Teori
plato tentang pengingatan kembali adalah teori yang berpendapat bahwa
pengetahuan adalah fungsi mengingat kembali informasi yang telah lebih dahulu
di peroleh. Teori ini diciptakan plato abad 5 SM. Ia mendasarkan pada
filsafat “alam ide”, dan keazalian jiwa. Plato yakin bahwa jiwa manusia ada
dalam bentuk jiwa yang berdiri sendiri, terlepas dari badan, dan sebelum badan
itu ada.
Karena
wujud jiwa itu bebas-sebebasnya dari materi, ia berhubungan dengan alam ide
yaitu realitas yang bebas dari materi. Ketika ia harus turun dengan alam
inmaterialnya untuk disatukan dengan badan dan dikaitkan dengannya di alam
materi.
Teori,
ini berdasarkan atas dua proposisi, pertama bahwa jiwa sudah ada sebelum
adanya badan di alam tinggi sebelum adanya alam materi. Kedua, pengetahuan
rasinal adalh tidak lain dari pengetahuan rasional yang tidak tetap di alam
yang lebih tinggi, yang oleh Plato disebut archetypes.
Kedua
proposisi itu salah seperti diterangkan oleh para kritikus filsafat plato. Jiwa
dalam arti filosofis rasional bukanlah sesuatu yang maujud secara terpisah dan
secara abstrak sebelum adanya badan. Ia adalah hasil gerak substansial di dalam
materi. Mula-mula jiwa mulai dengan gerak sebagai materi dengan sifat-sifat
materi dan tunduk kepada hukum-hukum materi. Dengan sarana gerak dan proses
penyempurnaan ini ia menjadi wujud inmaterial, tidak lagi bersifat material dan
tidak lagi tunduk dengan hukum material.
Konsep
filsafat jiwa inilah satu-satunya konsep yang dapat menjelaskan antara jiwa dan
materi antara jiwa dan badan. Sedangkan konsep Platonik yang mengasumsikan jiwa
sebagai sudah ada sebelum badan adalah konsep yang paling lemaha yang
menghubungkan hubungan antara badan dan jiwa tersebut. Juga, ia tidak
menjelaskan kondisi jiwa tersebut turun dari peringkatnya sendiri ke peringkat
materi. Di samping itu, pengetahuan rasional dapat dijelaskan dengan
menyisihkan pemikiran alam ide dari pembahasan, dengan apa yang telah
diuraikan.
Aristetoles
(abad ke-4 SM), mengungkapkan bahwa konsep-konsep indrawi itu sama dengan
konsep universal yang diketahui oleh pikiran sesudah mengabstrasikan
karakteristik individualnya dan menyisakan gagasan umumnya. Maka universal yang
kita persepsikan bukanlah realitas yang kita persepsikan di alam yang lebih
tinggi. Tetapi ia adalah bentuk manusia ini atau itu sesudah terkena proses
abstraksi yang dengan cara itu, gagasan universal disarikan dengannya.
0 komentar