. Judul
:
Metode
Stimulasi dan Perkembangan Emosi
B. Jurnal
Volume dan Halaman :
Volume 39, No.
1, Hlm. 112 – 120
C. Penulis
:
Wisjnu
Martani1
D. Tanggal
:
Juni 2012
E. Tujuan
Penelitian :
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman guru terhadap cara memberikan stimulasi untuk perkembangan emosi anak usia dini.
F. Subjek
Penelitian :
Subjek
penelitian ini adalah sejumlah
30 orang Guru TK yang
berada di Kota Yogyakarta, mereka semua mengampu kelas, yang dalam setiap kelas terdiri 12 anak sampai dengan 25 anak dan berjenis kelamin perempuan, dengan latar belakang pendidikan yang bervariasi.
G. Metode Penelitian :
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Analisis dilakukan dengan pendekatan fenomenologis, observasi dan self report. Data yang terkumpul diidentifikasi berdasar ketiga komponen Developmental Appropriateness Practices (DAP).
H. Definisi
Operasional Variabel Penelitian :
Masa usia dini merupakan “golden
age period”,
artinya merupakan masa emas
untuk
seluruh aspek perkembangan
manusia,
baik fisik, kognisi emosi maupun
sosial.
Salah satu aspek perkembangan
yang
penting bagi anak usia dini adalah
aspek
emosi. Merangkum pendapat
Goleman,
Izard dan Ackerman, Le Doux,
(Hansen
& Zambo 2007) emosi adalah
perasaan
yang secara fisiologis dan psikologis dimiliki oleh anak dan digunakan untuk merespons
terhadap peristiwa yang terjadi
disekitarnya.
Emosi bagi anak usia dini merupakan hal yang
penting, karena dengan
emosi anak dapat memusatkan
perhatian,
dan emosi memberikan daya
bagi
tubuh serta mengorganisasi pikir
untuk
disesuaikan dengan kebutuhan. Takut adalah salah satu emosi yang digunakan
untuk ”survival”. Pada saat emosi takut muncul pada anak, maka anak menjadi
sadar terhadap lingkungan dan menimbulkan sikap hati-hati pada diri anak.
Senyum merupakan ekspresi emosi senang, dengan senyum anak akan mampu memberikan
tanda kepada sekitarnya tentang situasi yang dialami dan kebutuhan untuk
melakukan hubungan antar pribadi. Singkat kata emosi membantu anak sepanjang
waktu untuk bertahan dan berkomunikai dengan lingkungan. Emosi berkembang
sepanjang waktu, emosi pada anak usia dini berkembang dari yang sederhana
menjadi ke suatu kondisi yang lebih kompleks. Emosi berkembang sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan.
I. Teknik
Pengumpulan Data :
Data dikumpulkan
melalui:
1.
Wawancara
Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman guru terhadap cara stimulasi dan perkembangan emosi anak; digunakan wawancara: secara individual terhadap guru. Wawancara dilakukan berdasarkan panduan wawancara yang telah disusun.
2.
Observasi
Untuk memperoleh data tentang perilaku dan kegiatan subjek dalam proses pembelajaran dan pemberian stimulasi yang dilakukan di kelas. Observasi data ini digunakan juga untuk checking terhadap hasil wawancara dan self report.
3.
Self Report
Self report dilakukan dengan serangkaian pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga diperoleh informasi yang original berasal dari subjek penelitian.
J. Hasil
Penelitian :
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh subjek penelitian
melalui wawancara dan
self report (isian kuesioner terbuka), diperoleh hasil sebagai
berikut:
1.
Pemahaman guru tentang
stimulasi
Subjek
penelitian mengatakan paham
tentang
stimulasi dan pemberian stimulasi
dalam memberikan stimulasi
di
sekolah, disampaikan dalam tujuan
kurikulum
dengan membuat persiapan
untuk
kegiatan belajar mengajar
pada
hari itu atau yang dikenal
sebagai
SKH, serta mempersiapan alat
peraga
yang akan digunakan pada hari
itu,
mempersiapkan evaluasi untuk
anak
usia dini.
2.
Pengertian guru tentang perkembangan emosi anak usia dini
Guru memahami emosi sebagaimana aspek
perkembangan yang lain, namun
mereka
kurang memahami bahwa
ada keunikan dan variasi dalam
perkembangan
emosi anak, kalau anak menunjukkan
emosi yang berbeda dengan
anak yang lain di kelas maka
anak
tersebut dinilai sebagai anak
yang
sedang mengalami masalah.
Sebenarnya
guru cukup mampu mengenali
masing-masing anak yang berada
di kelasnya, dan guru membutuhkan
waktu
sekitar 2-4 minggu untuk
mengenal
masing-masing murid, dan
melalui amatan mereka mengenali
kondisi
murid. Namun mereka lebih
pada
kemampuan kognitif saja, karena
data
dilapangan menunjukkan bahwa
anak
dikenali sebagai anak yang
mempunyai
masalah apabila anak tidak
menunjukkan perilaku ataupun
kinerja
sebagaimana anak yang lain.
3.
Upaya guru untuk
menstimulasi perkembangan
emosi anak
Pelibatan
anak dalam pemberian stimulasi
kurang memadai. Padahal anak
belajar dari lingkungan tidak
hanya
mengikuti instruksi guru saja,
tetapi
lebih berasarkan pengalaman
yang
mereka temui dalam kesehariannya
Hsu
(2008).
Hal
ini terlihat
dari kegiatan yang banyak
digunakan
oleh guru dalam menstimulasi
anak,
yaitu dengan mendongeng,
berceritera
dan menggunakan kartu.
Ada beberapa guru yang menggunakan
kegiatan
menggambar atau menulis,
tetapi alasan pemberian kegiatan
tersebut lebih diarahkan
supaya
anak lancar membaca dan menulis.
K. Kelemahan Penelitian :
Kelemahan dalam penelitian
ini adalah bahwa pemahaman guru terhadap cara
memberikan stimulasi untuk
perkembangan emosi anak usia dini
masih
belum memadai, karena guru lebih
menekankan
pada pentingnya kemampuan
kognisi
pada anak, dan cenderung
mengabaikan
perkembangan emosi pada anak,
sehingga sangat memungkinkan
terjadinya
problem perkembangan pada
anak.
0 komentar