­

SEJARAH FILSAFAT

by - 10:49 PM

Sejarah Filsafat Yunani dimulai sekitar abad ke-6 SM. Zaman ini sering disebut juga sebagai zaman peralihan dari mitos ke logos. Sebelum masa ini, banyak orang yang bercerita tentang alam semesta dan kejadian di dalamnya terjadi berkat kuasa gaib dan adikodrati, seperti adanya kuasa para dewa-dewi. Mitos-mitos seperti ini kerap sekali ditemukan di dalam sastra-sastra Yunani.

PLATO

Plato (plateau) juga dapat berarti dataran tinggi.
  Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, penulis philosophical dialogues dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates.  Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal".

  Banyak sekali karya-karya Plato yang masih utuh lengkap.Pada umumnya tulisannya disusun dalam bentuk dialog. Barangkali karena pengaruh Socrates, yang kelihatannya memegang peranan penting dalam karya-karyanya. Begitu penting tempat yang diberikan kepada Socrates (serng dijadikan tokoh utama), sehingga karya-karya Plato itu dapat dipandang sebagai monumen bagi Socrates.
 
  Dari segala karyanya dapat diketahui bahwa Plato kenal para filsuf yang mendahuluinya. Seperti Herakleitos, Pythagoras, para filsuf Elea, terlebih para kaum sofis. Ingin sekali ia ikut berusaha menangani persoalan yang dihadapi oleh Herakleitos dan Parmenides. Herakleitos hanya mau mengakui gerak saja dan menolak segala gagasan tentang perhatian. Herakleitos berpendapat bahwa semuanya senantiasa dalam perubahan sedang pendapat Parmendeis yang berbanding terbalik dengan Herakleitos. 

Ciri-ciri karya Plato
Bersifat Sokratik
  Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya.

Berbentuk dialog
  Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.

Adanya mite-mite.
  Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi.

 Mite Dalam Dialog-dialog Plato
  Plato berpendapat bahwa mite (mythos) tidak bertentangan mutlak dengan rasio. Ada juga mite-mite yang mempunyai unsur-unsur kebenaran dan karena itu dapat digunakan dalam uraian filosofis. Plato mempergunakan seluruh bakatnya sebagai sastrawan dalam menciptakan mite yang memikat hati karena gaya puitisnya.
  Mite Plato yang termashur tentang penunggu-penunggu gua yang termuat dalam dialog Politeia yaitu mite gua.

 
Karya – Karya Plato

Sepanjang sejarah, karya-karya Plato diedit dan disalin ulang. Meski tanpa mesin cetak, para penulis dengan tekun menyalin ulang teks-teks Plato. Berikut ini adalah karya-karya Platon yang oleh para ahli dianggap otentik:

1.Masa Muda ( 399-390 SM) :
Hippias meizon (minor) Ion, Laches, Xarmides, Protagoras, Euthypron, Hippias elatton ( mainor), Apologia Sokratous, Kriton.

 
2. Masa Muda (399-390 SM) :
Gorgias, Menon, Euthydemos, Lysis, menexenos, Kratylos.
Karya ini dibuat saat Akademia sudah berdiri. Disini masih ada pengaruh pemikiran sokratik, tetapi ide-ide Plato mulai keluar seperti pengetahuan lewat anamnesis dan pentingnya pengetahuan matematis.

3. Dewasa ( 385-370 SM) : Phaidon, Symposion, Politeria, Phaidros, Republica
4. Masa Tua (370-348 SM) : Theaitetos, Parmenides, Sophistes, Politikos,Timaios, Kritias, Philebos, Nomoi, Surat VII.

Ajaran-ajaran Plato
 
1. Ajaran tentang Idea-idea
  Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang definisi. Idea yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern. Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea tidak diciptakan oleh pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang tergantung pada idea. Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita. Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut idea yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.
  Menurut Plato, ada dua macam dunia, yaitu dunia indrawi dan dunia idea 
a. Dunia Indrawi
  Dunia indrawi adalah dunia hitam yang mencakup benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita. Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam dunia indrawi ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak, dan dapat mati.

b. Dunia Idea
  Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".

2.Ajaran tentang Jiwa
 
  Plato menganggap jiwa sebagai pusat atau intisari kepribadian manusia. Dalam anggapannya tentang jiwa, Plato tidak saja dipengaruhi oleh Socrates, tetapi juga oleh Orfisme dan mazhab Pythagorian. Plato berkeyakinan teguh bahwa jiwa manusia bersifat baka. Keyakinan ini bersangkut paut dengan ajarannya tentang idea-idea. Jiwa pun mempunyai sifat-sifat yang sama seperti terdapat pada idea-idea.
           
   Jiwa dan tubuh dipandang sebagai dua kenyataan yang harus dibedakan dan dipisahkan. Jiwa berada sendiri. Bagiannya (atau fungsinya) ada tiga yaitu,
qbagian rasional yang dihubungkan dengan kebijaksanaan
qbagian kehendak atau keberanian yang dihubungkan dengan kegagahan
qbagian keinginan atau nafsu yang dihubungkan dengan pengendalian diri

Etik plato
 

Pemikiran Plato tentang Negara
 
  Menurut Plato Negara ideal menganut prinsip yang mementingkan kebajikan. Kebajikan menurut Plato adalah pengetahuan, apapun yang dilakukan atas nama Negara harus dengan tujuan untuk mencapai kebajikan. Atas dasar itulah kemudian Plato memandang perlunya kehidupan bernegara.

Menurut Plato, negara yang ideal terdiri dari tiga golongan:
a.golongan pertama, penjaga-penjaga yang sebenarnya atau filsuf-filsuf.
b.golongan kedua, pembantu-pembantu atau prajurit-prajurit, mereka ditugaskan menjamin keamanan negara dan mengawasi supaya warga negara tunduk pada filsuf-filsuf.
c.golongan ketiga terdiri dari petani-petani dan tukang-tukang yang menanggung kehidupan ekonomis bagi seluruh polis
 
 
KESIMPULAN

Sejarah filsafat Yunani dimulai sekitar abad ke-6 SM. Salah satu tokoh filsuf di Yunani adalah Plato. Plato adalah murid Socrates dan guru bagi Aristoteles. Beliau dikenal sebagai bapak filsafat Barat, karena Beliaulah orang yang pertama kali membukukan pemikiran-pemikiran filsafat. Diantaranya: Phaidon, Symposion, Politeria, Phaidros, Republica Dll.
  Diantara semua gagasan plato ada tiga gagasan yang paling terkenal yakni: Ajaran tentang ide, yang meliputi gagasannya tentang dualisme. Ajaran tentang Jiwa yang meliputi pembagian jiwa yakni Akal ( yang meliputi sifat kebijaksanaan ), kehendak (yang meliputi sifat keberanian), nafsu (yang meliputi sifat kesopanan). Ajaran tentang negara yakni yang mencakup tiga golongan. YaNg pertama, Pemimpin (filosof), yang kedua yaitu pelengkap atau pembantu (yang meliputi para prajurit yang bertugas untuk mengamankan negara). Yang ke tiga yaitu golongan pekerja (yang meliputi rakyat biasa petani yang bertugas membantu jalannya Ekonomi Negara).
  Mite Plato yang termashur tentang penunggu-penunggu gua
yang termuat dalam dialog Politeia yaitu mite gua.
  Plato juga mengungkapkan tentang etik, yang mana etik merupakan dasar dari pemikirannya yang bersifat intelektual dan rasional.

  Dengan pandangan plato tersebut menjadi acuan dan referensi perkembangan tentang filsafat ilmu hingga kini. Dengan teori dan pandangannya maka kita bisa mempelajari dan mengembangkan agar bermanfaat bagi kehidupan yang akan datang. Negara ideal menurut Plato adalah City State, Negara yang tidak terlalu luas dan tidak terlalu kecil. Negara luas akan sulit untuk menjaganya sementara negara kecil akan sulit dipertahankan karena mudah untuk dikuasa.




You May Also Like

0 komentar